Bagian 4

2.4K 81 2
                                    

Kisah Nabi Muhammad SAW
(Bagian4)

Terusirnya Yahudi 1

TERUSIRNYA YAHUDI BANI AN-NADHIR DARI MADINAH

Setelah hijrah ke Madinah, Rasulullah hidup di lingkungan yang lebih majemuk dibandingkan sewaktu beliau berada di kampung halamannya Mekah. Selain tinggal bersama orang-orang musyrik Arab, Rasulullah juga hidup bertetangga dengan ahlul kitab dari kalangan Yahudi. Di antara kabilah Yahudi yang tinggal di Madinah adalah kabilah Bani an-Nadhir.

Sebagai penguasa Madinah, Rasulullah menetapkan beberapa aturan dalam muamalah masyarakat yang heterogen ini. Beliau juga mengikat perjanjian dengan beberapa kabilah Yahudi termasuk Bani an-Nadhir. Namun demikianlah orang-orang Yahudi, mereka tidak pandai memegang janji. Akhirnya mereka pun terusir dari Kota Madinah.

Siapakah Bani an-Nadhir?

Bani Nadhir adalah kabilah Yahudi yang tinggal di wilayah Utara Jazirah Arab, di sebuah oase yang dahulu dikenal dengan nama Yatsrib. Mereka tinggal di wilayah tersebut hingga nama kota itu berganti dengan Madinah an-Nabawiyah. Pada abad ke-7 M, mereka pun terusir dari wilayah yang telah lama mereka diami karena penghianatan perjanjian yang mereka lakukan.

Sebelum kedatangan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di Kota Madinah, kabilah-kabilah Yahudi seperti Bani Qainuqa’, Bani Quraizhah, dan Bani Nadhir sering terlibat perselisihan bahkan peperangan dengan kabilah-kabilah besar Arab di sana, semisal Aus dan Khazraj. Di antara mereka ada yang bersekutu dengan Aus untuk memerangi Khazraj, demikian pula sebaliknya ada yang bersekutu dengan Khazraj untuk memerangi Bani Aus. Sampai suatu hari orang-orang Yahudi Yatsrib ini berdoa,

اللهم ابعث هذا النبي الذي نجده مكتوبا عندنا حتى نغلب المشركين ونقتلهم

“Ya Allah, utuslah kepada kami seorang Nabi yang kami dapati tercatat dalam kitab kami (Taurat), hingga kami bisa mengalahkan dan membunuh orang-orang musyrik (Arab).”

Mereka berdoa agar Allah mengutus Rasul kepada mereka. Tatkala Allah mengutus Rasul tersebut dari bangsa Arab bukan dari kalangan mereka, mereka pun mengkufurinya karena hasadnya mereka terhadap bangsa Arab. Walaupun mereka mengetahui bahwa laki-laki Arab itu (Nabi Muhammad) adalah utusan Allah.

Hal ini sesuai dengan firman Allah Ta’ala,

وَلَمَّا جَاءَهُمْ كِتَابٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ وَكَانُوا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُمْ مَا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ ۚ فَلَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الْكَافِرِينَ

“Dan setelah datang kepada mereka Al Quran dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu.” (QS. Al-Baqarah: 89).

Sebab Terusirnya Bani Nadhir dari Madinah

Ada beberapa sebab yang melatar-belakangi terusirnya Bani Nadhir dari Kota Madinah, di antaranya:

Pertama, Bani Nadhir merusak perjanjian mereka dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambahwasanya mereka tidak akan mengganggu dan melakukan tindakan ofensif terhadap umat Islam. Tidak hanya mengganggu umat Islam, Bani Nadhir menjalin persengkongkolan dengan kafir Quraisy untuk memerangi Rasulullah dan para sahabatnya. Salah seorang tokoh Bani Nadhir yang bernama Salam bin Misykam mengadakan pertemuan dengan Abu Sufyan untuk mengabarkan tentang keadaan kaum muslimin di Madinah.

Sejarah Rasulullah [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang