CHAPTER 7

1.2K 187 33
                                        

Neji mengangkat wajahnya yang sejak beberapa jam yang lalu terfokus pada layar komputer dan berkas - berkas yang menumpuk di meja. Pekerjaannya lumayan menumpuk, meski dia sedikit beruntung karena bukan sesuatu yang terlalu serius.

Suara pintu yang terbuka membuat Neji terpaksa menghentikan pekerjaannya. Matanya melihat seorang gadis yang sangat di kenalnya, memasuki ruangan. Tanpa di persilahkan, wanita dengan rambut panjang itu duduk di kursi yang ada di hadapan Neji. Tersenyum manis. Senyum yang tidak menimbulkan reaksi apapun pada pria dengan rambut panjang itu.

Neji menghela napas panjang. Punggungnya dia sandarkan, matanya menatap penuh selidik pada tamu tak diundang di depannya.

"Ada perlu apa? Kau butuh bantuanku?'' Neji tampaknya tidak ingin berbasa - basi dengan tamu yang baru datang. Tak ada senyum di wajahnya, justru ekspresi jengah yang terlihat.

"Senyumlah sedikit. Apa kau tidak senang mendapat kunjungan dari adik kesayanganmu ini'' wanita itu belum menghapus senyum di wajahnya yang membuat Neji memutar bola matanya.

Neji tentu sudah sangat mengenal adik sepupunya ini, dan saat seorang Hyuuga Hinata datang menemuinya, pasti ada suatu kekacauan yang sudah  dilakukan oleh keluarganya.

"Aku bosan dengan basa - basimu'' Neji menumpukan dua sikunya ke meja, menatap lekat wajah polos adiknya yang sering kali menipu orang. Karena nyatanya, Hinata tidak sepolos wajahnya.

"Katakan, kekacauan apalagi yang sudah kau dan Paman lakukan?'' Neji menekankan setiap kata - katanya.

Suara tawa merdu Hinata terdengar di ruaangan yang tidak terlalu luas itu. Wanita itu menutupi mulutnya dengan punggung tangan, entah bagian mana dari ucapan Neji yang lucu hingga membuat Hinata harus tertawa.

"Kau itu terlalu serius bekerja. Santailah sedikit'' Hinata mengibaskan tangan di depan wajahnya.

"Kalau kau memang tidak ada keperluan, lebih baik kau pulang saja. Pekerjaanku masih banyak'' Neji menyusun kembali kertas - kertas di depannya, bermaksud melanjutkan pekerjaannya.

"Aku butuh bantuanmu mencari keberadaan seseorang'' Hinata merubah ekspresi santainya seketika, dari yang semula santai menjadi serius.

"Kali ini siapa lagi? Aku sudah membantumu dan Paman mencari Uchiha Madara hanya demi ambisi kalian mencari harta karun yang hanya dongeng itu. Sekarang apa lagi?''.

"Itu bukan dongeng. Kami menemukan petanya'' mata Hinata berbinar saat mengatakan itu.

Neji yang mendengar mengangkat sebelah alisnya, tidak yakin dengan apa yang baru saja di dengarnya.

"Kau boleh tidak percaya, tapi kami benar menemukan petanya hanya saja..'' Mata Hinata berubah redup, diam - diam Neji mendengarkan serius apa yang dikatakan sepupunya itu ''Peta itu terkunci dalam cryptex jadi ya... begitulah'' Hinata mengangkat bahunya dengan sikap tak acuh. Kaki kanannya dia angkat di disilangkan di atas kakinya yang lain.

"Aku tidak mengerti'' Neji menekuni kembali berkas - berkas di tangannya, berusaha untuk tidak tertarik dengan informasi Hinata.

"Kami tidak memiliki kodenya'' Hinata mulai hilang kesabaran menghadapi Neji, yang seolah tak acuh dengan ceritanya.

"Lalu?'' Neji meletakan kembali berkasnya, memberikan perhatian sepenuhnya pada Hinata.

"Aku ingin kau mencari anak - anak ini'' Hinata mengeluarkan beberapa lembar foto dari dalam tasnya, meletakannya di meja dekat dengan posisi Neji.

Neji mengambil salah satunya, mengamati wajah seorang pemuda berambut pirang dengan senyum cerahnya. Dua foto lainnya yang tergeletak di meja hanya mendapat sedikit lirikan.

TREASURE HUNTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang