Hari Pertama ( Kamis, 12 April 2018 )

146 6 4
                                    

Aku bangun lebih pagi, karena ini merupakan hari H dari kemah fransiskus. Kemah akan dimulai pukul tujuh pagi diawali upacara di sekolah. Maka dari itu, aku berangkat lebih pagi.

Aku berangakat diantar oleh orang tuaku, karena beban dan bawaan yang banyak. Aku perjalanan ke sekolah dilakukan selama lima belas menit. Saat tiba di sekolah, aku melihat beberapa teman satu sangga yang sudah datang. Lalu aku turun dari motor, membawa barang yang ku bawa untuk kemah. Kemudian aku letakan di dekat barang sangga ku yang sudah di letakan sebelum hari ini.

Setelah kuletakkan semua barang yang kubawa, aku menuju perkumpulan sangga ku yang sedang asik mengobrol. Saat aku ke situ, aku melihat temanku membawa botol minum. Aku baru sadar kalau aku lupa membawa botol minum dan bekal makan siangku. Kemudian aku mengajak Nicodemus untuk pergi ke warung depan sekolah untuk membeli minum. Aku membeli Aqua dengan ukuran besar, seharga tiga ribu lima ratus rupiah. Setelah itu, kami kembali ke perkumpulan sangga.

Saat tiba di perkumpulan sangga, angkutan yang akan mengantar kami mulai berdatangan satu-persatu. Lalu Pak Wawan mulai memasang nama sangga di bagian depan angkutan tersebut agar kami dapat langsung menyusun barang kami di angkutan tersebut. Setelah lengkap, pak Wawan mengizinkan kami untuk memindahkan barang bawaan ke dalam angkutan tersebut. Aku mulai membantu teman satu sangga ku untuk mengangkut barang-barang. Kamipun menyusun barang di dalam angkutan dengan rapi agar kami dapat cukup masuk ke dalam angkutan juga.

Setelah usai memindahkan dan menyusun barang di angkutan, kami mulai mengobrol tentang posisi duduk kami di angkutan. Lalu kami menunggu instruksi dari guru pembina kami. Karena sangga kami tinggal berangkat saja.

***15 menit kemudian***

Setelah lima belas menit menunggu, kami mendapat instruksi untuk berdoa bersama per sangga lalu berangkat ke tempat tujuan.

Kami berdoa bersama dipimpin oleh Richie, lalu supir angkutan pun duduk di kursi pengemudi. Kemudian kami masuk semua ke angkutan. Aku dan Nikolas duduk di kursi navigator, sementara Richie, Rovan, Bryan, Nikodemus, dan Joting duduk di kursi belakang. Kemudian kami mulai meninggalkan sekolahan satu persatu.

Kami terus mengobrol dan bernyanyi selama di angkutan tersebut. Kami sambil tertawa ria menikmati semilirnya angin pagi. Kami melewati daerah gedongair, lalu melewati lembah hijau dan akhirnya tiba di sana.

Saat tiba di sana, angkutan kami tidak kuat untuk naik ke atas, sehingga kami harus turun dan berjalan masuk ke area Zona 235. Tempat ini merupakan zona simulasi tempur seluas 30 hektar.

Kami masuk dan mulai memindahkan barang dari angkutan ke tempat kami mendirikan tenda. Aku dan Richie mengambil tenda dan palang yang telah di sediakan oleh sekolahan.

Setelah itu, kami mulai mendirikan tenda kami. Kami memasang tali-tali untuk palang agar tetap berdiri. Kami mengikat tali tersebut ke patok yang telah disediakan. Aku, Richie, Bryan, dan Nikodemus mendapat tugas untuk memasang patok dan mengikat tali ke patok. Sementara Nikolas dan Joting mendapat tugas menahan tiang dan palang yang sudah dipasang agar tetap stabil dan berdiri.

Tidak lama kemudian, Pak Dedi memanggil kami agar kami segera ke lapangan upacara. Tetapi kami tidak langsung menuju kesana, kami tetap memperbaiki sedikit demi sedikit agar tugas dan beban sedikit berkurang. 

Setelah itu, kami menuju tempat yang telah ditunjukkan oleh Pak Dedi. Kami mulai berbaris per sangga, Sangga Putra dan Sangga Putri letaknya dipisah. Upacara ini dilaksanakan dadakan, tetapi memiliki hasil yang memuaskan bagi para petugas dan pembina. Upacara ini diadakan pada pukul 08.30, dan selesai sekitar pukul sembilan. Upacara dipimpin oleh Yogi Putra, di bina oleh Sr. M. Pauli FSGM. Susunan acara pun berbeda, tidak seperti upacara biasanya. Di dalamnya ada peresmian pembukaan acara perkemahan kami, dengan memakaikan syal ungu yang memiliki tulisan "Perkemahan Fransiskus, Di Zona 235 Sukadanaham, 12-14 April 2018, Sayangi Alam dan Kasihi Sesama Manusia". Syal ungu melambangkan keagungan dan keistimewaan setiap peserta yang mengikuti acara tersebut.

Kemah PramukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang