🌼🌼🌼
Makan malam kali ini terasa mencekam bagi Kiandra, pasalnya, cowok yang siang tadi ia tabrak mobilnya sekarang berada tepat di depannya.
"Kiandra sudah besar ya din, makin cantik lagi." puji Lia pada anak gadis sahabatnya tersebut.
"Ahh kamu bisa aja ya, anak-anak kamu juga ganteng sama cantik, gak kalah sama ayah ibu nya." balas Dini pada Lia yang posisi duduknya berada di depannya.
Kiandra kurang fokus mengikuti kegiatan makan malam kali ini, dia terus-menerus melirikkan matanya curi-curi pandang pada Dimas yang saat ini juga kebetulan duduk di depannya.
"Kian, katanya baru masuk kuliah ya?" Tanya Sardi pada anak gadis sahabatnya tersebut.
Kiandra yang memang sedari awal tak fokus hanya menggigit ujung kukunya sambil menatap ke arah yang tak tentu.
Merasa tak ada jawaban, semua mata tertuju pada Kiandra.
Kiandra yang merasa menjadi pusat perhatianpun mendadak diam dari aktifitas unfaedah nya dan membulatkan matanya polos menghadap orang tuanya.
"Kamu ditanya sama om Sardi yan." sahut Dini saat sadar jika putrinya sedikit aneh untuk saat ini.
"Huh? Ya om, maaf tadi rada ini, anu.." lalu setelahnya Kiandra terkekeh.
Mendengar kepolosan Kiandra, Sardi dan Lia pun ikut tertawa.
"Om sardi tadi tanya yan, sekarang kamu udah kuliah atau belum." ucap Abimana menengahi.
Kiandra menepukkan kedua tangannya ringan.
"Iya om, kian sekarang sudah kuliah." sahutnya ringan.
"Ngekost dong yan?" Tanya Lia.
Kiandra menggelengkan kepalanya sambil menggerakkan tangannya isyarat jawaban tidak.
"Enggak tan, aku bolak-balik rumah kok naik omen." sahut Kiandra.
Semua keluarga Aditama menaikkan alisnya setelah mendengar Kiandra menyebut omen.
Dini tertawa pelan, "omen itu motor matic punya Kiandra, dari Sma dia udah makai motor yang itu." jelas Dini.
Sardi, Lia dan Alya mengangguk pelan sambil terkekeh pelan mendengar penjelasan dini.
Sementara Dimas, entah mengapa mulutnya gatal ingin berbicara merespon perkataan Dini, "Ooh motor matic yang warnanya abu ya tan" Dimas seketika menambahkan.
Kiandra membulatkan matanya sempurna kemudian berdiri dengan cepat sehingga mengejutkan siapapun yang ada di sana.
Raut wajah cemas sangat tergambar di wajahnya, Kiandra menatap Dimas dengan tatapan was-was.
"Pah, om, kian boleh bawa masnya dulu? Kian mau ngomong berdua sebentar." ucap Kian gugup.
Semua mata tertuju pada Kiandra dan Dimas secara bergantian.
"Aku?" Tunjuk Dimas pada wajahnya sendiri.
"Iya, siapa lagi, ayok!" Ajak Kian sambil memberikan kode melalui wajah jika Dimas tidak boleh menolak ajakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Co-Pilot ✔
Romance(FOLLOW SEBELUM BACA) (PINDAH KE DREAME) Yang terbaik kadang bukan datang dari apa yang kita yakini, tapi Tuhan yang mengaturnya. Sejauh apapun mengelak rasa, jika memang takdir berkata Dia, maka tidak ada satupun yang bisa menyela. Takdir bisa s...