Masih terkagum-kagum dengan pemandangan ini, sebuah langkah kaki terdengar mendekat. Membuatku sedikit was-was sekarang.
"Apa yang kau lakukan disini?"
Jantungku berpacu dengan cepat. Saat ini aku seperti maling yang tertangkap basah sedang mencuri.
Perlahan-lahan aku berbalik dan langsung mundur beberapa langkah ketika melihat sosok yang berdiri tak jauh dariku.
Aku menghela napas lega. Ternyata dia laki-laki yang tadi berada di kamar ketika aku membuka mata. Iya, laki-laki tanpa ekspresi itu!
"Biar kutanya sekali lagi." Laki-laki itu melangkah mendekat. Seiring langkah kakinya yang mendekat, semakin berpacu juga jantungku dibuatnya. "Apa yang kau lakukan disini?"
Kali ini aku bisa melihat sosoknya dengan jelas setelah pertemuan kami di kamar tadi. Dia tampan! Aku tidak bisa mengelak hal itu karena memang dia sangatlah tampan. Dengan garis wajah yang tegas, rahang yang kokoh, hidung yang mancung, rambut sepekat malam, matanya menatap tajam tetapi menyejukkan dengan iris mata yang berwarna abu-abu gelap.
Aku mengerjap-ngerjapkan mataku pelan ketika laki-laki itu menatapku dengan wajah yang sulit diartikan.
"Baru kutinggal beberapa jam, kau sudah menjadi bisu?" Laki-laki itu melirikku sambil tersenyum geli yang membuatku menaikkan satu alisku.
"Kenapa kamu ada disini?" Tanyaku pelan. Laki-laki itu terkekeh yang membuat tubuhku langsung kaku seketika. Kekehan itu ... entah kenapa membuat jantungku berhenti berdetak beberapa saat. Jujur, aku terpukau melihatnya. Ketampanannya bertambah ketika terkekeh kecil seperti itu. Entah bagaimana jadinya jika dia tersenyum lembut. Pasti ketampanannya bertambah berkali-kali lipat.
"Seharusnya aku yang mengatakan hal itu kepadamu." Katanya sambil tersenyum miring.
"A-aku?" Jariku terangkat menunjuk diriku sendiri. Menatap laki-laki itu yang kini berdiri tepat dihadapanku. Jika dia maju dua langkah lagi, mungkin kami akan sangat dekat.
Laki-laki itu mengangguk. "Memangnya siapa lagi yang ada disini jika bukan dirimu."
"Aku hanya sedang berjalan-jalan." Jawabku sambil menoleh kearah lain.
Hening sejenak. Aku tidak tahu apa yang dibuat laki-laki itu sekarang. Tapi dari ekor mataku, aku bisa melihat jika dia masih berada ditempatnya.
"Ingin berjalan-jalan sebentar denganku? Aku bisa menunjukkan tempat-tempat lain yang ada di kastil ini."
Aku langsung menoleh membuat mataku menatap tepat manik mata abu-abu gelap milik laki-laki itu yang terlihat teduh.
Mataku mengerjap ketika melihat bibirnya yang menyeringai. "Kenapa menatapku seperti itu?"
Sial. Apa dia ini wartawan? Dari tadi kerjaannya bertanya terus.
"T-tidak. Aku terima tawaranmu tadi." Katakanlah aku bodoh karena sekarang, aku malah mengalihkan topik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Of Another World ✓
Fantasy(Fantasy-Romance) Beberapa kali #1 in Fantasy #7 in Fantasy [04-09-2018] Vionetta Cathalina Elica harus menerima kenyataan bahwa dirinya sekarang berada ditempat yang jauh dari bumiㅡ tempat yang seharusnya ia berada. Yang diingatnya terakhir kali ad...