04. Can You Feel It?

3.4K 401 6
                                    

Setelah selesai mandi dan membersihkan diri, Silver keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan bokser ketat berwarna hitam.

Ia berjalan mendekat ke arah kasur tanpa memedulikan ucapannya mengenai akan tidur di sofa. Jelas ia tak akan menyia-nyiakan kesempatan besar di depannya.

Napas Chasey terlihat teratur, badan bagian atasnya naik turun seirama dengan napasnya. Selimut yang ia gunakan untuk menutupi seluruh tubuhnya kini sudah berpindah menjadi hanya menutupi kakinya.

Silver menurunkan selimut itu hingga tak ada lagi yang menutupi Chasey kecuali bajunya. Sweater-nya saja sudah ia lepas dan dimasukkan ke dalam tas Chasey. Ia melepas sepatu yang masih Chasey gunakan agar Chasey nyenyak dalam tidurnya.

"Um ... Silver?" tanya Chasey terbangun. "Kau-apa yang kau lakukan?" Chasey segera menarik kakinya dari genggaman Silver. "Dan, dan-bajumu! Di mana mereka?!" Arah pandang mata Chasey tertahan pada badan Silver; dan ia melihatinya cukup lama hingga membuat Silver menyeringai senang.

Silver beranjak naik ke atas kasur, mendekat ke arah Chasey yang masih melihati tubuhnya. Ia berhenti tepat di depan Chasey dan mendudukan badannya namun dengan lututnya ia menumpukannya. "Berikan tanganmu," kata Silver menjulurkan tangannya. "Tutuplah matamu dan percayalah padaku."

Perlahan, Chasey menaruh tangannya di atas tangan kokoh Silver yang jelas membuat serigala Silver melompat kegirangan. Chasey menutup matanya ketika Silver mulai menarik tangannya mendekat ke badan Silver.

"Can you feel it?" tanya Silver ketika telapak tangan Chasey sudah tepat menempel di dada bidang shirtless-nya. "Can you feel the beat of my heart?" tanyanya lagi dengan suara mulai memberat.

Sebagai jawaban, Chasey mengangguk dan membuka matanya pelan untuk melihat apa yang terjadi karena dada yang sedang ia pegang berubah dan menjadi sedikit berbulu. Semakin lama semakin panjang bulu yang dirasakannya dan semakin membesar terasa badan Silver.

Chasey melompat dari kasur dan menutup mulutnya histeris dengan satu tangannya sedang tangan lainnya menunjuk-nunjuk Serigala di atas kasur Silver. Ya, serigala besar berwarna abu-abu kehitaman. Jauh lebih besar dari serigala yang ia temui di hutan tadi dan jauh lebih menyeramkan. Chasey mundur perlahan hingga badannya terantuk jendela besar yang menghadap kota. Mulutnya masih ditutupinya dengan tangannya.

"Aku tahu," katanya sambil menurunkan tangan, "aku tahu kalian nyata." Hanya itu kata-kata yang mampu Chasey ucapkan karena terlalu senang dan kaget dalam waktu bersamaan.

Grey berjalan mendekat secara perlahan, ia turun dari kasur super pelan hingga terkesan ia takut akan ketinggian kasur yang bahkan tidak mencapai moncongnya. Setelah sampai tepat di depan Chasey, Silver mendengus hingga mengeluarkan asap yang mengenai wajah Chasey secara tepat.

"Apa kau akan memangsaku sekarang?" tanyanya seolah keinginan sebelumnya sirna; ia tidak sempat mengingat bahwa jika ia sangat menginginkan menjadi salah satu dari mereka.
"Atau aku ini sarapan untuk besok?" tanyanya membuat Grey mendengus lucu.

Grey menundukan kepalanya dan kaki bagian depannya hingga hidungnya sejajar dengan dada Chasey.

"Apa? Apa aku harus menyentuh keningmu atau apa?" tanya Chasey dengan badan menempel tepat di kaca. "Sepertinya memang begitu." Chasey mengedikkan bahu, mendekatkan tangan kanannya ke arah kening Grey. Ketika tangannya menyentuh Grey, ia merasakan sesuatu merambat bagaikan listrik dari tangannya dan menjalar ke seluruh tubuhnya. Sentuhan itu membuatnya turn on. Ia langsung merasakan sesak pada selangkangan kakinya.

Chasey menelan ludah secara kasar ketika melihat serigala itu berubah wujud menjadi manusia lagi, menjadi Silver yang telanjang bulat. Ya, telanjang bulat dan itu membuat Chasey menjadi sangat bergairah untuk menyentuh atau bahkan menjilati tiap inci dari bagian tubuh Silver yang kekar.

Werewolf Seeker [MXB] [LGBT] [R]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang