민수아 - chapter 4

4.3K 209 5
                                    



Hari ini adalah hari yang sangat Joshua benci, karena ia mendapat kelas dipagi hari. Joshua bukannya tidak suka ataupun tidak bisa bangun pagi. Hanya saja, ia itu membutuhkan waktu yang lama untuk bersiap-siap sehingga seberapa pagi pun ia bangun, ia akan tetap telat. Lalu semua upayanya untuk bangun lebih awal dan get ready dengan adegan buru-burunya itu malah membuahi amarah dan omelan dari dosennya.

Memikirkan betapa malasnya ia menerima dakwaan dari dosennya nanti saja sudah membuatnya uring-uringan setengah mati sehingga ia tergesa-gesa bangun dari tempat tidurnya itu. Kini ia merenggangkan tubuhnya sesaat dan juga tak lupa ia merapikan tempat tidurnya.

Setelah selesai merapikan tempat tidurnya, ia berjalan keluar dari kamarnya dan tiba-tiba

Ting. Tong.

"Astaga, siapa yang datang sepagi ini? Apa dia gila?" Joshua diam sesaat sambil mengira-ngira who it could be ya karena ia takut. Pikirannya melayang-layang kearah negative. Lagian bagaimana tidak? Saat ini langit masih gelap. Matahari belum menampakkan diri. Bagaimana jika itu adalah serial killer? Ia masih ingin hidup.

Ting. Tong.

Lamunannya membuyar. Joshua berjalan kearah pintu sambil menatap kearah gagang pintu dengan ragu.

Aku benar-benar takut sekarang! Damn it. -Joshua

Ting. Tong.

Persetan dengan pembunuh. Jika ia tidak ditakdirkan untuk mati sekarang bagaimanapun caranya ia tak akan mati. Joshua mendesah pasrah sampai akhirnya membuka pintu tersebut.

"Hyung buka pintunya lama banget sih!" Mingyu menatap Joshua datar namun tone suaranya terdengar meninggi diakhir.

"Hah? Ngapain kamu kesini?!" Joshua menatap Mingyu tak percaya. Bisa-bisanya laki-laki menyebalkan ini datang ke apartemennya dipagi buta seperti ini?

Tunggu dulu. Dari mana ia mendapatkan alamatku? Iya! Dari mana ia mendapatkan alamatku?! -Joshua

"Selamat pagi hyung." Mingyu menerobos masuk sambil tersenyum manis kearah Joshua yang menatap sinis kearahnya.

"Tolong keluar. Pemilik apartemen ini tidak ingin anda didalamnya!" Balas Joshua dengan sarkastik sambil memberinya tatapan membunuh.

Mingyu memberinya senyuman sekali lagi. Ia berjalan kearah ruangan santai Joshua. Ia memposisikan dirinya di sofa tersebut sampai Joshua menghela nafas dengan kasar bermaksud untuk menyabarkan dirinya.

Pagi ini Mingyu sudah membatalkan empat acara sekaligus hanya untuk mengantar Joshua dan juga menemaninya kekampus sekarang. Ia khawatir jika Joshua harus berangkat menggunakan angkutan umum. Ia tak mau terjadi sesuatu pada Joshua.

"Dari mana kamu dapet alamatku? Terus mau apa kamu kesini hah?!" Lagi-lagi Joshua terbawa emosi. Hey, jangan heran kenapa dia sesewot ini jika ber-urusan dengan hal yang berhubungan dengan Mingyu, ia masih kesal karena kejadian dimana Mingyu- ah sudahlah.

"Rahasia." Mingyu tersenyum puas melihat wajah Joshua yang terlihat kesal itu, ia terlihat menggemaskan. "Mengantarmu kekampus dan menemanimu sarapan." Sambungnya.

"Ngga perlu repot-repot! Saya bisa berangkat sendiri dan saya sudah punya pacar untuk-" Ia memutar matanya malas sambil membuang wajahnya kearah sembarang. Ucapannya terhenti ketika Mingyu menyela ucapannya.

Hold me thight, daddy..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang