"STOP"
suara teriakan seseorang mengalihkan perhatian empat orang itu. Dan ternyata yang baru saja berteriak adalah Gelia
"Gel, kita pikir Lo udah pulang" ucap Zizi
"Gue gak jadi pulang, tadi Alex Dateng dan bilang kalau kalian adu mulut disini" jelas Gelia dengan ekspresi datar
Tanpa pikir panjang Gelia langsung menarik tangan Zio menjauh dari tiga sahabatnya.
"Gel, mau ajak aku kemana?" Tanya Zio sambil terus mengikuti langkah Gelia
Gelia menghentikan langkahnya di sebuah bangku yang ada di tempat itu, di tempat yang dulu pernah mereka duduk saat mengerjakan makalah.
"Gel, aku mau minta maaf sama kamu, karena udah bohongin kamu masalah sebesar ini" ucap Zio sambil menggenggam tangan Gelia
Namun alih-alih memperhatikan ucapan Zio, Gelia malah menunduk, padahal tadi ia yang menarik Zio kesini
"Gel, kamu maukan bantu aku, biar bisa lepas dari Adel?" Tanya Zio
Gelia mendongak, menatap Zio, seketika tatapan mereka terkunci, Gelia menatap Zio dalam "Yo, kalau ini udah pilihan mamah kamu, itu berarti yang terbaik buat kamu, sama kayak mami yang mau aku ke London, karena menurut mami itu yang terbaik buat aku, jadi kamu gak perlu minta maaf"ucap Gelia sambil memaksakan senyumnya
Zio tersentuh mendengar ucapan Gelia, gadis yang selama ini terkenal keras, kini terlihat rapih hanya karena hal seperti ini. Zio menarik tubuh Gelia ke pelukannya mengusap lembut punggung Gelia. Sementara Gelia kembali terisak dalam dekapan Zio.
"Gel, aku gak akan lepasin kamu gitu aja, aku akan tetap berjuang buat kita, aku akan bilang ke mamah kalau cuma kamu yang aku sayang"ujar Zio sambil terus memeluk dan mengusap punggung Gelia
Gelia melepaskan pelukan Zio, dan kembali menatap Zio dalam diam.
"Awww" Gelia meringis ketika merasa sakit saat tangannya ditarik oleh seseorang.
Dan detik berikutnya sebuah tamparan mendarat di pipi kiri Gelia. Dan pelakunya adalah Adel
Adel menatap Gelia tak suka"ngapain Lo peluk-peluk tunangan gue" bentakannya
Gelia mengepal tangannya menahan emosi, biasanya saat seperti ini Gelia sudah memukul orang itu, atau bahkan lebih dari itu. Gelia masih diam menatap tajam ke arah Adel
"Apa Lo, dasar cewek murahan, tadi gue lihat Lo sama cowok lain, dan sekarang Lo berduaan sama tunangan gue" bentak Adel yang membuat Gelia semakin memanas ia tak mampu lagi menahan emasinya
Buk...
Ntah bisikan dari mana, Gelia memukul bagian perut Adel, hingga membuat gadis itu terpental kebelakang.
"Jaga mulut Lo, kalau ngomong jangan sekata-kata" bentak Gelia balik
Kini dia ia tak bisa mengendalikan emosinya hingga ia kembali menarik Adel, lalu memukul bagian perut gadis itu sekali lagi, sampai Adel terjatuh ke tanah tak sadarkan diri.
Gelia belum puas ia ingin sekali lagi menarik tangan Adel namun Zio menahannya.
"Gel, apa-apaan sih, kamu udah keterlaluan" marah Zio, Gelia menatap tajam ke arah Zio
"Gue cuma gak terima di katakan kayak gitu, bilang sama tunangan Lo itu, Jagan pernah bikin gue emosi, karena ini yang akan terjadi" balas Gelia tak kalah garang.
Zio berjongkok melihat keadaan Adel, jika saja mamanya tahu, maka habislah ia di marahi
"Gel, tahan emosi kamu, aku tahu kamu sakit hati tapi gak usah begini, ini udah keterlaluan" ucap Zio melembutkan namun tak membuat emosi Gelia turun
"Oh, jadi kamu belain dia"
"Aku bukan belain Adel, tapi kamu udah keterlaluan, Adel itu gak sekuat kamu, dia juga gak bisa bela diri kayak kamu" ucap Zio membela diri
"Tahu banyak kamu tentang ini cewek, baguslah, awal yang baik" ucap Gelia tersenyum miring
Setelah mengucapkan kalimat terakhir itu, Gelia pergi meninggalkan Zio dan Adel yang masih pingsan.
"Gel, Gelia" panggil Zio namun tak di gubris oleh Gelia
Zio berusaha membangunkan Adel, namun gadis itu tak kunjung membuka matanya. Setelah sekian lama, akhirnya Zio menggendong Adel.
********
Emosi Gelia tak kunjung turun, ia mengendarai mobil di atas kecepatan rata-rata, tak peduli meski dari tadi klakson mobil lain terus berbunyi karena ia menerobos di keramaian.Gelia sampai di rumahnya, setelah memarkir mobilnya ia langsung masuk ke kamarnya, tak peduli Nena, bahkan Zera memanggilnya berulang kali.
Gelia menghempaskan tubuhnya di atas kasur, pikirannya kalut, di satu sisi ia menyesal sudah meninju Adel, Namaun di sisi lain ia merasa sangat marah karena Adel sudah mengatainya cewek murahan.
"Apa sih salah gue, sampai masalah gue gak pernah berakhir kayak gini" gumamnya
Setelah merasa cukup tenang, Gelia mulai memejamkan matanya, hingga terlelap ke alam mimpi.
*******
Ntah bagaimana caranya, hingga saat ini Adel dan Zio sudah ada di rumah Zio, Adel sudah siuman beberapa waktu lalu, ia menceritakan semua inseden yang terjadi pada Dea, sampai membuat Dea geram sampai memarahi Zio.
"Kamu lihat kan Zio, Gelia itu bukan anak baik-baik, buktinya ia tiba-tiba memukul Adel sampai pingsan" marah Dea.
Sam juga ada disana hanya mendengarkan semua marahan Dea pada Zio.
"Tante, Adel masih takut kalau nanti cewek itu ganggu Adel lagi" ucap Adel lebay lalu memeluk Dea
"Lebay banget sih Lo, kalau bukan Lo yang cari gara-gara gak bakal Lo di pukul sama Gel" batin Zio mengatai Adel
"Udah gak papa ya, lagian kalian bakal tunangan Minggu depan, setelah itu dia gak akan bisa ganggu kamu lagi" ucap Dea menenangkan Adel.
"Yo, ikut gue yok" Sam memegang pundak Zio
Zio dan Sam kini berada di kamar Sam
"Emang kenapa si Gelia tiba-tiba mukul Adel?" Tanya Sam
"Bukan tiba-tiba bang, tapi Adel duluan yang salah" jelas Zio
"Iya sih, gue tahu gimana Gelia, dia juga gak akan tiba-tiba nyerang kecuali ada yang pancing dia duluan"lanjut Sam
"Si Adel juga aneh deh bang, baru juga kenal sama gue, masak udah protektif gitu" ucap Zio yang tampak kesal dengan tingkah Adel
"Jadi gimana hubungan Lo sama Gelia?" Tanya Sam mengalihkan topik
"Gak tau bang, tadi dia marah, cuma karena gue nolongin Adel, kayaknya dia masih kecewa deh"jawab Zio lesuh
"Lo yang sabar, dan inget masalah ini jangan sampai ganggu konsentrasi Lo saat UN besok" ucap Sam, lalu pergi meninggalkan Zio
"Gue akan terus perjuangan ini Gel, karena gue gak mau kalau harus tunanga sama orang yang gak gue sayang, dan maafin gue kalau gue udah kecewain Lo" gumam Zio.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Sassy Girl [COMPLETED]
Teen Fictionapa jadinya jika seorang cewek cantik, pintar, seorang anak orang ternama menjadi pembuat masalah nomor satu di sekolahnya. Lalu bagaimana pula ia menghadapi kesehariannya yang meskipun berkecukupan namun kekurangan kasih sayang orang tuanya karena...