4.

20 3 0
                                    

Alvin membuka matanya. Ruangan bercat putih menyambutnya begitu ia membuka mata. Ah dia ketiduran rupanya. Lantas kemana Dr.Hanung? Seingatnya temannya itu tadi sedang mengerjakan dokumen-dokumen di samping ranjangnya.

Alvin menghela nafas dan beranjak ke pintu untuk mengambil jas hitamnya.

"Rupanya kau sudah bangun", suara ramah Dr.Hanung langsung menyapa telinga nya. Ternyata dokter itu baru saja dari toilet.

Alvin mengangguk.

Dr.Hanung tersenyum dan duduk di meja kerjanya. Mengurus obat-obatan dan data rumah sakit yang harus diurusnya.

"Aku pulang sekarang Han, nanti aku hubungi begitu sampai rumah", ujar Alvin sambil memakai jasnya kembali.

"Ah kau seperti kekasihku saja. Jangan terlalu perhatian. Aku tak secepat itu merindukanmu", Dr.Hanung mengajak bergurau.

Alvin tersenyum, lantas mengangkat bahu, "Entahlah, aku hanya ingin menunjukkan kalau aku belum mati dan masih bisa selamat sampai di rumah saja"

Dr.Hanung terdiam sebelum akhirnya tertawa pelan, "Aku tak terima kalau kau mati sebagai perjaka. Ah yang penting jangan lupa minum obatmu"

Alvin mengangguk dan melempar sebuah kertas yang dengan luar biasanya bisa tepat sasana -di atas meja kerja Dr.Hanung. Sebuah surat undangan.

"Lissy akan menikah beberapa minggu lagi. Itu undanganmu", ujar Alvin yang kemudian segera keluar dari ruangan. Meninggalkan Dr.Hanung yang masih termenung.

"Astaga Lissy? Si model itu? Ah mantanmu saja sudah secepat itu melupakanmu tapi kau malah belum beranjak sedikitpun. Yah kenangan masa lalu memang susah dilepaskan", Dr.Hanung meraih undangan itu dan membacanya.

"Jonie? Ah nama calon suamimu imut sekali Lissy", Dr.Hanung tersenyum dan menyimpan undangan itu di dalam tasnya.

"Ah benar. Aku harus memberi tahu Theressa untuk mengosongkan jadwalnya", Dr.Hanung meraih ponselnya dan menghubungi kekasihnya. Theressa harus menemaninya ke pernikahan Lissy-teman kuliahnya. Tidak mungkin juga kan dia hadir hanya berdua dengan Alvin. Bisa dibilang bujang lapuk kalau kemana-mana hanya dengan Alvin. Urusan Alvin akan datang bersama siapa itu biar jadi urusan Alim sendiri. Toh pria itu juga belum tentu akan datang.
****

Jangan bilang gak nyambung sama part yang sebelumnya. Karena..
Ya emang iya wkwk.

Bercanda.

Eh kagak juga sih. Aku terlalu bersemangat jadi alurnya sedikit loncat² dan pendek².

Ah semoga aja dengan berjalannya waktu makin baik deh.

@lalamendung
Yang hatinya sedang mendung

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KEMBALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang