Kisah Nabi Muhammad SAW
(Bagian 3)
Awal Mula Turunya Wahyu
SEBERKAS SINAR AWAL MULA KENABIAN MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM
AWAL MULA DITURUNKANNYA WAHYU
Al-Imam al-Bukhari dan Imam Muslim dalam Shahih mereka mencantumkan sebuah kisah agung yang sarat dengan pelajaran dan ibrah, bersumber dari Ummul Mukminin Aisyah radhiallahu ‘anha, dia bercerita bahwa:
Awal mula diturunkannya wahyu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah dengan diperlihatkannya kepada beliau mimpi yang baik. Dan tidaklah beliau bermimpi melainkan mimpi itu seperti terangnya waktu subuh. Lalu timbul kesenangan untuk berkhalwah (menyepi), maka beliau pun menyendiri di Gua Hira.
Beliau beribadah beberapa malam di sana sebelum kembali kepada keluarganya dan meminta bekal secukupnya, setelah itu beliau pun kembali kepada Khadijah radhiallahu ‘anha, dan berbekal kembali secukupnya sampai datang al-haq kepadanya ketika beliau berada di Gua Hira.
Maka datanglah seorang malaikat seraya mengatakan, “Bacalah!” beliau menjawab, “Saya tidak dapat membaca.” Lalu dia (malaikat) menarikku dan mendekapku dengan erat hingga aku merasa kepayahan, lalu ia melepasku. Kembali ia mengatakan, “Bacalah!” beliau menjawab, “Saya tidak dapat membaca.” Lalu dia (malaikat) menarikku untuk kedua kalinya dan mendekapku dengan erat hingga aku merasa kepayahan lalu ia melepaskanku. Dia tetap memerintahkan, “Bacalah!” Beliau menjawab, “Saya tidak bisa membaca.” Lalu dia (malaikat) menarikku untuk ketiga kalinya dan mendekapku dengan erat hingga aku merasa kepayahan, lalu melepaskanku kemudian mengatakan,
“Bacalah dengan (menyebut) Nama Robbmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Robbmulah yang Maha pemurah.”
Kemudian beliau pulang dalam keadaan hatinya gemetar ketakutan. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallammenemui Khadijah binti Huwailid seraya berkata, “Selimuti aku, selimuti aku.” Maka beliau pun diselimuti hingga hilang dari diri beliau rasa takut tersebut. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bercerita kepada Khadijah tentang kejadian yang dialaminya, beliau mengadukan: “Sungguh aku mengkhawatirkan diriku,” jawab khodijah menenangkan: “Demi Allah Subhanahu wa Ta’ala, janganlah engkau merasa khawatir, Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah akan merendahkanmu selamanya, sesungguhnya engkau adalah seorang yang menyambung tali silaturahmi, engkau telah memikul beban orang lain, engkau suka membantu seorang yang kesulitan, engkau menjamu para tamu, dan selalu membela kebenaran.”
Lalu ia mengajak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menemui Waroqoh bin Naufal bin Asad bin Abdil Uzza anak paman Khadijah, dan beliau adalah seorang Nashrani pada masa jahiliyyah. Waroqoh pandai menulis kitab dengan bahasa Ibrani, maka Ia pun menulis Injil dengan bahasa Ibrani sesuai dengan kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Waroqoh adalah seorang yang telah lanjut usia lagi buta, maka Khadijah berkata kepada beliau: “Wahai anak pamanku, dengarkanlah apa yang akan disampaikan oleh anak saudaramu (keponakan) ini,” lalu Ia mengatakan: “Wahai keponakanku, kejadian apa yang telah engkau lihat? Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan semua peristiwa yang beliau alami? Mendengar penuturan itu lantas Waroqoh mengatakan: sesungguhnya dia adalah Namus yang dahulu juga telah mendatangi Musa. Aduhai seandainya di saat-saat itu aku masih muda, dan seandainya kelak aku masih hidup tatkala engkau diusir oleh kaummu.” Lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallammengatakan: “Apakah mereka akan mengusirku..?!!” Ia menjawab, “Benar, tidaklah datang seorang pun yang membawa ajaran seperti apa yang engkau bawa melainkan ia akan diusir, dan seandainya aku menjumpai hari itu, aku akan menolongmu dengan sekuat tenaga.” Tidak berselang lama Waroqoh pun meninggal dunia, dan wahyu tengah terputus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejarah Rasulullah [COMPLETED]
AdventureSejarah Rasulullah shallallahu alaihi wasalam