Kanna-Konfrontasi

3.1K 215 2
                                    

Dengan penuh percaya diri aku berjalan menyusuri lorong rumah sakit untuk menemui Kandara. Aku bisa merasakan tatapan orang-orang yang terus menguntitku dalam setiap langkah, bukan karena mereka terpesona akan kecantikan dan tubuh yang indah layaknya model Victoria secret, bukan! toh itu sama sekali bukan penggambaran tentang diriku tapi mungkin mereka "aneh" dan tak terbiasa dengan apa yang mereka lihat, dimana seorang wanita dewasa datang ke rumah sakit hanya menggunakan hot pants dengan kaus kebesaran ditubuh mungilnya beserta sendal jepit usang yang seharusnya sudah masuk tong sampah. Mungkin mereka berfikir aku orang gila pertama yang datang ke rumah sakit dengan "penampilan gila". But siapa peduli, aku memakai pakaian apa yang menurutku nyaman, perlu kalian tahu citraku sebagai wanita pecinta fashion dan kesempurnaan hanyalah bertahan di jam kerja selepasnya aku pecinta "fashion of the gembel".

Aku memasuki ruangan yang bertuliskan dr.Kandara Isna,Sp.BA tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, tak peduli orang yang berada didalam ruangan menganggapku tak sopan toh dia adik kandungku sendiri jadi tak ada yang salah.

Ceklek.

Shit!! Ternyata bukan hanya Kandara yang berada di dalam tapi ada orang lain juga, tepatnya berjumlah dua orang berjenis kelamin pria dan berprofesi sebagai dokter terlihat jelas dari jas putih yang mereka pakai.

Awas lo Ndar!!

Kandara mengerling puas padaku melihat raut kesalku, dia berhasil mengerjaiku hari ini, sebelum pergi kesini Kandara menelpon dengan menyuruhku untuk langsung masuk keruangannya karena sedang tak ada pasien. Ya memang bukan pasien!! Tapi ada dua orang dokter yang sekarang sedang menatapku dengan tatapan heran dan aneh again, mungkin mereka berpikir aku ini gelandangan yang salah tujuan.

"Hai Ann" sapa Kandara dengan ceria yang berlebihan seolah mengejekku.

Tanpa membalas sapaannya aku duduk dihadapan dua dokter yang sampai saat ini masih tak melepaskan matanya dari diriku bahkan salah satunya terang-terangan tersenyum mengejek.

Memang apa salahnya berpenampilan seperti ini ke rumah sakit!? Sial!! Rutukku.

"Oh ya sampai lupa, Daniel, Rey ini Kanna kakakku" Kandara memperkenalkan kami yang sama-sama diam.

"Kanna" ujarku datar.

Seakan sadar dari sikap memalukannya dua pria tadi memalingkan tatapannya dan salah satu dari mereka segera membalas uluran tanganku.

"Daniel"

"Kanna" ulangku sinis lalu dengan berat hati mengulurkan tanganku untuk pria satunya lagi.

"Kau ngambil baju gembel dimana Ann?" Dia menghinaku lalu membalas uluran tanganku dengan erat.

"Anjing!!"

"Hahahahha" Dan seketika gelak tawa langsung memenuhi ruangan Kandara setelah mereka mendengar umpatanku kecuali satu pria yang bernama Daniel yang diam, bingung dengan situasi yang terjadi.

Baiklah aku akan memperjelas situasi ini, dimana aku dan Rey alias Reynold sebenarnya saling mengenal, dan karena tadi terlalu kesal jadi aku berpura-pura tak mengenalnya.

"Sudah puas mentertawakanku, Tuan dan Nyonya!?" Ujarku sinis dengan wajah jutek.

"Ok ok gue puas" Kandara mengangkat kedua tangannya berhenti tersenyum tapi aku masih bisa melihat kegelian dimatanya.

"Me too" Reynold juga melakukan hal yang sama membuatku muak.

"Oh sorry Dan, pasti lo bingung dengan situasi ini. Sebenarnya gue dan Kanna sudah saling mengenal, hanya beginilah bentuk pertemanan kami. Benar tidak Ann??" Reynold menaik-naikkan alisnya menggoda ke arahku yang ku balas dengan memutar bola mata jengah.

My FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang