Aku sedang memutar kembali ingatan ku untuk dapat bercerita kembali. Karena kedua temanku ini kami sering bersama hingga aku terkadang lupa kapan pertama kali kami bertemu. Tetapi rasanya selalu teringat seperti menemukan jalan yang telah lama hilang, seperti menemukan air di tanah gersang, seperti api yang membakar kayu hingga menjadikannya abu (kayak puisi aja). Dan mari aku bercerita tentang adik terkecil kami, yang paling muda tetapi tingginya menjulang dariku, badannya tegap tingginya 178cm. dan umurnya waktu itu baru menginjak 17 tahun dan rambut berwarna hitam legam. Bongsor memang dia. JK namanya,
Waktu itu Pak Tua Ode sedang berada di jembatan penyebrangan di area perkantoran kota ini. Pak Tua Ode sehabis mengurus beberapa surat dan pergi ke bank. JK menabrak Pak Tua Ode karena sedang dikejar oleh sekelompok anak muda yang memang senang membully nya. JK kabur dari mereka karena hari ini JK di peras sebelum masuk kedalam bus. Mereka berdua sama-sama terjatuh dan mereka saling menatap. Ekspresi JK pada saat itu "tolong.." tetapi hanya sepersekian detik JK bangkit dan berlari kembali. JK bingung apa yang harus dia lakukan pada saat itu. Menolong Pak Tua Ode akan menimbulkan masalah untuk keduanya, tetapi tidak menolongnya akan merasa bersalah. Pak Tua Ode hanya tersenyum dan mengisyaratkan JK lari saja.
Sekelompok pemuda itu melihat Pak Tua Ode yang terjatuh bukanya menolongnya mereka malah dengan paksa bertanya kepada Pak Tua Ode.
"lari kemana dia?" tanya salah satu dari anak muda itu.
"aku terjatuh dan kau masih menanyaiku? Bukankah kau harusnya menolongku?" Pak Tua Ode dengan tajam. Salah satu dari mereka menolong Pak Tua Ode untuk bangkit dan mengambilkan barang-barang yang berserakan.
"PULANG KALIAN. Ini masih jam sekolah dan berani-beraninya kalian kabur dari sekolah. Aku tahu kamu dan kamu, aku mengenal orang tua kalian. Tapi aku bukan pengadu. Jadi ada 2 pilihan kalian kembali ke sekolah atau kalian berhenti mengejar anak itu?" Pak Tua Ode berubah menjadi dingin dan menakutkan dengan tangan menunjuk kedua anak yang disebutkannya. Semua orang di kota tahu siapa itu Pak Tua Ode dan bagaimana dia hidup. JK hanya melihat dari tangga bawah apa yang terjadi dan bagaimana Pak Tua Ode menyelamatkannya. Sekelompok anak itu menggerutu dan pergi. Melihat mereka telah pergi JK kembali keatas jembatan penyebrangan. Dan meminta maaf kepada Pak Tua Ode.
"Maafkan saya Pak saya tidak sengaja.. saya hanya lari.. terima kasih pak.. saya pamit dahulu"
JK membungkukan badan dan berbalik untuk pergi.
"kamu bisa bermain ke tempat ku. Setelah pulang sekolah. Daripada berkeliaran tidak jelas karena bolos sekolah." Pak Tua Ode pun berlalu.
"ya aku akan datang nanti"
Tanpa perlu di beri penjelasan dimana tempat Pak Tua Ode semua orang juga tahu lahan rongsokan yang luas itu. JK pendiam begitupula kehidupannya di sekolah maupun dirumah. Dihabiskan dengan diam. Entah diam dari orang sekitarnya ataupun diam dari mulutnya.. pikirannya terkadang lebih dewasa daripada anak seumurannya. Dan banyak yang tidak menyukai karena hal tersebut. JK tidak pandai dalam menunjukan ekspresinya. JK mengambil ekstrakulikuler seni lukis di sekolahnya. Dan terkadang gambarannya abstrak tetapi personal, atau surealis tetapi berfikir. Ah sudahlah aku bingung menjelaskan bagaimana lukisan menjadi sangat personal tetapi bisa juga menjadi sangat tidak personal wkwkwk.
Dan sepulang sekolah JK menepati janjinya. Dan mulai bertemu dengan manusia-manusia lukisan alam.
JK dengan baju seragamnya masuk ke pekarangan rongsokan milik Pak Tua Ode. Suga Hyung yang saat itu sedang sibuk mengutak-atik piano tua klasik itu sudah ada sedikit kemajuan karena bisa berbunyi walau belum sempurna. Melihat JK yang berjalan ragu kedalam perkarangan.
Suga Hyung tersenyum menghampirinya,
"aku tidak heran jika Pak Tua itu menyuruhmu kemari. Apa yang kau perbuat?"
JK menghampiri Suga hyung dengan tangan berada didalam kantung celananya.
"tidak ada, Pak Tua Ode itu hanya menyuruhku kemari.. aku tidak tahu harus apa.. aku hanya menabraknya setelah berlari dari kejaran beberapa temanku."
"kenapa kau dikejar?"
"karena aku tidak sengaja menabrak mereka. Atau mereka memang senang melihatku berlari. Aku tidak tahu. Mereka hanya seperti itu.."
"Larilah kalau begitu. Tempat ini cukup luas untukmu berlari mengelilinginya. Hush hush"
Suga hyung mengayunkan tangannya mengusir JK untuk berlari. Dan tanpa pikir panjang lagi JK menggantungkan tasnya pada tangan Suga Hyung yang sedang mengayun dan membuka seragamnya menanggalkan kemeja putih seragamnya menyisakan kaos berwarna putih dan mulai berlari mengelilingi tempat rongsokan itu.
JK senang dengan kegiatan berlari tetapi sekolah formal lebih menuntut untuk berfikir bagaimana menyelesaikan permasalahan dari sebuah rumus matematika, seperti menambah jumlah pengangguran, mengurangi jumlah data sehingga menambah penghasilan seseorang atau membagi dengan tidak adil untuk mencurangi statistic. JK merasa berlari menjadi sebuah proses untuk menyegarkan pikirannya. Tetapi keadaan keluarga yang tidak mendukungnya untuk berlari menyebabkan dirinya terdampar di sebuah sekolah yang tidak mengembangkan bakatnya. Dan JK merasakan tahu kemana tujuannya berlari.
Ya aku sendiri sebenarnya agak bingung bagaimana menjelaskannya dengan detail, yang jelas sejak saat itu JK setiap pulang sekolah tanpa pernah absen bahkan di hari libur datang ke tempat rongsokan Pak Tua Ode untuk berlari. Dan sejak saat itu JK terbebas dari para pembully yang hobi memukuli dirinya. Mungkin ada magnet yang tersimpan dari tempat rongsokan Pak Tua Ode
Lalu ada Taehyung yang seumuran dengan ku. Kami seumuran tetapi jarak dan besar tubuh kami berbeda sekali. Tinggiku hanya 173cm dan taehyung 178cm ya hanya beda 5cm tetapi aku lebih kecil darinya. Dengan bahu yang lebar dan kepribadian yang membuat orang langsung menyukainya pada pandangan pertama akan mengerti betapa menyakitkan hidupnya. Taehyung yang hidup dengan ayah yang selalu memukuli ibunya. Tempat tinggal kami bersebrangan terkadang aku mendengar suara teriakan dan beberapa barang pecah dari rumah Taehyung dan pada saat itu Taehyung akan berlari keluar dari rumahnya entah kemana. Terkadang aku mengikutinya menuju tempat rahasia kami sebuah kolam renang tak terpakai di area Pak Tua Ode. Dan Taehyung akan menangis bersamaku, dan terkadang akupun menangis bersamanya walau tidak selalu karena kami juga tidak bisa bertemu setiap saat. Karena aku harus rutin ke rumah sakit untuk beberapa pemeriksaan yang membosankan. Hahaha kami saling menangisi nasib yang menertawakan kami. Sebenarnya bukan Pak Ode yang menemukan kami tetapi kami yang menemukan Pak Tua Ode. Karena aku dan taehyung senang dengan tempat persembunyian kami tetapi agak lucu karena kami memakai lahan orang lain tetapi Pak Tua Ode tampak tidak terlalu perduli dengan apa yang kami lakukan selama tidak ada yang mati di lahannya. Terkadang aku menyesal karena diberikan tubuh yang lemah, dan harus menghabiskan waktu-waktu tertentu di rumah sakit, aku tidak bisa menemani Taehyung ketika hal-hal menyakitkan terjadi. Aku menyesal untuk hal itu dan berharap Taehyung mendapatkan teman yang baik.
Taehyung adalah manusia yang sulit memasang ekspresi jadi taehyung akan menuliskan segala sesuatu nya di media apapun. Dan itulah awal mula Taehyung bertemu RM hyung ketika Taehyung dengan tergesa-gesa menuliskan sesuatu secara abstrak di dinding tempat dulu RM hyung mencoret-coretnya. Aku tidak percaya pada takdir atau kebetulan, mungkin semesta sedang berbaik hati mempertemukan Taehyung dan RM hyung. Tepat pada saat Taehyung mencurahkan isi pikirannya atau hatinya RM hyung pulang kerja dari tempat pengisian bensin. RM hyung melihat Taehyung yang sibuk mencoret-coret dinding dengan Pilox di tempat dulu RM hyung mencoretnya, mungkin temboknya memiliki kekuatan untuk membuat orang mencoretnya. RM hyung memperhatikan dengan seksama taehyung yang sibuk menulis dan setelah selesai RM hyung mendatanginya dan berkenalan. Darisitulah Taehyung bergabung dalam lingkaran setan yang tak terpisahkan. RM Hyung hanya tersenyum dengan apa yang dituliskan oleh taehyung. Dan mereka pun pergi.
WHO AM I?
||
Oh sial aku terlalu panjang bercerita tentang awal pertemuan kami bertujuh. Aku tidak ingin menyingkat cerita hanya saja, aku membiarkan cerita ini mengalir semestinya. Taehyung lalu mengajak aku untuk berkenalan dengan mereka semua dan disitulah awal dari moment-moment kami semua. Dan aku tidak tahu bagaimana ini akan berakhir. -Jimin-
KAMU SEDANG MEMBACA
The Most Beautiful Moment In Life
FanfictionPada awalnya aku ingin cerita ini menjadi sebuah kisah bahagia yang indah tentang sekelompok manusia tentang bagaimana "the most beautiful moment in life", persahabatan, cinta, dan segala hal yang indah menurut tingkat "bahagia" dari setiap manusia...