1] ViViD-Heejin

1.8K 163 6
                                    

Fantasy-Drama

□□□

Aku memandangi refleksi diriku di cermin. Dari ujung rambut hingga ujung kaki, tak luput dari penglihatanku. Aku harus tampil sempurna malam ini. Semua orang menantikan diriku.

"Ada yang kurang, apa ya?" gumamku.
Setelah berulang kali menatap diriku di cermin mencari apa yang kurang dari penampilanku. Aku menjentikkan jariku dan segera berlari menuju lemari yang terletak di ujung ruangan.

Aku membuka lemari itu dan mengobrak-abrik isinya. Mencari sesuatu yang menampilkan ciri khas seorang Jeon Heejin si Pesulap Hebat yaitu, topi warna merah yang pinggirannya dibordir dengan benang emas yang bertuliskan namaku.

"Heejin. Kau sudah siap? Acaranya akan dimulai sebentar lagi." ucap Kak Minhyun, manajerku.

"Sebentar. Aku pakai topiku dulu." sahutku sambil bergegas memakaikan topi berbahan beludru itu dikepalaku. "Aku siap."

Kak Minhyun segera menarik tanganku keluar dari ruangan menuju belakang panggung. Ia menyerahkan tongkat khas pesulap kepadaku.

"Siap?" tanyanya lagi, memastikan.

"Tentu!" jawabku dengan percaya diri.

Minhyun memberitahu orang yang berdiri di dekat tirai bahwa aku sudah siap. Dia pun menepuk pundakku sekali, mengumamkan kata 'semangat' kemudian, berlalu menuju kepojokkan.

Aku memandang lurus ke depan, menarik nafas panjang dan menghembuskannya.

"Tirai akan dibuka sepuluh detik lagi."
Aku menggangguk paham dan segera memasang senyum se-ceria mungkin untuk menyambut para penonton yang menantikan aksi ku.

5

4

3

2

1

Tirai berwarna merah itu terangkat perlahan demi perlahan. Sorak sorai penonton terdengar membahana, mengelu-elukan namaku. Aku melambaikan tangan dengan antusias ketika lampu sorot mengenai diriku.

"Selamat malam semuanya!" sapaku ceria. "Sudah siap menyaksikan aksi sulap ku malam ini?"

"Siap!" seru penonton dengan kompak.

Aku bergegas mengambil kotak yang berada di meja yang terletak di ujung panggung. Di dalamnya ada air dan kaca.

Pertunjukkan sulapku dikenal oleh aksiku yang bisa mengeluarkan warna-warna indah dan juga pelangi hanya lewat tanganku saja. Tentu saja semua itu hanyalah tipu daya. Tapi para manusia bodoh ini begitu menghebohkan sulapku. Ternyata orang-orang kota jauh lebih mudah untuk di bohongi ya?

Aku menutupi kotak tersebut dengan kain berwarna hitam, menutupi isi kotak tersebut lalu menariknya ke tengah pamggung.

Dengan cepat, aku menuangkan air di wadah dan menaruh kaca di pinggirannya. Setelah melakukan itu semua, aku memberi kode kepada Kak Minhyun untuk menyorot cahaya ke arah kotak itu.

Kak Minhyun menggangguk paham dan menginstrusikan kepada yang bertanggung jawab tentang hal lampu dan sinar semacamnya.

"Kalian semua siap untuk melihat pelangi di dalam ruangan yang di munculkan hanya dengan kibasan tanganku?" seruku.

Sorakan penonton mengiyakan ucapanku.

Aku bersiap-siap untuk mengibaskan tangan ku seolah-olah aku benar-benar mengeluarkan pelangi dari tanganku.

Cring!

"A-Ah!" Mataku terkena sinar lampu sorot yang begitu menyilaukan hingga...

Bruk!

12階; loonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang