Hari Terakhir ( Sabtu, 14 April 2018 )

69 4 2
                                    


Kami semua se sangga bangun lebih pagi karena merasakan hari penderitaan kami sudah berakhir pada hari ini. Maka dari itu, aku dan kawan-kawan ku mulai memasak dan berfoya-foya makanan pada hari terakhir ini. Kami mulai mewabah ke tenda putri untuk meminta-minta makanan yang sudah tinggal sedikit. Aku bersama dengan Nikolas pun mencari nasi karena kami membuat banyak lauk dan sayur untuk hari terakhir.

Peluit tanda berkumpulnya para ketua sangga pun dibunyikan. Kami menyuruh Richie untuk segera berangkat kesana, sedangkan kami asik makan dan berfoya-foya. Tidak lama kemudian, Richie kembali ke tenda dan menyuruh kami untuk segera ke lapangan upacara untuk melakukan refleksi pagi yang dipimpin oleh pak Benyamin Kabul. Kami merenungkan apa yang telah terjdai dan dilakukan selama tiga hari ini. Aku menulis refelksi ku bahwa aku sedih karena banyak barang yang hilang karena diambil oleh kelompok tetangga. Lalu aku mengobrol dengan Richie.

"Chie, kamu nulis soal apa ?" Tanyaku.

"Tentang kemaren pas hujan deras itu dan kita harus memindahkan tenda." Jawab Richie.

"Kalau kamu gimana ko." Tanyaku kepada Nikolas.

"Ya begitulah Cha." Katanya.

Lalu aku terus menulis tentang apa yang kami lakukan dan kami dapatkan dari kemah selama tiga hari. Aku juga berharap semoga kemah kedepannya lebih baik dan tidak seperti ini lagi. Aku juga merenungkan apa yang terjadi kalau kami tidak berjaga saat malam tiba.

Ada tertulis di Alkitab bahwa " Berjaga-jagalah senantiasa ". Hal itu membuat ku menjadi lebih waspada dari sebelumnya.

Setelah refleksi, kami diberi waktu untuk membereskan tenda, berganti baju, dan makan makanan yang masih ada. Lalu kami kembali ke tenda untuk berganti pakaian pramuka dahulu untuk upacara penutupan nanti. Setelah berganti pakaian, kami membagi tugas, ada yang membongkr tenda, ada juga yang memasak.

Tugasku adalah memasak untuk makan pagi bersama dengan Richie. Sedangkan yang lain membereskan tenda dan mencabuti patok serta menggulung tali-tali pramuka. Kami melakukan tugas dengan cepat agar kami tidak  terlalu berbeban saat nanti mau pulang.

Setelah semuanya beres, kami makan bersama dengan lauk saja, yaitu sosis dan telur goreng yang kebanyakan garam dan micin. Kami juga tidak lupa menggoreng tempe yang didapatkan dari sembako sekolahan.

Setelah selesai makan, peluit panggilan untuk semua para peserta perkemahan. Kami pun menuju lapangan upacara untuk melaksanakan upacara penutupan perkemahan. Diawali dengan gladi resik terlebih dahulu baru upacara yang sebenarnya. Upacara diisi dengan pelepasan syal, peresmian anggota bantara, dan amanat dari pembina upacara. Setelah upacara selesai, kami kembali ke tempat barang-barang kami ditaruh. Lalu kami memasukkan barang-barang ke dalam angkutan yang akan membawa kami ke sekolahan lagi.

Setelah barang kami masuk semua ke angkutan, kami langsung berangkat kesekolahan agar lebih cepat sampai. Di perjalanan, kami bercerita tentang gimana di sana dan apa yang bakalan kami lakukan setelah tiba di rumah. Ada yang sudang ingin segera tiba ke rumah, ada yang mau nonton ke bioskop, dan ada yang mau langsung bertemu dengan pacarnya.

Sesampainya di sekolah, kami langsung membongkar muatan dari angkutan ke depan ruang kelas sepuluh. Setelah itu, ada yang langsung minta jemput untuk pulang ke rumah, ada juga yang pulang dengan Go-car dan Grab car. Aku pun minta segera di jemput, karena aku sudah sangat lelah.

Setelah jemputan ku datang, aku langsung mengatur bawaan ku. Kemudian aku langsung pulang ke rumah.

***Selesai***

***Terima Kasih telah membaca cerita ini, diharapkan follow untuk mendapatkan cerita selanjutnya dan vote agar cerita ini semakin terkenal dan menjadi inspirasi bagi orang lain***

Kemah PramukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang