Hola!!
**
"MANG KUMIISSSS.. Tunggu.. Hah hah hah"Tidak mengherankan lagi jika Dea selalu hampir atau bahkan terlambat masuk sekolah. Lihat saja penampilan gadis itu sekarang, roti dengan selai coklat masih tersisa separuh di mulutnya, sisir rambut masih menancap di rambutnya, seragam belum di masukan, ikat pinggang belum di kaitkan dan tali sepatu yang belum terikat. Untung saja dia memakai seragam, jika tidak, mungkin kejadian 10 hari yang lalu bakal terulang pagi ini.
Ya, 10 hari yang lalu Dea sempat terciduk oleh petugas satpol PP karena di kira orang gila. Jadilah pagi-pagi dia sudah membuat Guru Botaknya uring-uringan karena terpaksa menjemput sekaligus meyakinkan petugas rumah sakit jiwa jika gadis dengan penampilan jauh dari kata 'normalnya siswi' ini adalah murid 'kesayangan' nya.
Maklum saja, saat itu Dea memakai atasan piyama dengan bawahan rok seragam plus training olahraga. Rambutnya acak-acakan, dan ada bekas pulau di pipinya. Ohya satu lagi, ada tambang emas di ujung matanya.
"haduh haduh neng ini kok selalu saja terlambat. Mang ujang sampai bosan dengar teriakannya neng tiap pagi. Mana nggak ada cantik-cantiknya pula. Mbok ya disisir dulu itu rambutnya" protes penjaga sekolah dengan logat sundanya yang kerap di panggil 'mang kumis' dengan Dea. Alasannya sudah pasti karena mang ujang itu berkumis tebal.
"hehehe.. ntar kalo Dea cantik, mang kumis bisa naksir loh.. Kan gawat" jawab Dea asal.
"iih neng mah, nggak mungkin atuh. Sudah sana masuk. Nanti ketahuan pak Guru bisa di hukum lagi loh"
"okeh mang, makasih ya. Mang kumis ganteng deh kalau masih bukain gerbang buat Dea. Heheh" goda Dea sembari melambaikan tanganya riang.
Mang ujang hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Dea, gadis itu selalu ceria kecuali jika terkena hukuman dari 'Guru Botak'nya.
***
Lirik lagu 'Anpaman' milik boygrup BTS asal Korsel menjadi pilihan Dea pagi ini. Mulutnya berkomat kamit melantunkan lirik lagu tersebut. Meskipun sesekali mengunyah roti yang baru separuh tertelan oleh tenggorokannya. Telinganya tertutup headphone besar berlogo pintu tertutup. Ah itu logo BTS kesayangannya. Tangan kanannya memegang roti dan tangan kirinya mengayun-ayun selayaknya pemandu orkestra.'Mulailah hari dengan riang' . Itu salah satu motto hidupnya. Bahkan kini kakinya ikut melompat-lompat kecil. Sekali lagi, dia masa bodoh dengan tatapan dan anggapan murid lainnya.
Saat melintasi pintu coklat berlabel 1-A tiba-tiba tangannya di tarik masuk. Demi warna kulit spongebob, kelas ini bukan kelasnya. Siapa mahluk yang berani-beraninya hampir membuatnya mati karena tersedak roti favoritenya?
"eh De, berita itu beneran?" tanya Hana tanpa peduli Dea yang terbatuk-batuk.
"loe gila ya, gue hampir mati kesedak dan loe cuma mau mastiin berita V sama si Yoona? Nggak, itu nggak bener. Gue nggak ridho, nggak ikhlas pokoknya V milik gue. Titik" jawab Dea menggebuh.
"eh iler, gue nggak peduli ama tuh kpop-kpop loe. Yang gue tanya, berita loe nembak si Hary. Loe emang beneran suka sama dia? Bukannya loe sukanya ama pangeran RomRom loe ya?" jelas Hana sembari mendorong pelan dahi Dea dengan telunjuknya.
"WHAT?? Demi kerang ajaib, kapan gue nembak tuh bocah?. Bayangin berduaan ama dia aja gue langsung wudhu 7 kali. Hiii jijay" sanggah Dea lengkap dengan gestur jijik ala artis-artis lebay yang pernah di tontonya di tv.
"Siapa yang nebarin tuh berita hoax? Bakat jadi netizen banget. Mulutnya nggak lolos sensor itu. Wah wah" lanjutnya .
Tangan Dea sudah mengepal dan memukul-mukul udara. Emosi? Tentu saja.
"si Hary sendiri yang bilang. Katanya kemarin pas pulang loe ngajakin dia ketemuan di gang belakang halte. Terus loe mau grepe-grepe dia pas dia nolak loe" jawab Hana sembari menarik Dea keluar kelas 1-A. Ah ya 1-A itu kelas Faby sahabat mereka berdua.
"Wah wah.. Minta di hajar lagi tuh bocah. Jadi kemarin kurang ya. Okeh tunggu aja ntar. Abis loe ama gue" sumpah serapah asal bibir Dea kembali lagi pagi ini. sepertinya motto 'Mulailah hari dengan Riang' nya akan dia singkirkan hari ini.
Khusus hari ini dia membuat motto baru 'Mulailah hari ini dengan menghajar Hary Wasesa'.
***
Bibir Dea setia menampilkan seringai 'yang berarti buruk' menurut Hana. Seringai yang artinya akan ada pembantaian hari ini. Dan Hana tau siapa korbannya.Setengah jam yang lalu, saat pelajaran masih berlangsung, Dea menceritakan semua yang dia alami selama pulang sekolah kemarin. Termasuk kejadian Hary yang mengoloknya dan Dea yang menghajar Hary berserta kawananya. Tentu saja Hana tidak heran jika sahabat sejak dia masih ingusan ini mampu mengalahkan 3 'biang sekolah' itu.
Yang Hana heran, si Hary kok nggak ada takutnya? Masih berani menebar gosip gila seperti tadi.
Tuh anak bener-bener cari mati. Batin Hana kala selesai mendengar cerita Dea.
"De, gue cuma mau ngingetin nih ya. Jangan nge-full- in kekuatan loe ya. Ntar kalo pangeran RomRom loe denger kelakuan loe gimana? Bisa-bisa loe di coret dari daftar calon ratunya" bisik Hana pelan.
"Dea, Hana kalo sekali lagi bapak denger kalian bisik-bisik lagi, bapak suruh kalian kunciran 200 biji. Mau?"
Kalian pasti tau siapa guru itu.
"ampun pak" sesal Hana. Sementara Dea tetep dengan ekspresi serigainya.
***
" 1 2 1 2 1 2"
Derap langkah lari milik anggota ekstrakulikuler karate sukses mengisi lapangan volly SMK Nusantara. Ruangan itu kini di dominasi warna putih, tentu saja karena seragan mereka.Tidak semua anggota ikut berlari. Beberapa anggota dengan tingkatan sabuk coklat keatas hanya berdiri mengawasi kedisiplinan anggota tingkat dibawahnya.
Beberapa lagi ada yang pemanasan dengan memukul-mukul tinjunya kedepan.
"Berkumpul!" seru Darma, siswa kelas 2 dengan tingakatan sabuk hitam.
Semua anggota langsung mematuhinya. Tentu saja karena dia salah satu senior yang beberapa kali memenangkan lomba tingkat kabupaten mewakili sekolah.
"Dengar, hari ini sang pengharum karate sekolah kita kembali bergabung ikut latihan. Kalian semua, ikuti arahannya karena dia guru terbaik menurut saya pribadi. Kalian bisa belajar banyak teknik darinya dan jangan menantangnya jika kalian masih sayang nyawa. Mengerti kalian ?!"
"Mengerti" jawab mereka serempak.
"oh, kau sudah datang" sambut Darma sopan. Meskipun dia tau jika 'guru'nya ini lebih muda dari dia, tapi dia sangat menghargai gurunya ini.
"Hai, senang bertemu kalian" sapa sang pengharum karate ramah.
Sementara itu, sepasang mata di barisan tengah, sukses membola.
Mati aku. Batinnya
"Al-Dea?" ucap Hary terbata.
"oh, kau tau namaku. Senang berjumpa denganmu lagi. Ha-Ry" balas Dea sukses dengan seringai mematikannya.
***
Dede02x01x19
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Husband
Romance"Gue liat bos loe di sekolah Risky" ucap Hanna diseberang telpon. "Ah palingan juga dia ambil rapot adiknya" Jawab Dea tetap menarikan jemarinya pada Keyboard. "Dia pakai seragam kayak Risky De" "Oh itu pilihan gue tadi pa- tunggu dia pakai apa?" K...