Nyaman.
Entah kenapa aku enggan membuka mata. Aku tidak ingat sejak kapan ranjangku ini terasa sangat empuk dan nyaman. Membuatku tak ingin membuka mata dan beranjak dari sini.
Mataku perlahan terbuka. Kabur. Aku mengerjap pelan bermaksud untuk memperjelas penglihatanku.
Tetapi terjadi sesuatu yang aneh.
Sejak kapan langit-langit kamarku berubah?
Aku mengucek mata sembari menegakkan punggungku. Saat kuedarkan pandanganku, aku menemukan hal yang lebih aneh dari pada sebelumnya.
Sejak kapan kamarku menjadi lebih luas dengan barang-barang yang tertata rapi dan asing?
Pandanganku tertuju pada sosok yang tak jauh dariku. Duduk beberapa meter disampingku sambil menatapku tanpa ekspresi.
Oh ... hanya seorang laki-laki.
Wait. Kurasa ada yang janggal dari kalimat itu.
Seorang laki-laki?!
Aku melebarkan mataku menatap sosok laki-laki yang sedang duduk dengan tenang itu dengan ekspresi kaget sambil meringsut kebelakang.
"S-siapa kau?" Tanyaku yang lebih tepatnya mencicit. Sedikit ragu menatap laki-laki itu lebih lama.
Suara decitan kursi terdengar dengan suara langkah kaki yang mendekat. Membuatku tanpa sadar meremas selimut lembut yang sejak tadi sudah menyelimutiku.
"Apa kau baik-baik saja?"
Mendengar pertanyaan itu, aku menoleh. Sekarang laki-lagi itu sudah tepat berdiri disampingku. Dengan wajah tanpa ekspresi.
Aku mengangguk ragu.
"Apa kau lapar?" Laki-laki itu kembali melontarkan pertanyaan yang kembali kujawab dengan gelengan. Yah, walaupun perutku sedikit keroncongan. Tapi aku masih bingung dengan situasi disini.
"B-bolehkah aku bertanya?" Aku merutuki diriku sendiri. Sejak kapan aku gagap. Dia mengangguk, membuat rasa gugupku sedikit berkurang. "Sebenarnya dimana aku? Ini bukan kamarku. Dan juga, siapa kamu?"
Laki-laki itu menatapku sebentar, lalu melangkah menuju pintu --yang kutebak pintu keluar dari kamar ini-- tanpa berbalik sedikitpun. Saat sudah memegang knop pintu, laki-laki itu terdiam beberapa detik.
"Bersihkan dirimu. Aku akan menunggumu diluar."
Setelah mengatakan itu sambil memunggungiku, dia membuka pintu lalu keluar dari kamar ini. Menyisakan aku seorang diri.
Cukup lama memperhatikan pintu yang sudah tertutup itu, aku kembali mengedarkan pandangan pada ruangan ini. Ruangan yang cukup cantik dengan dekor yang menarik namun sederhana. Kamar ini berwarna putih, membuatnya terlihat lebih polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Of Another World ✓
Fantasy(Fantasy-Romance) Beberapa kali #1 in Fantasy #7 in Fantasy [04-09-2018] Vionetta Cathalina Elica harus menerima kenyataan bahwa dirinya sekarang berada ditempat yang jauh dari bumiㅡ tempat yang seharusnya ia berada. Yang diingatnya terakhir kali ad...