Perayaan kelulusan seorang Emu menjadi dokter anak berlisensi. Sudah hampir 2 tahun dia menjadi koass. Akhirnya dia lulus yang akan melanjutkan karirnya ke jenjang internship dokter di bagian ruang dokter anak di Rumah Sakit Seito. Tentu tidak sedikit temannya yang mengucapkan kelulusannya ini. Termasuk laki-laki yang selalu tersenyum melihat kesuksesannya dari belakang, Kujo Kiriya.
“Selamat ya!” ucap Taiga dengan mengulurkan tangan sambil tersenyum kecil.
“Sama-sama, bang.” balasnya menjabat tangannya
“Emu, Selamat!!!”
*buk*
Dari belakang seseorang tanpa ragu memeluknya langsung.
“Duh, kupikir siapa, ternyata kamu toh!!” kaget Emu melihat sesosok pria tinggi yang menyandarkan dagunya di bahu Emu. “Sudah hentikan, Pallad!! Malu tahu!!” tegor Emu mencoba melepaskan pelukannya.
“Kenapa sih? Kita kan temenan.. Wajar kan? Toh kamu enak udah lulus, aku masih nunggu beberapa bulan lagi.” Pallad seketika murung.
“Suruh siapa ngegame terus?! Makanya kalau disuruh masuk kerja, ya masuk.. Jangan malah bolos!!” celoteh Emu membuat Pallad yang memeluknya langsung melepaskannya.
“Apaan sih Emu, kok malah nyeramahin aku?” wajah Pallad mengernyitkan dahi seolah-olah tidak terima diejek Emu.
“Sudah..sudah, gak akan selesai kalau mau ngomongin Pallad!” lerai Graphite mereka berdua.
Dari pojok sana dia terus melirik ke arah Emu. Mencoba menerobos kerumunan yang mengelilingi Emu dan langsung mengatakan sesuatu dengan mengancungkan tangannya supaya terlihat.
“Emu!! Gimana kalau kita makan-makan. Lumayan nih traktiran!” balas pria tersebut.
“Mas Kiriya, ide bagus tuh.. Kebetulan aku juga ada niatan mau traktir kalian”
“Yeay, berarti makan gratis nih.. Yuhu enak nih, Taiga!” teriak seorang gadis berambut panjang mengenakan topi berwarna langit kegirangan menggoda Taiga.
“Iya.. Iya berisik, cerewet!”
“Siapa yang kamu bilang cerewet!!”
“Ya elu, siapa lagi!?”
Pertengkaran mereka dimulai kembali. Laki-laki berkemeja biru langit seorang dokter bedah profesional, Hiiro mendekati Emu untuk bertanya kembali tentang kejelasan traktiran ini.
“Kapan kamu mau traktir, kalau besok aku ada jam bebas.”
“Sa-sama nih aku juga, hehe.” Kiriya yang tidak mau kalah menyambung ucapan Hiiro.
“Hmm.. Besok ya? Kebetulan aku juga belum langsung dipekerjakan, jadi kurasa besok boleh juga.”
“Kalau gitu aku boleh ngajak senior gak?” Sela Pallad yang mengancungkan tangannya hingga menghalangi pandangan Kiriya.
“Ngajak siapa?” tanya Emu.
“Ada deh, pokoknya dia pengen ikut sih. Dia kenal lu kok, Em.”
Emu memutar 30° kepalanya dengan menunjukkan wajah kebingungan akan ucapan Pallad tadi. Sambil mengingat-ingat siapa yang kenal dengannya selain yang hadir mengucapkan selamat padanya hari ini. Tapi berhubung Emu menyukai sesuatu yang semakin rame semakin asyik, dia menyetujui Pallad untuk mengajaknya.
Kiriya cukup tidak senang dengan tingkah laku Pallad. Menghalangi saja, lagian siapa juga yang mengajak Emu untuk traktir makan tapi malah diganggu sama Pallad.
==========Keesokan Hari==========
Siapa yang mentraktir dia yang datang duluan, Emu sudah memilihkan tempat yg cukup luas untuk menampung teman-temannya yang akan datang. Masih dia sendirian yang hadir. Sambil memainkan jari-jemarinya yang lihai untuk mengetik sebuah chat, ia mengetikkan satu persatu kata untuk disusun menjadi kalimat singkat.
“Guys, kalian ada dimana?”
“Gue sendirian nih :(“
Read by 1
“Lu sendirian ya? Bentar lagi otw nih”
Emu menduga jika yang paling cepat membalas chat dia paling cepat siapa lagi jika bukan dokter ahli forensik yang handal dalam mencari informasi yang paling dia percayai, Kiriya. Senyum tipis tergaris di wajahnya. Namun dia cukup cemberut karena yang membaca chat-nya cuma satu orang.
Read by 3
Read by 4
“Gue udah ada di parkiran nih sama Nico.”
Read by 7
“Kamu ada di mana? Aku ada didalam.”
Read by 9
“Emu!!! Aku ada dibelakangmu~”
Tidak disangka-sangka dalam waktu 10 menit seluruhnya sudah datang tepat sebelum jam yang dijanjikan. Hanya satu orang yang belum datang.
“Sial, kejebak macet pula, padahal udah pake motor-” gerutu Kiriya yang terhenti berbicara ketika melihat meja yang dipesan Emu ramai dan sudah terisi oleh yang lainnya. “Aku terlambat..” ucapnya dalam hati menempelkan telapak tangannya ke raut wajah kecewa yang sudah kumus kena asap knalpot kendaraan.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Feelings
FanfictionEmu Houjou akhirnya lulus dari masa koas-nya, banyak yang mengucapkan selamat kepadanya tak terkecuali pria yang selama ini selalu berada di belakangnya, Kujo Kiriya. Pallad mencoba mengajak seseorang untuk bergabung, siapakah dia? Apa yang terjadi...