3 |jangan tinggalkan aku.

49 2 0
                                        

Keadaan kembali membaik seperti semula. Ayah meminta maaf padaku atas kejadian itu. Dia berkata bahwa dia benar-benar tidak berniat untuk membentakku.

Karena bukan hanya aku yang terpukul akan itu. Ayah pun merasa bersalah karena telah membuatku menangis.

Hari ini, Dokter Anna datang lebih awal. Karena Owen akan ikut berlibur bersamaku hari ini. Itu permintaanku pada ayah.

"Aku akan memeriksa perkembangan ibumu terlebih dahulu" ucap Dokter Anna.

Sudah 2 tahun lamanya, ibuku terus berbaring di ranjang tidur. Entah apa penyakit yang diidapnya. Yang jelas ibu tidak pernah bergerak maupun berbicara.

Pernah aku bertanya pada ayah mengenai hal itu.

"Tidak ada yang serius. Ibu hanya butuh istirahat. Jadi, kau tidak usah khawatir" Jawab ayah tersenyum

Aku tahu ada sesuatu yang ayah sembunyikan dariku. Jika ibu baik-baik saja, kenapa Dokter Anna harus setiap hari datang ke rumah dan memeriksa kesehatan ibu. Tidak habis pikir.

"Kalo begitu saya dan anak-anak akan pergi" Pamit Ayah.

Owen berjalan dan memeluk ibunya.

"Jangan merepotkan Paman Charlie ya. Jaga dirimu baik-baik" Kata Dokter Anna sembari mencium kening anaknya.

Kami pun berangkat.

Dalam perjalanan, ayah menjelaskan tempat yang akan kami kunjungi. Ayah bilang akan banyak binatang dan tempat bermain di sana.

Mendengar penjelasannya saja sudah membuat kami senang. Sungguh tidak sabar sampai disana.

Namun, sepertinya kami harus bersabar karena sepertinya perjalanan kesana membutuhkan waktu yang cukup lama. Karena mobil kami terjebak macet. Meskipun masih dapat berjalan dengan pelan. Tapi tetap saja itu menghabiskan waktu.

Suara klakson menyahut berebutan. Membuat suasana dijalan tampak lebih ricuh.

"Berisik sekali" keluhku.

Owen mengangguk menyetujuinya. Dia duduk di sampingku di kursi belakang.

"Iya. Sangat menggangu. Bagaimana jika kita menyalakan radio?" Tanya ayah.

Sebenarnya tanpa persetujuan kami. Ayah langsung menyalakan radio.

Suara klakson sedikit terasingkan berkat suara penyiar di radio.

"Binatang apa yang ingin kau lihat, Lance?" Tanya ayah

"Singa si raja hutan" Jawabku riang

"Bagaimana dengan Owen?" Tanya ayah lagi

"Aku ingin melihat jerapah" Jawab Owen pelan

"Apakah kita dapat melihat semua binatang disana?" Tanyaku

"Tentu saja" Jawab ayah

"Apakah semut juga ada?" Tanyaku lagi

"Bagaimana menurutmu, Owen? Apakah semut ada di kebun binatang?" Tanya ayah

"Aku tidak tahu. Mungkin tidak. Karena mana mungkin seseorang membuat kandang sekecil semut" Jawab Owen yang kemudian disusul oleh tawaku dan ayah.

"Hahahaha..kau lucu sekali" Timpalku yang membuat Owen ikut tertawa.

Tiba-tiba ponsel ayah berdering.

Ayah mengeluarkan ponsel hitamnya dan segera menjawabnya.

Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya. Karena aku masih sibuk tertawa.

LANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang