part. 10

3.5K 235 2
                                    

Seluruh keluarga telah mengetahui tentang kehamilan gue, di awal-awal mami sempat takut karena mami tahu kalau anaknya ini mengalami vertigo tapi mami percaya jika Jaehyun tidak akan membuat gue sakit dan dia bisa membantu gue dari vertigo yang gue derita selama ini.

Gue masih marah sama bang Changwook masih kesel sama dia jadi gue tetap tidak ingin memaafkan abang, sekali-kali menjadi adek durhaka.

"Dek maafin gue dong dek" bang Changwook duduk di kursi di depan gue "nggak mau abang jahat" gue masih setia ngerebahin kepala gue di dada nya Jaehyun, gue melihat kakak gue lagi makan nasi yang mau duduk di samping gue tapi tiba-tiba gue enek mau muntah saja kalau lihat nasi

"Kak bisa dibawa jauh engga nasinya? Adek enek lihat nasi" ucap gue lembut supaya kakak gue tidak tersinggung dengan apa yang gue ucapkan, kakak gue mengerti dengan keadaan gue dan menarok piring yang berisi nasi tadi ke dapur lalu duduk kembali disamping gue

"Dek kok kamu enek sih lihat nasi? Wajah kamu juga pucat sekali dek, dari tadi juga muntah-muntah terus, kakak juga pernah muntah tapi hanya di pagi hari, sedangkan kamu sampai malam begini dek" ucap kak Zaza ke gue, iya sih gue bingung kenapa seperti ini mungkin ini bawaan bayi nya masing-masing.

Setelah sekian lama berkumpul di rumah mami, gue minta pulang, kepala gue sudah sangat pusing ingin tidur juga sekarang ini.

Tak lama setelah nya kita sampai di rumah Jaehyun langsung menggendong gue ke kamar, Jaehyun menidurkan gue di sebelah nya dan dia juga ikut tiduran di samping gue dia memeluk tubuh gue dengan penuh kasih sayang, hingga tangan  kanan nya mengelus kepala gue dan tangan kiri nya mengelus perut gue, nyaman sangat nyaman saat berada di dekatnya

"Hallo anak papa ini papa Jaehyun yang ganteng sedunia ya sayang" gue hanya bisa tertawa pelan atas perilaku konyol nya Jaehyun, ternyata dibalik sisi cool nya jika sudah mengenai istri dan anak sisi cool nya itu hilang, dia itu papa able sangat, lucu bisa ngelawak yang membuat gue sedikit lupa dengan rasa pusing yang selalu gue rasain.

"Mama mau anak kita nanti apa ma? Kalau papa maunya cowok biar bisa menjaga adek-adek nya"

"Ya kalau mama sedikasih tuhan saja pa asalkan nanti dia sehat, adek-adek nya? Memang mau punya anak berapa sih papa?" Gue gemes denger ucapan Jaehyun dan mencubit hidung nya gemas

"7 saja ma cowok semua"

"Memang NCT Dream bertujuh? Haha" gue ketawa saja melihat tingkah laku suami gue ini

"Iya nanti aku yang jadi manager nya"

"Aneh kamu pa"

Kita berdua hanya saling tatap satu sama lain.

Jaehyun bangkit dari tidur nya dan duduk tepat dihadapan gue, dia mendudukan badan gue perlahan, lalu dia mengangkat badan gue dan mendudukan gue diatas pangkuannya, dia menarik wajah gue untuk berdekatan dengan nya bibir kami saling berdekatan, dia mengecup bibir gue lembut dan gue membalasnya ternyata ciuman nya semakin panas dan mendalam.

Dia membuat gue kawalahan dengan ciuman ini, gue takut jika dia akan berbuat lebih tapi gue juga ingin melakukan nya.

Dari bibir dia turun keleher dan meninggalkan kissmark disana, lalu dia merebahkan badan gue perlahan tangannya mulai meraba kemana-mana hingga tangannya membuka ikatan bra gue dan perlahan dia menyingkap baju gue mencium perut gue yang masih datar itu kemudian dia segera membuka baju gue tetapi gue mencegahnya dan berkata "papa your baby in here, please stop" dia menatap gue dengan penuh bersalah dan gue juga menatap nya seperti itu lalu dia kembali mengikatkan ikatan bra gue dan menurunkan baju gue, setelah itu dia mengecup kening gue pelan dan mengucapkan "good night sayang" lalu dia pergi ke kamar mandi dan gue mendengar derunan air yang turun deras di kamar mandi, kasihan suamiku maafkan aku semua ini demi anak kita.

