Selamat Membaca...
.
.
.
.
.
.
.Gadis dengan cello di bahu kirinya mempercepat jalannya meninggalkan sekolah yang sudah dari tadi sepi.
"Syella!" Syella menoleh ke belakang dan mengerutkan alisnya mendapati Diva mendekat ke arahnya.
"Tumben,pulang sendiri"ucap Diva menyamakan jalannya dengan Syella
"Gibran mana? "
"Ada kumpulan basket"singkat Syella
"Katanya"lanjutnya.
Diva hanya menatap nanar Syella,dilihat wajah sedih Syella yang terpampang jelas.
"Temenin aku aja yuk"ajak Diva menggandeng lengan Syella
"Kemana? "
"Udah ikut aja dehhh"tarik Diva******
"Sejak kapan kamu menyukai white coffe?"tanya Diva.
"Entahlahh... "jawab Syella meminum white coffe.
Sudah 3 jam rasanya.Setelah mereka menghabiskan sebagian uangnya untuk bersenang senang,dan sekarang mereka malah bersantai-santai di cafe milik orangtua Diva.
"Kamu mikirin Gibran?"tanya Diva perlahan.
Syella menoleh dan mengambil ponselnya yang tergeletak di meja.
"Ga kok" lirihnya
"Mungkin"
Diva menggeleng sesaat melihat kebohongan pada Syella.Ia lalu mendekat kearah Syella
"Syell, bukannya aku mau ikut campur sama hubungan kamu sama Gibran. Tapi, dia beneran keteraluan sama kamu."Ucap Diva yang membuat Syella sepenuhnya menatap Diva
"Kamu... "
"Syella,dengerin aku. Kalo dia beneran sayang sama kamu, dia gk mungkin buat kamu kayak gini. Semua cowok yang udah ada pasangan,pasti dia akan lebih peduli sama pasangannya."potong Diva
Syella hanya diam dan menunduk.
Apa yang dibicarakan Diva benar,seharusnya Gibran lebih peduli padanya. Tapi ia juga tidak mau bertindak egois dan menyusahkan Gibran."Div, makasih ya kamu udah perhatian sama aku. Aku bener bener beruntung punya temen kayak kamu"kata Syella dan tersenyum
"Tapi,,biarin aku sama Gibran aja yang jalanin hubungan kita berdua"lanjutnya
"Maaf Diva"lirihnya
Diva menghela nafas panjang sebelum akhirnya ia tersenyum pada Syella. Ia sudah tau apa yang akan dijawab Syella,gadis itu akan mati matian membela pasangannya.
"Kita pulang aja yukk"ajak Diva mengalihkan pembicaraan tentang Gibran.
"yukk"
******
Dua gadis Sma itu menunggu lampu pejalan kaki hidup ditengah ramainya kendaraan yang melintas. Mereka berdiri dibawah lampu hijau.Syella menengok ke arah kanan dan kiri, dan seketika matanya membelalak mendapati seseorang yang sangat ia kenal.Syella menyipitkan kedua matanya untuk menangkap jelas objek yang ada diseberang sana.
Orang itu memasuki salah satu tempat hiburan,
Bar.
"Apa yang ia lakukan disana?"
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
De Fact
Teen FictionGibran menjalin hubungan dengan Syella bukan tanpa alasan.Ada sebuah alasan kenapa ia harus berhubungan dengan Syella, dimana ia harus melindungi gadis itu dari kejadian lampau. Namun waktu yang terus berjalan, membuat Gibran harus bisa melupaka...