2

61 6 2
                                    

Selamat membaca....
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pagi ini, Syella mengkelabang rambutnya dan memakai flatshoes hitamnya dengan bentuk pita di tengah keduanya.

Kakinya bergerak untuk menuju ke ruang makan dimana Papa Syella sudah memanggang roti dengan selai coklat seperti biasanya.
Syella menarik kursinya dan duduk didepan Papanya yang sedang menyeruput kopi panasnya.

"Papa gk kerja? "tanya Syella melihat baju Papanya terlihat santai

"Papa masuk siang hari ini"jawabnya
"kamu biar papa aja yg nganter"lanjutnya

"yaudah dehh"kata Syella dengan ukiran mengembang di pipinya.

"Aku berangkat sama papa, kamu duluan aja"

Ketikan itu,ia kirim melalui aplikasi Line kepada Gibran.
.
.

"Kamu udah bilang ke Gibran,kalo papa yang antar"tanya Papa Syella

"udah kok pa.. "jawab Syella menatap ponselnya yg tidak ada jawaban dari Gibran

"Kenapa dia gk bales chat aku.... "

****

Syella turun dari mobil dengan menggendong cello dibahu kirinya,ia juga memberikan kecupan di tangan papanya.

Syella mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi line.Tidak ada notifikasi pun dari Gibran, Syella hanya menghela nafas.

"Syella... "pekik gadis berkepang dua yang berada dibelakang Syella.

Syella berbalik dan langsung memeluk gadis bekepang dua itu.

"Diva,aku kangen banget sama kamu."kata Syella
"Baru aja seminggu aku tinggal, kamu udah kangen aja"saut Diva dengan gigi kelinci yang rapi dimulutnya.
"Nenek kamu udah sembuh? "tanya Syella
"Udah kok, dia udah sehat"jawab Diva

Syella tersenyum, dan menarik tangan Diva dan berjalan menuju kelas bersama.Berbincang banyak hal sepanjang perjalanan.

"Oh ya, gibran kayak mana sama kamu? "tanya diva tiba tiba

"Sama kek dulu"jawab Syella dengan enteng

"Orang itu sebenarnya kenapa sih,, aneh banget deh.Pas itu aja dia tiba-tiba nembak kamu,tapi pas kalian pacaran, dia gk sama sekali peduli sama kamu"Ungkap Diva yang bingung dengan hubungan Gibran dan Syella.

"Udahlah div, gk usah diomongin lagi. Kita ke kelas aja, lagian kamu juga belum ngerjain tugas Pak Ahmad kan"ucap Syella mengalihkan topik

"Oh iya, tugas Pak Ahmad"kata Diva sambil menepuk jidatnya
"kamu ngapa gk ngomong dari tadi, ayo ke kelas"lanjutnya sambil menarik tangan Syella untuk ke kelas.
.
.
Di kelas, Syella menatap bangku kosong disampingnya. Sesekali ia melihat ponselnya yang sampai saat ini belum ada jawaban dari Gibran.

Ting....Tong..... Ting... Tong...

Bahkan bel sekolah sudah masuk pun, Gibran belum juga sampai dikelas.

"Dia kenapa ya, kok belum masuk. Gk perangnya dia kek gini"

"Syella.. "panggil laki laki dengan kacamata kotaknya,Syella menoleh ke arah laki laki itu.
"Gibran gk masuk? Keterangannya apa?"tanya Doni yang merupakan ketua kelas
"Dia... "

Darrr........

Pintu kelas tiba-tiba terbuka dan menampakkan seseorang yang dibicarakan saat ini, Gibran.
Ia kemudian duduk disamping Syella yang tak lain adalah tempat duduknya.
"Kamu... "

"Ehhh Vin,kemaren gunanya pertandingannya"sela Gibran
Syella hanya menggigit bawah bibirnya dan menunduk.

Gibran  menyelanya saat ini...

*******

Ting.... Tong... Ting... Tongg

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, pertanda bahwa para siswa mengakhiri aktivitas di sekolah.

"Syella, aku pulang duluan ya"ucap Luna
"Yaudah sana, udah ditungguin tuhh sama Jerry"kata Syella menunjuk Jerry di ambang pintu
"Aku duluan ya, dadahhh"

Syella melambaikan tangan pertanda dadah  pada Luna dan Jerry,sampai akhirnya Gibran masuk ke dalam kelas setelah meninggalkan 2 pelajaran terakhir.

"Kamu abis darimana?"tanya Syella,Gibran hanya diam sesaat dan..

"Abis ngurusin anak basket"singkatnya

"Syell.....
























Kamu pulang sendiri ya.. "lanjut Gibran.

"Eoh... Iya.. Ga papa kok, pasti sibuk ngurusin anak basket"ucap Syella.

"Hm.. "dehemnya dan pergi tanpa mengucapkan apa apa pada Syella.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Anehh..."

De FactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang