Rolando - Kebersamaan

1.1K 70 5
                                    

Senyuman selalu tersungging di wajahku seharian ini, siapa lagi penyebabnya jika bukan wanita dihadapanku yang saat ini tengah sibuk dengan kompor dan penggorengan. Dimataku wanita itu sempurna, baik fisik maupun kepribadiaannya. Beruntungnya aku memilikinya karena dialah seseorang yang akan melengkapi segala kekuranganku.

Kanna Thalia, wanita galak yang mampu meruntuhkan kekeraskepalaanku tentang sebuah komitmen. Wanita yang mampu membuatku berjalan sampai titik ini, bukan lebih tepatnya aku harus berlari untuk mengikatnya sebagai milikku. Wanita yang dengan berani menyeretku pada sebuah gerbang pernikahan, yang awalnya tak pernah ada dalam list hidupku. Aku tak pernah menyesali semua perubahan besar yang terjadi pada hidupku setelah bertemu dengan Kanna, bahkan aku bersyukur karena Tuhan masih menyayangi manusia berlumur dosa sepertiku dengan mempertemukanku dengan wanita yang luar biasa seperti Kanna Thalia.

"Ada yang bisa aku bantu?" Aku memeluk tubuhnya dari belakang, menenggelamkan kepalaku pada cerukan lehernya menghirup harum tubuh wanitaku.

"Varo lepaskan! Aku sedang masak!" Usirnya dengan jutek sembari berusaha melepaskan tanganku. Mungkin sifatnya inilah yang membuatku bertekuk lutut, galak dan jutek walau pada calon suaminya sendiri.

"Varo." Suaranya mulai melembut sepertinya dia mulai bisa memahami sifatku, karena aku bukan tipe orang yang akan mengalah jika dikerasan. Namaku bukan Alvaro jika dengan mudahnya mengalah.

"Aku sedang memasak." Lanjutnya.

"Lanjutkan saja aku tak akan mengganngu."

"Jelas ini mengganggu! Kamu terus saja mengendus leher dan pundakku!" ujarnya kesal sembari mencubit tanganku. Gila! Cubitannya sakit sekali.

Aku menghentikan 'kegiatanku', menempelkan daguku diatas kepalanya. "Besok pagi kamu terbang ke London, dan mungkin sekitar sebulan lamanya kita nggak akan bertemu karena aku harus tetap stay disini untuk mengurus beberapa urusan yang belum selesai. Aku cuma mau membayar semua kerinduanku padamu untuk satu bulan kedepan."

Kanna mematikan kompor lalu memindahkan makanan yang sudah matang ke piring dengan otomatis pelukanku padanya terlepas. Dia tak merespos ucapanku barusan, dia mengabaikanku teman-teman. Aku tak mungkin seperti kemarin, bersikap seperti anak kecil, ngambek karena wanita itu mengabaikanku.

"Ayo makan Var!" Dia menata piring dan gelas diatas meja sementara aku masih berdiri didekat kompor.

"Kannaa," rengekku seperti anak kecil. Gila! Wanita itu benar-benar mampu merubahku dari pria dewasa menjadi anak kecil yang rewel.

"Apaan sih Var! Kaya anak kecil tahu. Ayo kita makan emang kamu nggak lapar? kita nggak akan makan siang bareng selama satu bulan kedepan. Ini kesempatan terakhir kita sebelum besok pagi aku flight." Ucapnya dengan santai sembari menaruh nasi diatas piring, dia sudah duduk dengan nyaman di kursi meja makan. Dengan lunglai aku berjalan kearahnya, duduk disampingnya dalam diam. Sikap diamku bukannya aku marah padanya, aku hanya mencoba menenangkan perasaanku yang tak karuan. Dia benar-benar berpengaruh besar dalam perubahan setiap emosiku, aku dengan gampang mengekspresikan isi hatiku padanya tapi responnya lah yang sering membuatku bertanya-tanya apakah aku terlalu berlebihan menunujukkan perasaanku sehinnga dia tak nyaman dan mengabaikan atau bagaimana? karena aku tak tahu isi kepala dan hatinya, dia susah sekali mengekspresikan perasaannya. Hal itu selalu membuatku menduga-duga dan menanti setiap reaksi yang dia tunjukkan, dan seperti tadilah reaksi yang selalu Nyonya Alvaro suguhkan. Aku harus berjuang lebih keras untuk lebih memahaminya. Fighting!

"Thanks," Ujarku saat Kanna selesai menaruh nasi serta lauk pauknya ke atas piringku.

"Tumben kamu nggak ngambek Var," celetuknya dengan santai, sungguh wanita ini unik sekali. Bukankah kata-kata seperti itu biasanya diajukan oleh sang pria, aku jadi merasa Kanna yang akan menjadi kepala rumah tangga dalam pernikahan kami nanti. Jangan sampai!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang