Silver berjalan gontai mengikuti langkah seorang guru muda di koridor sekolah barunya. Setelah guru itu mengetuk pintu dan berbicara kepada guru lain yang sedang mengajar di dalam kelas, guru yang dikenal sebagai Mrs. Dephanie itu mempersilakan Silver masuk dan tersenyum padanya sambil berkata, "Jika ada masalah kau bisa menghubungiku atau guru lain." Guru itu menepuk pundak Silver yang jelas lebih tinggi darinya.
"Iya, Ma'am. Terima kasih," jawab Silver juga tersenyum seramah mungkin. Sorakan dan bisikan terdengar dari para murid perempuan maupun murid laki-laki. Matanya memindai beberapa anak yang berada di dalam kelas. Terlihat beberapa sangat antusias akan kehadirannya namun perhatiannya malah tertuju kepada seorang anak yang terlihat begitu malas hingga lebih memilih untuk menidurkan kepalanya di meja dengan tangan sebagai bantalannya.
"Perkenalkan dirimu," kata guru laki-laki yang mengajar itu kepada Silver sambil tersenyum seperti Mrs. Dephanie tadi. Silver mengangguk dan menarik napas panjang.
"Nama saya Silver. Silver Hans," kata Silver singkat. Beberapa siswi yang terlihat sangat antusias sampai berteriak tertahan karena mendengar suara berat Silver.
"Okay, Silver," kata guru itu. "Namaku Antonio dan aku mengajar sastra Latin. Jika kau tidak keberatan, kau bisa duduk di samping Nicole di ujung sana." Mr. Antonio menunjuk bangku kosong tepat di samping Nicole.
"Di sana, Sir?" tanya Silver memastikan juga sambil menunjuk.
"Tentu, tepat di belakang Mr. Evan," kata Mr. Antonio sambil tersenyum lebar. "Jika kau tak keberatan," bisiknya.
"Tentu," jawab Silver sambil berjalan menuju bangku yang sudah di siapkan. Selang beberapa saat setelah ia mendudukan bokongnya di atas bangku, Nicole menyapanya.
"Hei, Silver," bisik Nicole agar tak mengganggu Mr. Antonio yang sudah mulai membacakan sajak Latin. "Aku Nicole, salam kenal," kata Nicole sedikit genit hingga membuat Silver mengerutkan dahi tertahan.
"Kau sudah tahu namaku, 'kan?" tanya Silver retoris. Matanya memindai sekitaran Nicole dan bertanya, "Kenapa anak itu?" tanya Silver pelan sambil menunjuk ke arah Chasey yang memang sudah tertidur sedari awal mulainya pelajaran dengan dagu. Mr. Antonio tidak akan menegurnya karena prestasi Chasey dalam bidang sastra dan fisika maupun matematika sudah cukup bagus. Lebih bagus daripada siswa atau siswi lain yang lebih memperhatikan pelajaran Mr. Antonio.
"Mati, mungkin," jawab Nicole mengedikkan bahu sambil memuntir-muntir ujung rambut merahnya dan menggerak-gerakkan badan genit. "Dia teman baikku, by the way."
"Sahabat baik memang kadang lebih baik mati, ya?" canda Silver sambil mengeluarkan buku dari tasnya dan membukanya. "Siapa namamu lagi?" tanya Silver lagi.
"Nicole," jawab Nicole mengulurkan tangan berharap dibalas oleh Silver.
"Mrs. Garcia," seru Mr. Antonio dari depan kelas yang mengagetkan Nicole. "Bacakan ulang sajak yang barusan saya bacakan. Ab initium." Nicole yang merasa dipanggil hanya tersenyum tak tahu harus berbuat apa karena ia sama sekali tak mengerti kenapa harus mempelajari bahasa mati.
●●●
Setelah bel istirahat berbunyi, Chasey segera terbangun dan menyaut tasnya lalu berlari ke arah kafetaria sekolah tanpa mengajak Nicole yang sedang menata buku-bukunya setelah mendapat hukuman membaca di depan kelas hingga pelajaran usai.
"Chasey, tunggu aku!" Nicole berteriak sambil mencangklongkan tasnya pada pundaknya dan membawa buku-buku pada tangannya.
Silver sendiri tak bisa keluar kelas karena kerumunan banyak mengerumuninya hingga ia tak dapat keluar untuk mengikuti Chasey karena sedari tadi, jiwa serigalanya memaksa untuk mengikuti atau berkontak mata atau suara dengan Chasey entah mengapa.
"Permisi, teman-teman," kata Silver. "Aku tahu kalian semua baik untuk mengajaku berkenalan, namun aku harus segera pergi karena ada urusan ... d-dengan guru, iya ... aku ada urusan dengan guru." Siswi yang mengerumuninya mendesah kecewa dan membiarkan Silver pergi dengan damai.
Silver segera mengikuti bau Chasey yang membuatnya semakin penasaran karena ia belum pernah merasakan hal ini sebelumnya kecuali saat ... Silver menggelengkan kepala. "Tak mungkin," pikirnya.
Silver berlari menuju arah bau Chasey yang semakin dekat tanpa memedulikan teriakan dari orang yang ia tabrak. Ia hanya berkata: "Maaf." Setiap ia menabrak dan segera berlari mengikuti bau Chasey yang terkesan khas di hidungnya. Semacam bau ... mate.
Silver sampai ke kantin tanpa terengah karena dia memang memiliki tenaga ekstra mengingat dia adalah seorang manusia serigala dan pandangannya langsung menuju ke arah Chasey yang sedang tertidur di meja kantin dan ditumpahi air susu oleh siswa lainnya tepat di atas kepala Chasey. Nicole yang sedang berbicara kepada Chasey dan bermain laptop; meskipun ia tahu jika Chasey tertidur dan pasti mendengarkan segera membuka mulut kaget karena ulah anak laki-laki pembulli Chasey.
Chasey terbangun dengan ekspresi datar dan ketika ia bertatap pandang dengan Silver yang terpaku di ambang pintu kantin, Silver membeku.
"Mate, mate, mate .... " kata serigala Silver melompat-lompat kegirangan. "Kau lihat itu, Silver? Dia adalah mate kita! Mate, Silver! Dia adalah mate kita!" seru serigala Silver dari dalam.
"Aku tahu, tetapi misi untuk kepentingan pack adalah yang utama dan pertama," balas Silver kepada serigalanya. "Aku harus menghiraukannya hingga misi selesai." Silver berbalik dengan wajah masih terkejut pun senang karena mate terakhir sebelum Chasey sudah mati ketika terjadi penyerangan bangsa Vampir di packnya sekitar lima tahun lalu. Kejadian yang sudah berlalu sangat lama. Kejadian begitu kacau waktu itu mengingat Silver masih remaja dan belum dapat mengendalikan nafsu dan amarah hingga hampir memutuskan untuk bunuh diri namun buru-buru dicegah cepat oleh sang alpha yang tidak lain adalah kakak ayah Silver.
"Kau tak bisa, Silver," protes serigala Silver. "Kau tak bisa membiarkannya disiksa seperti itu oleh anak-anak bajingan itu! Ini sebuah penghinaan, Silver! Berbaliklah dan setidaknya pukul wajah anak yang mempermalukan mate kita!" Serigala Silver sudah menggeram penuh amarah dan bersiap bertukar dengan Silver. Seandainya saja Silver masih berusia belasan pasti ia sudah berubah menjadi seekor serigala besar dan mengacaukan seisi sekolah, dan tentu saja ia tak akan mendapatkan misi sepenting ini.
"Kita harus, Wolfie," ucap Silver mencairkan suasana. "Kau tak bisa memaksaku bertukar hanya untuk masalah sepele seperti ini. Kau tahu bahwa pack kita bisa saja terserang oleh vampir-vampir itu lagi! Kita tak boleh membiarkan mate kita ikut campur dalam masalah ini. Tak akan lagi!" ucap Silver tegas.
"Jangan panggil aku Wolfie!" ucap serigala Silver. "Namamu Silver, namaku Grey! Baiklah, baiklah! Jangan berikan pandangan membunuh itu padaku! Aku akan berusaha sekuatnya untuk menahan diri agar cepat menyelesaikan misi ini dan segera kembali mengejar mate kita."
"Good boy!" ucap Silver sambil tersenyum masam dalam diam dan melangkah pergi meninggalkan kafetaria sekolah.
Chasey yang sedang tidur nyenyak merasa terganggu karena ulah seorang siswa laki-laki bernama Trevor yang sudah membullinya semenjak semester satu.
"Susu untuk serigala," kata Trevor yang disambut gelakan tawa dari murid lain di dalam kantin. "Kau harus banyak-banyak minum susu, Wolfie. Kau sungguh kurus," lanjutnya sambil mengacak rambut Chasey kasar.
"Hey, Man ... apa masalahmu?!" seru Nicole dengan ekspresi kesal.
"Hanya memberi sedikit kalsium untuk seri-anjing penjaga sekolah kita," jawabnya. "Kau tahu? Banyak serigala berkeliaran akhir-akhir ini dan sekolah membutuhkan penjaga tambahan."
Chasey berdiri terbangun dengan wajah datar dan berkata, "Sudahlah, Trevor." Chasey melepas sweater birunya. "Aku sedang tidak mood untuk meladenimu." Chasey melangkah pergi keluar kafetaria dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan rambutnya yang terasa lengket oleh air susu.
Sudah menjadi kebiasaan untuknya selalu di-bully oleh anak-anak dari sekolahnya.
"Tak apa," pikirnya. "Setidaknya aku sudah menemukan bukti kuat bahwa manusia serigala itu ada, dan ... aku akan berusaha untuk menjadi salah satu dari mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Werewolf Seeker [MXB] [LGBT] [R]
RandomBOYXBOY WARNING!!! LGBT ALERT!!! HATERS BETTER STOP!!! Chasey Evan adalah anak laki-laki yang menyukai segala hal mengenai manusia serigala. Ya, dia bahkan mendambakan menjadi salah satu dari mereka tak peduli dari pack mana atau golongan manusia se...