4

4.4K 232 8
                                    

holaaa get marosss....

****

9 Tahun Kemudian

"DEAAAA...!!"

"Aish ... apalagi sekarang??" dengan langkah malas dan mata masih setengah terpejam, gadis berumur 24 tahun itu menuju ruang berkaca buram yang berada tepat disamping meja kerjanya. Dibukanya pintu buram itu dan sukses membuatnya terperangah. Baru 1 jam yang lalu Dea membersihkannya, dan sekarang ruangan Managernya itu kembali seperti habis terkena badai.

Dea menghempuskan nafas kasar untuk meredam amarahnya. Sementara itu, disudut ruangan tersebut, sang manager tengah berjongkok diatas kursi berodanya.  Mata managernya menatap ngeri pada satu mahluk kecil berwarna coklat berantena yang ada dibawah meja kerjanya.

"Apa lagi sekarang?!" tanya Dea ketus. Bukan hal yang tabuh lagi jika Dea berani melawan atau bahkan memaki atasanya itu. Tentu saja karena kinerja Dea yang bagus dan sangat diandalkan oleh sang manager, jadilah sang manager malah takluk dibawah gadis yang umurnya dibawahnya 5 tahun itu.

"Itu... itu ada kecoak dibawa mejaku" kata sang manager bername tag Ken Aru sembari mengarahkan jari telunjuknya kebawah meja.

"Hah? kau menganggu tidur siangku dan mengacak-ngacak ruanganmu hanya karena seekor kecoak? huft...sabar Dea. Demi Tuhan Ken, aku baru membersihkannya sejam yang lalu, kau tau tidak seperti apa wujud ruanganmu sebelum kau selesai meeting tadi? kau bahkan tak akan bisa melihat lantai. Sofa mu.. sofamu bahkan ada BH disana. Aku lelah kau tau?"

Oke, Dea sudah menyerah terhadap atasannya sekarang. Si Ken itu sudah dinobatkan Dea sebagai iblis merepotkan yang tak dapat merubah kelakuannya. Dan sebagai Asistantnya, dia ingin mengundurkan diri sekarang juga.

Dea segera beranjak menginggalkan ruangan itu, tangannya sudah akan memutar handle pintu jika tangan yang satuya tidak ditarik Ken. Dengan raut muka masam, Dea menatap pria yang sukses membuat moodnya hancur lebur.

"Hei Dea, kau... mau kemana? maafkan aku, oke? tadi itu bukan hanya kecoak. Dia.. Dia kecoak terbang. Dia terbang mengelilingi mejaku. Kau tahu, matanya melihatku seperti akan menembakkan sinar laser. Ohya, antena.. antenanya seperti tengah memanggil kawanannya. Dia sangat menakutkan kan?" Jelas Ken menggebuh sembari menirukan adegan kecoak dengan mata dan telunjuknya yang dia letakkan diatas dahinya.

Dea hanya memandang bosan penjelasan Ken. Tangan kanannya mendorong tangan Ken yang bertengger di tangan kirinya. Sekali lagi, menatap tajam Ken lalu benar-benar keluar dari ruangan itu.

Ken hanya bisa menatap horor kepergian Dea. Sudah jelas akan buruk akibatnya jika gadis itu meninggalkannya dalam keadaan marah. Bisa-bisa asistannya itu minta ganti atasan pada HRD atau paling buruknya menyerahkan surat pengunduran diri. Dan itu sama seperti mengundang malaikat pencabut nyawa kedepannya.

Dea itu karyawan kesayangan Ibu HRD yang notabennya ibu dari Ken. Sudah sangat jelas jika Ratih -ibu Ken- tengah gencar-gencarnya menjodohkannya dengan Dea. Tapi kembali lagi pada Dea yang cuek dan seolah tak menanggapi kode-kode yang diberikan Ratih. Sementara Ken, tetap dengan kebiasannya bermain perempuan.

Sekali lagi mencoba beruntungan, Ken kembali menarik Dea sebelum gadis itu melewati meja kerjanya sendiri.

"Baiklah. Kali ini aku minta maaf dengan tulus. Dan akan menurut padamu. Jangan pergi, kumohon. Kau tak kasian  jika Ibuku membantaiku?" ujar Ken memelas lengkap dengan puppy eye miliknya.

"Tidak. Aku akan sangat berterima kasih pada ibu Ratih jika beliau membantaimu hari ini. Setidaknya penjahat kelamin didunia ini akan berkurang 1" jawab Dea enteng.

My Little HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang