Christ dan Julie menghempaskan tubuhnya bersamaan di sebuah sofa sebuah restoran, masih dengan wajah kesal karna gagal nonton lantaran telat sampai, dan itu jam terakhir tayang film yang diinginkan Julie. Saking kesalnya sampai membuat bibir wanita itu maju sedari tadi.
"Yaudah lah mau diapain lagi orang telat, besok kalo ada waktu lagi nonton" Hibur Christ akhirnya membuka suara.
"Kalo besok gimana?" Tanya Julie antusias dengan wajah penuh harap.
"Gak bisa besok aku bakal pulang malem nungguin vendor yang lagi benerin AC central gedung" Sahut Christ seraya mengambil buku menu dari pelayan yang tadi datang menghampiri mereka.
"Ck! Tinggal bilang aja calon mantu pak Jendral ngidam nonton bioskop" Julie berdecik asal.
Entah kenapa mendengar jawaban Julie yang asal bunyi membuat Christ tersenyum dari balik buku menu yang dia baca.
Calon mantu?
Hmm
Sepertinya bukan ide yang buruk.
Tak lama berselang setelah masing-masing memesan makanan dan minuman pelayan kembali meninggalkan mereka.
"Jangan besok pokoknya lagian besok bakal jadi hari yang panjang, selain bakal nungguin vendor yang service ac sore ampe malam, paginya meeting sama Tenant. Mana jam makan siang besok aku udah keburu janjian ama bengkel buat service mobil dari jauh-jauh hari."
"Makannya ganti itu mobil, udah harus masuk musium" Cibir Julie tak mau kalah.
"Sembarangan, itu mobil aku beli pake hasil keringet ku loh...."
"Kan tinggal minta pak Jendral beliin toh gampang, punya bapak petinggi kan pasti duitnya banyak."
"Mulutmu itu loh Jul!" Protes Christ seraya mencubit bibir Julie dengan gemas.
"Aku kan cuma jujur, coba aku jadi kamu" Ujar Julie dengan seringai liciknya. "Gak kaya kamu yang bahkan selain temen deket mana ada yang tau kamu anaknya petinggi polisi." Lanjut Julie lagi masih berapi-api.
Christ mendengus pelan, "Aku lebih suka jadi diriku sendiri tanpa bawa nama orang tua, lagian papa juga bakal lebih respect sama aku kalo aku bisa buktiin sama beliau. Kalo aku bisa berdiri dengan kakiku dan papa bangga itu. Lagian ngapain orang pada tau, nanti pas aku bikin kesalahan beban malunya itu lebih berat, kalo gak ada yang tau kan santai aja, iya gak?" Celoteh Christ dengan senyum lebar menghiasi bibirnya.
Julie malah memutar bola matanya jengah sambil menggerutu. "Gak asik!."
"Hahh dasar perempuan mikirnya instan melulu." Gumam Christ seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Pembicaraan terhenti sebentar ketika ada pelayan datang mengantarkan makanan yang mereka pesan. Christ meminum teh hangatnya sekilas dia melihat Julie yang nenatap nasi goreng pesanannya dengan tatapan kecewa. "Kenapa tadi gak bilang mbaknya suruh jangan pake telor nasi gorengnya?" Kata Christ sambil menukar sop buntut pesananya dengan nasi goreng Julie.
"Lupa." Jawab Julie cepat dengan senyum bodohnya. "Christ emang juara deh!." Lanjutnya dengan suara yang dibuat semanja mungkin.
Dan itu kelakuan Julie itu hampir membuat Christ tersendak makanannya sampai jadi terbatuk-batuk kecil. "Lagi tadi kenapa sih kamu gak mau nonton film yang lain aja."
"Gak mau, pilihannya kan tadi cuma film horor. Kita bedua kan sama-sama penakut, terakhir kali kita nonton film horor kamu susah tidur terus aku nginep tempat kamu karna takut sendirian."
Christ hanya manggut-manggut sambil berusaha menggulungkan lengan kemejanya sebatas siku. Sekilas Julie bisa melihat tatto di bagian dalam tangannya tepat diatas pergelangan tangan sampai siku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Me And You, Or....Her?✓ (Revisi)
General FictionFor adult 21+++ Ketika ketulusan dan penantian panjangmu dihadapkan pada sebuah pilihan dan kenyataan. Antara kesedihan dan hasrat, manakah yang kamu pilih? Bakal ada beberapa yang di privat karna megandung adegan dewasa, kalo mau baca bisa follow...