Pagi nya gue terbangun dari tidur gue, gue ngelihat kesamping Jaehyun nya sudah tidak ada hari baru pukul 7 pagi gue mau bangkit dari ranjang tetapi badan gue terasa lemas, mual juga sudah terasa, gue pun berusaha untuk bangkit disaat gue mau berdiri ternyata Jaehyun dengan cepat menangkap badan gue dan membawa gue tidur kembali.

"Kamu mau kemana sayang?"

"Aku mual Jaeh" tanpa mikir lama Jaehyun langsung berlari ke luar disaat dia kembali, dia membawa kantong plastik dan berkata "muntah disini saja sayang biar nanti aku yang beresin" gue pun menerima kantong plastik darinya dan memuntahkan semua isi perut gue ya walaupun itu cuma air.

Setelah selesai muntah dia membuang kantong plastik bekas muntahan gue tadi, lalu dia menyerahkan segelas susu lalu gue menyerngit ini susu apa?

"Kamu minum ya sayang ini susu khusus ibu hamil dan katanya juga bisa untuk mengatasi mual" gue mengambil gelasnya dan perlahan meminumnya, rasanya masih sedikit enek dan mual tetapi demi si dedek gue meminumnya.

Jaehyun hari ini tidak bekerja dia menemani gue di rumah dan katanya juga dia ingin membawa semua pekerjaan dia ke rumah.

Siang ini kita lagi bersantai di ruang tamu

"Jaeh maafin aku sudah buat kamu susah, hingga kamu engga bisa kerja, ini semua karena aku"

Gue minta maaf karena selalu buat Jaehyun susah

"Kamu dengerin aku, kamu itu istri aku tanggung jawab aku itu kamu apalagi sekarang kamu lagi mengandung anak kita, aku engga pernah merasa di repotkan sama sekali"

Jaehyun menggenggam tangan gue, menatap gue dengan tulus, mencium tangan gue lalu menghela napas pelan dan berkata "kalau kamu merasa kesakitan aku juga harus merasakannya meskipun aku tidak sesakit kamu tapi setidaknya aku juga harus merasakan apa yang kamu rasakan, ya apapun yang kamu mau bilang ke aku, kamu ngidam apa atau ingin apapun akan aku cari sampai keujung dunia sekalipun buat aku pusing biar kita sama-sama pusing"

Dia tersenyum dan gue pun juga ikut tersenyum, gue melepaskan genggaman tangan kita dan memeluknya

"Jaehyun terimakasih, aku beruntung bisa memiliki kamu"

Gue mengecup bibir nya sekilas lalu tersenyum jail menatapnya dan Jaehyun menatap gue aneh

"Kenapa sayang?"

"Jaeh kamu beneran mau lakukan apapun demi aku?"

"Iya apapun demi kamu"

"Oke, aku mau ketemu Wanna1 terutama Kang Daniel"

"Cuma itu? Itu gampang aku punya teman yang kerja disana bisalah minta bantuan dia"

"Tapi bukan hanya itu"

"Lalu apa?"

"Aku mau meluk Kang Daniel, trus aku mau Daniel nyentuh perut aku, cium perut aku, Daniel buka baju nya hingga kelihatan roti sobeknya habis itu aku pegang, trus satu lagi aku mau cium Daniel nya"

"Ha?" Gue hanya bisa ngelihat wajah tak terima dari Jaehyun seperti nya dia akan menolak tapi gue pengen dedek nya mau

"Kalau ketemu Kang Kang itu aku izinkan tapi tidak dengan itu semua, kan kamu punya aku"

Gue memalingkan wajah gue dan mulai mengeluarkan airmata, Jaehyun berusaha untuk ngelihat gue tapi gue tetap memalingkan muka dari dia

"Sayang jangan ngambek, aku cemburu kalau kamu seperti itu pada lelaki lain, sedangkan disini ada aku suami kamu"

Gue pun berlari menuju kamar dan mengeluarkan bajunya Jaehyun lalu melemparnya

"Sana kamu pergi sana kamu jahat kamu bohongin aku" gue pun makin terisak, lalu Jaehyun dengan cepat memeluk gue mengelus kepala gue lalu berkata "iya sayang iya kita ketemu Daniel ya kamu boleh lakukan itu semua" jawab nya pasrah yang membuat gue meloncat kegirangan dan memeluknya lagi

"Terimakasih sayangku" ucap gue sambil mencium bibir nya sekilas.

Hurt (Jaehyun Nct)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang