= Menguak kembali rasa itu =

99 30 3
                                    


"Karena setitik kenangan lewat mimpi, mampu mengusik rasa yang coba dikubur dalam. Mengangkatnya kembali, memenuhi pikiran kembali, dan sekarang menjadi lebih parah sebab rasa itu kembali mendominasi hati. Mencoba menguburnya kembali, namun terlalu sulit."

Pernahkah kalian memiliki seseorang yang amat sangat dekat (dulu) dan kini terlanjur masuk terlalu dalam hingga ke dasar hati?

Jika pernah, mungkin apa yang aku rasakan akan kalian rasakan juga.

Orang yang membuat kita merasakan cinta dan kecewa secara bersamaan, kenyataannya memang sulit untuk dihapus begitu saja.

Keyakinan yang coba dibangun.
Dinding yang coba dibuat.
Hati yang coba dibentengi.
Mungkinkah semudah itu dihancurkan begitu saja?

Mimpi sialan itu, kenapa harus hadir lagi?

Jika dulu itu merupakan mimpi terindah, karena bunga akan hadir dan matahari akan bersinar setelahnya.
Aku bahagia.

Tapi, tidak untuk sekarang!
Rasanya kembali sesak!
Bukan sesak karena Rindu! Bukan!

Aku benci!
Ya, benci.

Entah aku membenci apa?
Membenci dirimu ataukah keadaan dan takdir?

Aku tidak tau!

Aku muak saat melihat wajahmu.
Muak saat membaca namamu.
Muak mendengar suaramu.
Dan hanya rasa muak lainnya yang ada tentang dirimu.

Entah itu bisa diartikan sebagai apa?
Aku tidak tau apakah itu wujud benci? Ataukah sebuah rasa yang lain?

Satu hal yang jelas, melupakan semuanya selalu jadi pilihan. Mencoba tidak lagi peduli pada banyaknya kebahagiaan dan senyuman yang bersama kita lalui (dulu).

Kecewa membuat segalanya berubah!

Menangis bukan lagi pilihan, dan sepertinya aku tidak pernah memilih itu!

So, lupakan!

Jika melupakan terlalu sulit, maka melepaskan adalah cara terbaik.
Meskipun aku tau bahwa melepaskan juga tidak semudah yang dibayangkan, setidaknya kita mencoba terbebas dari Rasa yang berujung Sesak.

- Dariku untuk diriku sendiri, atau mungkin Dariku untuk kita semua.

- Dia yang menyebabkan semua ini ada, semoga selalu diberikan kebahagian dimana pun dia berada.

Cukup satu hati yang patah, jangan ulangi dan membuat hati lainnya merasakan hal yang sama.

Karena seberapa besar pun usaha untuk memperbaiki semuanya, luka tetap luka.

Seberapa giat pun kamu menyembuhkannya, namun bekas teteplah bekas.

Seberapa rapinya kamu menyamarkannya lagi, bekasnya akan tetap ada walaupun seperti setitik noda hitam pada pakaian hitam. Tidak terlihat, namun tetap ada.

Belajarlah dari perumpamaan "kertas, sekali diremas dia tidak akan kembali sempurna" begitulah hati dan kepercayaan seseorang.

Terima kasih sudah datang dan memberikan sebuah pelajaran, bagaimana pun rasanya. Aku tetap bersyukur, setidaknya Tuhan mencegah sesuatu yang memang seharusnya tidak menjadi bagian dariku di masa depan.

Meskipun aku tidak tau apakah ada kemungkinan lain tentang ini. Tugas kita hanya menjalani takdir yang ditetapkan oleh-Nya.

Terima kasih untuk yang kesekian kalinya. Untukmu yang pernah melalui banyak hal bersama-sama dalam kata kita.











— Naluri —

NALURI [Quotes]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang