6

549 90 3
                                    

.
.
Jungkook masuk ke dalam rumahnya dengan senyum yang masih terlukis di bibirnya, karena ia sudah berhasil membuat Sohyun terdiam mematung.

"Sepertinya hari ini kau sedang bahagia" langkahnya terhenti ketika sang ibu berusaha membuka sebuah obrolan dengannya, tanpa mempedulikannya Jungkook kembali melanjutkan langkahnya.

"Duduklah dan makan malam bersama kami, sudah lama sekali rasanya kita tidak pernah makan malam bersama" Jungkook tersenyum miring dan membalikan tubuhnya menatap kedua orangtuanya.

"Karna kalian terlalu sibuk dengan pekerjaan kalian masing-masing, aku kira kalian sudah lupa jika kalian masih memiliki seorang anak" keduanya terdiam, memang benar sejak kecil Jungkook sama sekali tidak pernah merasakan kehangatan di dalam keluarga.

"Berhentilah mengatakan hal itu lagi Jeon Jungkook!! Duduklah, ada yang ingin appa bicarakan kepadamu" Tuan Jeon sama sekali tidak menatap Jungkook dan terus saja melanjutkan makan malamnya. Jungkook tidak bergeming sama sekali, ia jelas tau apa yang akan di katakan sang ayah. Bahkan mungkin ia sudah bosan dengan itu, dan lebih memilih untuk pergi dari sana.

"Temui Kwon Yuri di Rainbow Cafe besok dan pastikan kau datang" Jungkook lagi-lagi menghentikan langkahnya, kemudian ia menghampiri meja makan dengan amarahnya lalu menatap sang ayah.

"Apa lagi sekarang? gadis mana lagi yang akan kalian jodohkan denganku?!" Jungkook mencoba menahan semua amarahnya.

"Tidakkah pernah terbesit di pikiran anda wahai Tuan Jeon, jika aku lelah melakukan semua hal bodoh ini?! Tidakkah anda ingin bertanya bagaimana dengan pendapatku?! Ck, bodoh sekali aku menanyakan hal itu padamu, Bukankah sudah jelas kalau yang ada di pikiranmu itu hanya bagaimana caranya agar hartamu bertambah dan terus bertambah, sedangkan aku hanya sebuah boneka yang bisa anda perintahkan sesuka anda"

"Aku tidak akan melakukannya, aku punya hak untuk menolak perjodohan bodoh ini!" matanya sudah sangat merah dan urat lehernya sudah terlihat jelas, dirinya sudah sangat marah besar dengan apa yang sudah dilakukan kedua orangtuanya itu.

Plak!!!!

Bukan hanya Jungkook yang marah karna hal ini, tapi Tuan Jeon juga. Dengan amarahnya itu ia menampar wajah Jungkook. Jungkook tertawa setelah sebuah tamparan mendarat di pipinya.

"Kenapa hanya sekali tamparan? Ayo tampar aku lagi jika itu bisa membuat anda puas!! Atau bunuh saja aku, aku sudah lelah dengan semua ini! Cepat bunuhku!" Jungkook memberikan pisau kepada Tuan Jeon dan mengarahkan ke depan dada Jungkook lebih tepatnya pisau itu akan langsung mengarah ke jantungnya.

"Kalian tau, selama ini aku hanya ingin menjadi anak yang baik dengan menuruti semua kemauan kalian, tapi aku juga punya perasaan. Aku ingin hidup bahagia tanpa harus mengorbankan perasaan ku, sekali lagi aku bukan boneka appa" pisau yang di pegang Tuan Jeon jatuh ketika mendengar itu, tanpa Jungkook sadari air matanya sudah keluar karena rasa sakitnya ini.

"Sampai kapan kau tidak adil denganku? Aku berharap, jika aku di lahirkan kembali. Aku tidak ingin lahir sebagai anak kalian" Jungkook jatuh terduduk di lantai dengan tangan yang sudah mengeluarkan banyak darah karena ia menggenggam pisau itu dengan kuat. Sedangkan Tuan Jeon memilih untuk pergi dari sana.

"Pastikan kau datang besok" keras kepala Jungkook menurun dari sang ayah, Tuan Jeon tidak akan pernah menyerah jika sesuatu belum berjalan sesuai keinginannya.

Jungkook melepaskan kasar tangan sang ibu yang berniat membantunya untuk bangkit.

"Bersikaplah seperti biasanya, bersikaplah seolah aku tidak pernah hadir di keluarga ini. Bukankah itu yang kau lakukan kepadaku selama ini?!" Jungkook memilih untuk pergi dari rumah keluarga Jeon dan memutuskan untuk pergi menuju apartemennya.

MR. DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang