Petang sudah akan datang namun seseorang yang sejak tadi Dean tunggu tak menampakkan batang hidungnya. Motornya yang teparkir di depan gerbang sekolah sedangkan cowok itu duduk diatas motornya dan memainkan ponsel yang sedari tadi ia pegang.
Mata Dean tak henti-hentinya mencari sosok yang sedang ia tunggu, cowok itu mulai gusar dan turun dari motornya. Kakinya sudah mau melangkah untuk mencari seseorang yang sedang ia tunggu, namun orang itu berjalan dari sisi berlawanan dengannya. Senyum Dean mengembang sempurna cowok itu segera menghampiri sosok itu. "Lo lama banget sih" seseorang yang diajak bicara Dean mendongak keatas, mengingat tingginya yang jauh dari tinggi Dean.
"Lo nunggu gue" jawab orang itu.
"Iyalah gue mau anterin lo pulang, itung-itung buat nebus kesalahan gue kemarin yang nabrak lo" Seseorang yang ditunggu Dean ternyata adalah Tata sigadis yang kemarin ditabrak oleh Dean dikantin.
"Gue bisa pulang sendiri"
"Ga bisa, lo pokoknya harus pulang sama gue"
"Kok lo maksa sih" tanpa mau menjawab lagi, tiba-tiba saja Dean menarik pergelangan tangan Tata secara paksa. Cewek itu mencoba melakukan perlawanan untuk lepas dari cengkraman Dean. Namun mengingat Dean yang lebih kuat percuma saja jika Tata melakukan perlawanan macam apapun.
"Naik"
"Ngga"
"Tinggal naik aja susah"
"Nggak" Tata tetap kekeh dengan keputusannya, cewek itu masih tak mau menuruti perkataan cowok yang sedang memaksanya itu.
"Oke, kalo itu yang lo mau" Dean tersenyum miring dan mulai meraih punggung Tata yang jaraknya tak jauh darinya. Cowok itu semakin mengapit Tata dalam rengkuhannya.
"Lo mau ngapain. Jangan gila deh" Tata lagi-lagi memberontak ketika Dean memulai aksinya kembali.
"Pulang sama gue, atau..." seringai nakal terlihat jelas pada ekpresi wajah tampan Dean. Cowok itu menggantung kata-katanya dan mendekatkan wajahnya pada Tata yang mulai ketakutan. "Lo mau gue ngelakuinnya disini" Tata megernyitkan dahinya saat sesuatu yang keluar dari mulut Dean tak bisa ia cerna dengan baik.
'Dakkk'
Refleks saja Tata menendang betis Dean. Dean mundur, tendangan Tata barusan benar-benar membuatnya terkapar. Setelah ia rasa Dean sudah kalah, dengan segera pula cewek itu melarikan diri dan meninggalkan Dean yang sedang kesakitan.
Mata Dean menatap nanar Tata yang sudah menjauh darinya. Setelah dengan susah payah ia membujuk cewek itu namun inikah yang ia dapatkan?
Astagah seorang Dean ditolak!
"Sialan tuh cewek, makin buat gue penasaran aja"
---
Tata menghembuskan nafasnya dengan sangat lega, pasalnya ia bisa lolos dari Dean si trouble maker. Entah apa yang ada dipikiran cowok itu, baru juga dua kali bertemu dengannya namun sikapnya seolah-olah sudah sangat akrab.
Satu pertanyaan yang terlintas di dalam kepala Tata adalah apakah Dean melakukan hal yang sama kesemua perempuan yang baru ia kenal?
Entahlah.
Tata memukul kepalanya pelan lalu menggelengkan kepalanya beberapa kali. Astagah apakah baru saja ia memikirkan Dean?
Tidak! Tidak! Tidak!
Tata tak boleh memikirkan cowok bad boy itu. Ia tak mau terjerumus pada masalah apapun yang berhubungan dengan cowok itu. Baginya ia hanya perlu bersekolah dengan baik tanpa membuat masalah ataupun berhubungan dengan si pembuat masalah. Prinsip itu yang selalu Tata tanamkan dalam dirinya karena tinggal sedikit lagi ia akan lulus dari SMA.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dean (The Struggle Bad Boy)
Teen FictionWhen the bad boy meets the fangirl. Dean Yanuar Diharja, Cowok tampan itu masih kekeh dengan pendiriannya. Ia masih berdiri memelas cinta pada seorang gadis bernama Renata atau yang kerap dipanggil Tata. "Apa gue harus bilang Saranghae sambil nyan...