Selamat Membaca....
.
.
.
.
.
.Laki laki dengan tinggi 170 an dan kaos putihnya menaiki tangga dengan cangkir hitam yang berisi teh hangat. Ia berhenti disalah satu pintu kamar yang bertuliskan "Gibran"
"Woyyy, bang. Buka pintunya"teriak laki laki itu sambil menggedor kamar Gibran
"Masuk aja.. "ucap seseorang di dalam kamar.
Laki laki tadi yang tidak lain adik kandung Gibran masuk ke kamar Gibran.
Gilang
"Nihh,teh nya"ucap Gilang menaruh teh hangat itu disamping ranjang Gibran
"Hm.. "
"Lo mabuk lagi?"
"Bukan urusan lo""Emang bukan urusan gue sih,tapi lo itu ganggu aktivitas gue. Gara gara lo pergi ke bar, gue harus jaga rumah terus gk bisa pergi party sama pacar gue"
"Lo tinggal nitipin kunci ke tetangga aja, apa susahnya sih. Udah sana.. Pegi lo dari kamar gue"usir Gibran yang masih memejamkan matanya.
"Emang lo itu bener-bener sinting jadi orang. Liyat aja yang Bang, gue aduin sama kak Metha biar elo kena amuk abis itu mobil sama kartu elo disita"kata Gilang yang membuat Gibran membuka matanya dan menatap kesal ke arah adiknya.
"Woy Gilang, gue udah bilang keluar, ya KELUAR... "emosi Gibran.
Gilang akhirnya keluar karena gk mau kena amuk kakak kedunya ini."Nemu dimana sih Ibu anak kayak dia"
******
"Syella" Syella menghentikan permainan cellonya dan menoleh ke arah seseorang yg mendekat ke arahnya saat ini."Ada apa? "tanya Syella
"Aku mencarimu dari tadi, kupikir kamu di kantin gk taunya disini"ujar Luna sambil mengerucutkan bibirnya.
Syella hanya tersenyum dan melanjutkan permainannya."Kamu kangen sama Gibran ya?"tanya Luna spontan membuat Syella mengakhiri permainannya.
Syella menggelengkan kepalanya dan tersenyum paksa membalas pertanyaan Luna"Gk usah boong sama aku Syell, aku tau kok kamu pasti kangen banget sama dia"ujar Luna memegang pundak kanan Syella.
Syella menghela nafas dengan kasar dan mengangguk.
"iya... "lirihnya
"Mau kerumahnya?"tanya Luna
"Kamu emang tau? "Luna kemudian senyum dan duduk didepan Syella
"Rumah baru aku sampingan sama rumah Gibran, dan Gibran udah tau juga kok kalo kita tetanggaan"
"Jadi intinya kamu mau gk?"lanjutnya
"Iya.. Aku mau"ucap Syella
"Makasih ya Lun"lanjutnya.******
Gibran menoleh saat suara pintunya terbuka.Ia mendecih saat mendapati Jerry datang mengunjunginya.
"Lo ke bar lagi? "tanya Jerry, Gibran hanya mengangguk
"Sama kayak dulu? "tanya Jerry lagi, dan Gibran mengangguk kembali"Sampe kapan lo mau ngelakuin hal konyol itu, dia gk akan muncul"ujar Jerry.Belum sampai Gibran membalasnya,Gilang masuk ke kamar Gibran.
"Bang ada temen lo tuh didepan"kata Gilang, Jerry dan Gibran menoleh satu sama lain
"Siapa? "
"itu tetangga baru yg juga temen lo sama..... cewek yang bawa alat musik"ujar Gilang
"Bilang gue gk ada"singkat Gibran, Gilang dan Jerry mematung sesaat dengan ucapan Gibran
"Gila sihh, Ogah lah gue boong"
"Tolongin gue sekali aja"Mohon Gibran.
"Emang gk waras lo itu bang"ujar Gilang keluar dari kamar Gibran.Gibran tau jika adiknya akan menolongnya jika ia memohon.
*****
Tok.. Tok... Tok...
Luna mengetuk pintu rumah Gibran dan berharap seseorang di dalam membuka pintunya.
Tak lama, pria dengan wajah yang serupa dengan Gibran namun lebih muda"Gilang"sapa Luna melambaikan tangan pada Gilang.
"Nyari bang Gibran ya? "tanya Gilang.
"iya"jawab Luna dan Syella serempak
"Dia gk dirumah"bohong GilangSyella sedikit kecewa dengan jawaban yang dilontarkan oleh Gilang yang mengatakan Gibran tidak ada dirumah
"Lalu dia kemana? "
"Kalo boleh tau, dia kemana? "tanya Syella dengan sopan
Gilang mendelik dengan pertanyaan Syella, ia bingung harus menjawab apa."Ehh.. dia.. gk tau pergi kemana"jawab Gilang gugup
"Yaudah, kalo gitu kita pulang aja yuk, Lun"ajak Syella dengan nada kecewa.
Luna hanya menatap iba Syella.
"Kamu beneran? "bisiknya
"Terus kita mau apa, kalo Gibrannya gk ada"jawab SyellaLuna menghela nafas dan menatap Syella
"Yaudah kita pulang"
"Aku sama temen aku pulangnya ya,Gilang"pamit Luna.Setelah kepergian Syella dan Luna, Gilang membuang nafas kasar atas kegilaan aktingnya di depan teman Gibran.
"Cewek itu pasti pacarnya abang gue"gumam Gilang menatap punggung Syella yang perlahan menjauh.
"Bener-bener kelewatan bang Gibran, liyat aja gue bilangin sama kak Metha"ujarnya sendiri.
*******
Jerry menghela nafas melihat kepergian Syella melalui jendela kamar Gibran, Ia kemudian duduk di pinggir ranjang Gibran.
"Lo berantem sama dia?"tanya Jerry
Gibran menggelengkan kepalanya.
"Kita gk ada masalah"ucapnya dengan nada pelan"Terus kenapa lo gk mau nemuin dia?"
"Cuman gk mau aja"
Jerry mendecih dengan jawaban konyol Gibran.
"Sebenernya lo itu sayang gk sih sama dia? Kalo lo gk peduli sama dia, kenapa lo tembak dia? Lo mau mainin perasaan dia"kata Jerry yang frustasi dengan pola pikir sahabatnya ini.
"Gue gk mainin dia, tapi.. "Jerry menaikkan salah satu alisnya menunggu jawaban Gibran
"Gue gk mau dia jadi milik orang lain"lirihnya.
Dan seketika ponsel Gibran menyala dengan 1 notifikasi aplikasi
Line!
"Dia..."
KAMU SEDANG MEMBACA
De Fact
Teen FictionGibran menjalin hubungan dengan Syella bukan tanpa alasan.Ada sebuah alasan kenapa ia harus berhubungan dengan Syella, dimana ia harus melindungi gadis itu dari kejadian lampau. Namun waktu yang terus berjalan, membuat Gibran harus bisa melupaka...