H-3 ( Senin, 9 April 2018 )

156 9 0
                                    

Pagi hari yang cerah, matahari sudah muncul di ufuk timur, dan siap untuk memancarkan sinarnya dari atas. Aku sudah bangun, aku mulai membuka internet untuk membandingkan harga yang ada di pasar dengan supermarket. Aku menemukan beberapa barang yang ada di supermarket dengan harga lebih murah, tetapi hanya ada di online shop.

Saat aku membandingkan harga, itu menjadi sama saja. Maka dari itu, aku menyarankan kepada teman-temanku agar membeli di supermarket saja.

Pada saat matahari mulai naik ke atas, aku mengeluarkan motor dari garasi rumah. Lalu aku menghidupkan motor untuk dipanaskan. Setelah dipanaskan, aku pamit dengan orang tua untuk pergi ke sekolah. Kemudian aku berangkat ke sekolah. Jarak antara rumah dan sekolahku adalah 5,6 Km. Jadi aku hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk sampai sekolahan dengan keadaan normal, dan 20 menit jika jalanan macet.

Saat tiba di sekolah, aku menunggu tim yang akan pergi mencari perlengkapan tenda. Saat menunggu, aku sempat mengobrol dengan teman dari regu lain.

"Eh, ngapain Cha ?" Tanya Zakaria kepadaku.

"Lagi nunggu sih Demus." Jawabku.

"Untuk apa coba, lagian masih pagi juga ?" Tanya Zakaria lagi.

"Mau beli bambu untuk kemah, kan lebih pagi lebih enak, masih segar juga cuacanya." Kataku.

Tidak lama kemudian, Nikodemus datang dengan motor lakinya yang berwarna hitam. Akupun langsung segera menghampirinya, untuk memberitahu bahwa Richie belum datang. Saat tiba di parkiran motor, aku memanggilnya dan langsung memberitahunya.

"Demus, Richie belum datang, tadi ia bilang sedang perjalanan." 

"Ya sudah, tunggu saja sebentar lagi, kalau bisa hubungi dia agar cepat sampai." Balasnya.

"Oke, kalau begitu jajan dulu saja yuk di warung depan." Ajakku kepada Nikodemus.

"Ayook." Serunya mantap.

Lalu Demus turun dari motor, dan kami pun menuju warung yang ada di depan sekolahan. Saat tiba di warung tersebut, kami mulai memilih makanan dan minuman yang akan kami beli. Aku membeli sebotol teh dingin yang baru dari pendingin dan makanan ringan untuk cemilan selama menunggu Richie. Sedangkan Nikodemus membeli sebotol Coca Cola dingin yang juga dari pendingin yang sama dan makanan ringan juga untuj cemilan. Setelah itu kami menuju teras sekolahan.

Waktu di teras sekolahan, kami mengobrol sambil memakan makanan yang telah kami beli di warung. Kami ngobrol tentang kemah nanti dan apa yang dibutuhkan saat kemah.

"Gimana ya nanti kemah, seru gak ya ?" Tanyaku.

"Ya seru saja sih, kan cuman tiga hari saja." Jawab Nikodemus.

"Padahal kan jauh, gak kaya di Xaveway dulu, kemahnya di sekolah, kalau hujan bisa neduh di gedung kelas atau di dekat GSG, kalau ini kan di alam beneran." Sahutku.

"Ya, aku sih tidak tau juga keadaannya nanti, semoga sih gak hujan deras supaya tidak repot nantinya." Balas Nikodemus.

"Ya Amin saja." Balasku singkat.

Selama kami menunggu, banyak anak-anak OSIS yang mondar-mandir melewati kami. Sewaktu Angen lewat di depan kami, aku menanyakan satu hal kepadanya.

"Ngen, di atas ada Richie gak ?" Tanyaku.

"Ada, lagi dekor untuk FA." Jawab Angen.

"Oh, begitu, Terima kasih infonya." Balasku. 

"Ya sama-sama." Kata Angen.

Kami pun dengan kesal menghabiskan makanan kami dengan cepat. Setelah habis, kami langsung naik ke aula untuk mencari Richie yang sedang ikut mendekorasi aula untuk acara FA. Saat di dekat aula, Richie keluar dan menemui kami yang baru akan naik ke aula.

"Chie, jadinya mau kemana ?" Tanyaku.

"Kita ke Palapa aja, deket star kids itu." kata Richie.

"Ya sudah kalau begitu." Kataku.

Kami pun langsung berangkat dengan motor yang ada. Richie dan Nikodemus berboncengan menggunakan motor milik Richie, sementara aku membawa motorku sendiri. Kami pun melewati rute tanjung karang, lalu melalui pertigaan rumah makan Garuda, dan langsung masuk ke jalan daerah Palapa. Tidak lama kemudian, kami menemukan sekolah Star Kids di sebelah kiri jalan. Di situ kami berhenti dan bertanya tempat panglong bambu yang ada di dekat disitu.

Setelah bertanya, kami menemukan tempat tersebut. Lalu kami membeli bambu sebanyak tiga batang dengan ukuran panjang 160 cm dan berdiameter 5 cm. Kami meminta agar bambu diikat, supaya mudah dibawa.

Setelah dari panglong bambu, kami langsung menuju pasar tengah untuk mencari tikar serta terpal. Saat disana, kami berputar-putar mencari toko yang menjual tikar. Karena ditipu oleh tukang parkir, kami menjadi lambat dalam bergerak. Kami hanya menemukan tikar, tetapi tidak menemukan penjual terpal.

Sesudah itu, kami kembali ke sekolah dengan membawa dua tikar dan tiga batang bambu. Lalu kami menaruh tikar dan bambu di tempat penitipan yang berada di kelas. Kemudian, Richie melanjutan mendekorasi aula, sedangkan kami pulang ke rumah masing-masing.


***Next Part***

***H-2 ( Selasa, 10 April 2018 )***

Kemah PramukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang