Bagian 5

2.2K 78 0
                                    


Kisah Nabi Muhammad SAW
(Bagian 5)

Peperangan

PEPERANGAN DI MASA RASULULLAH

Perang adalah sesuatu yang tidak disukai oleh jiwa manusia. Karena dalam peperangan manusia dihadapkan dengan kesusahan fisik dan mental. Perang juga memisahkan manusia dari keluarga dan kerabat. Bahkan perang bisa berakibat berpisahnya ruh dari jasadnya. Allah Ta’ala berfirman,

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تَكْرَهُواْ شَيْئاً وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تُحِبُّواْ شَيْئاً وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).

Bertolak belakang dengan keinginan jiwa manusia, realitanya perang selalu mengiringi kehidupan mereka. Perang selalu terjadi dalam kurun perjalanan sejarah dengan motif dan tujuan yang beragam. Ada yang berperang karena memperebutkan sumber daya, ada pula karena ambisi merebut dunia, bahkan perang pun terjadi karena kisah cinta laki-laki dan wanita. Artinya, perang adalah sebuah keniscayaan.

Banyak agama dan aliran kepercayaan menolak kalau mereka dianggap mengajarkan peperangan, meskipun faktanya mereka telah melakukan pembantaian. Sementara agama Islam secara jujur menyatakan perang termaktub dalam fikihnya. Keniscayaan perang ditata dan diatur dalam Islam dengan penuh kebijaksanaan dan kemuliaan. Islam mengajarkan perang yang penuh adab dan akhlak. Islam mengajarkan perang yang bernilai ibadah, bukan membantai, membunuh membabi buta, penuh dendam dan kezaliman. Islam mengajarkan perang yang berkonsekuensi hidup mulia atau wafat menjemput syahadah, bukan kemenangan yang menindas dan kekalahan yang hina. Oleh karena itu, Ali bin al-Hasan mengatakan,

كُنَّا نُعَلَّمُ مَغَازِيَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسَرَايَاهُ كَمَا نُعَلَّمُ السُّورَةَ مِنَ الْقُرْآنِ

“Kami mempelajari (kisah) peperangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan perjalanan hidup beliau sebagaimana kami mempelajari surat di dalam Alquran.” (al-Jami’ li-l Akhlaqi-r Rawi wa Adabu-s Sami’ li-l Khatib, No. 1616).

Pada tulisan kali ini, penulis tidak membahas hikmah dari peperangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tulisan ini hanya merupakan catatan ringkas dari peperangan yang terjadi di zaman beliaushallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagai titik mula bagi para pembaca untuk mempelajari dan mengkaji kisah-kisah peperangan Rasulullah lebih mendalam lagi.

Ibnu Hisyam menyatakan ada 27 peperangan yang terjadi di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun hanya tujuh di antaranya yang terjadi kontak senjata yakni pada Perang Badar II, Uhud, Khandaq, Bani Quraizhah, Bani Musthaliq, Thaif, dan Hunain.

Berikut ini cuplikan dari peperangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Pertama: Perang Waddan atau Perang al-Abwa.

Perang ini terjadi pada bulan Shafar tahun 2 H/623 M. Waddan adalah suatu daerah yang terletak 250 Km di Tenggara Kota Madinah. Jumlah pasukan Islam dalam perang ini sebanyak 70 orang dari kalangan sahabat Muhajirin saja. Dan dipimpin langsung oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Sejarah Rasulullah [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang