Kisah Nabi Muhammad SAW
(Bagian 6)17 Ramadhan
17 RAMADHAN: PERANG BADAR
Setelah umat Islam mengalami intimidasi, kesulitan, dan duka meninggalkan kampung halaman mereka di Mekah. Meninggalkan harta dan keluarga di sana. Rasulullah ﷺ mengadakan rencana penyergapan kafilah Quraisy. Hal itu merupakan respon dari permusuhan yang mereka lakukan selama ini. Para sahabat Muhajirin dan Anshar pun berkumpul dan bersiaga melakukan penyergapan.
Namun rencana dan persiapan matang bukanlah sesuatu yang pasti terjadi. Manusia sekelas Rasulullah ﷺ pun hanya mampu berencana, namun Allah ﷻ melakukan apa yang Dia kehendaki. Penyergapan gagal. Kafilah dagang yang dipimpin oleh Abu Sufyan bin Harb berhasil melarikan diri. Malah Quraisy berbalik melakukan persiapan matang untuk berperang. Mereka hendak memberi pelajaran kelompok kecil kaum muslimin agar orang-orang se-Jazirah Arab jangan pernah meremehkan Quraisy. Begitu kata Abu Jahal.
Nabi ﷺ bersama para sahabatnya keluar dari Madinah pada tanggal 12 Ramadhan tahun 2 H. Beliau ﷺ tidak mewajibkan setiap kaum muslimin untuk ambil bagian menuju Badar. Karena keberangkatan ini hanya bertujuan menyergap kafilah Quraisy bukan untuk berperang. Hanya untuk menghadang kafilah yang membawa 1000 onta, 50.000 dinar emas, dan hanya dijaga oleh 40 orang. Tentu saja hal ini sebagai balasan dari perbuatan Quraisy yang telah merampas harta mereka selama di Mekah. Namun sayang, rencana ini berhasil diketahui Abu Sufyan. Ia pun mengubah rute kafilahnya.
Mengetahui pergerakan umat Islam dari Madinah, Quraisy segera menyiapkan pasukan besar untuk berperang. Mereka membawa 1300 pasukan. 600 di antaranya pasukan berbaju besi. Dan 100 di antaranya penunggang kuda. Mereka juga membawa onta dalam jumlah yang besar. Sementara kaum muslimin hanya berjumlah 314 orang. Ada yang mengatakan 319 orang. 83 di antaranya adalah kaum Muhajirin.
Nabi ﷺ duduk khusyuk bermunajat kepada Rabbnya. Memohon pertolongan kepada Maha Penolong. Beliau ﷺ berdoa:
اللَّهُمَّ أَنْجِزْ لِيْ مَا وَعَدْتَنِي اللَّهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِيْ اللَّهُمَّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الإِِسْلاَمِ لاَ تُعْبَدْ فِي الأَرْضِ
“Ya Allah, penuhilah janji-Mu kepadaku. Ya Allah, berikanlah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, jika Engkau membinasakan pasukan Islam ini, maka tidak ada yang akan beribadah kepada-Mu di muka bumi ini.” (HR. Muslim no 1763).
Dalam riwayat lain
للّهُمّ هَذِهِ قُرَيْشٌ قَدْ أَقْبَلَتْ بِخُيَلَائِهَا وَفَخْرِهَا ، تُحَادّك وَتُكَذّبُ رَسُولَك ، اللّهُمّ فَنَصْرَك الّذِي وَعَدْتنِي ، اللّهُالْغَدَاةَ مّ أَحِنْهُمْ
“Ya Allah, Inilah Quraisy. Mereka datang dengan segala kesombongan dan kebanggan mereka. Mereka menantang-Mu dan mendustakan Rasul-Mu. Ya Allah, kurniakan kemenangan yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, binasakanlah mereka pada pagi ini.” (Sirah Ibnu Hisyam: 3/164).
Sampai-sampai rida’ beliau terjatuh dari pundaknya karena begitu tingginya beliau mengangkat tangannya ke arah langit. Melihat keadaan demikian, Abu Bakar merasa tak sampai hati. Ia taruh kembali rida’ Nabi ﷺ di atas pundaknya dan mendekapkannya. Kemudian Abu Bakar berkata, “Wahai Nabi Allah, munajatmu kepada Rabbmu telah mencukupi. Dia pasti memenuhi apa yang Dia janjikan kepadamu”. Nabi ﷺ pun keluar dari tendanya, kemudian membacakan firman Allah ﷻ,
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejarah Rasulullah [COMPLETED]
PertualanganSejarah Rasulullah shallallahu alaihi wasalam