민수아 - chapter 2

4.9K 273 4
                                    

Aku sampai.

Apa dia sudah berjalan menuju Cafe ini? Perlukah aku memesankan minuman terlebih dahulu?

"Selamat siang—"

Seorang pelayan menghampiriku.

Sial, jantungku. Hampir saja. Kukira itu Joshua Hyung.

"Selamat siang tuan. Apakah sudah tahu akan memesan apa?" Pelayan tersebut tersenyum ramah ke arahku, aku membalasnya dengan senyuman singkat.

"Saya sedang menunggu seseorang, berikan saya beberapa menit." Ucapku sambil mendorong perlahan buku menu yang diletakkannya.

Tatapanku terus ke arah pintu kaca Cafe ini. Berharap aku melihatnya memasuki pintu itu.

Senyum yang sedari tadi menghiasi wajahku perlahan memudar. Sudah hampir setengah jam waktu berlalu dan aku masih belum mendapatkan tanda-tanda kedatangannya.

Setidaknya berikan aku kabar atau apa jika tidak sempat datang. Aku menunggumu.

Entahlah, suasana hatiku seketika menjadi buruk.

Joshua Hyung

Hyung dimana?

Ah maaf aku tak bisa datang,
ada yang harus kukerjakan.
Aku sedang dikampus.

Selesai sekitar pukul berapa?

Sebentar lagi, kurasa
aku tak bisa kesana juga nanti.

Baiklah kalau begitu aku
akan menunggu di depan
kampusmu. Sampai jumpa nanti.

Baiklah.

Sampai jumpa hyung.
Read.

Kebiasaan. Dia bahkan hanya membaca pesanku.

Aku segera bergegas beranjak dari Cafe itu kemudian berjalan ke arah mobilku. Sesegera mungkin aku menghidupkannya dan memarkirkannya di seberang pintu masuk gedung kampus Joshua Hyung.

Baiklah, waktunya menunggu. Lagi.

Aku menghela nafas kasar.

Mungkin memutar lagu akan sedikit membantu jenuh menunggunya. Bukan ide yang buruk.

Aku sibuk bersenandung dengan lagu yang kuputar sambil sesekali memperhatikan orang yang keluar dari arah gedung itu, berharap itu Joshua Hyung.

Mingyu's Pov end.

Joshua Pov.

Hua. Aku lelah sekali, rasanya kepalaku hampir meledak mengerjakan semua ini.

Aku merenggangkan otot tangan juga bahuku. Sudah hampir 4 jam aku mengerjakan tugas dengan deadline yang tidak masuk akal ini dan pinggangku tidak pernah terasa lebih pegal daripada ini. Aku memijat pelipisku pelan sambil mengacak rambutku sedikit frustasi.

Ah iya, pria itu bilang tadi dia menungguku di depan kampus. Aku rasa dia hanya ingin mengerjaiku. Ini bahkan sudah lebih dari 2 jam. Kurasa kalaupun dia benar menungguku dia sudah pergi sekarang kan?

Hold me thight, daddy..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang