6

39 3 0
                                    

Selamat Membaca.....

Hari ini, Gibran kembali ke sekolah setelah 2 hari tanpa keterangan. Tatapannya masih sama, tidak peduli dengan sekitarnya namun akan peduli jika ia mengenalnya.

Ia memasuki ruangan kelas dan mendapati kekasihnya duduk dengan santai serts menyumpal telinganya dengan headseat.
Tak ingin mengganggu, Gibran menduduki bangkunya tanpa suara.
.
.
.
.
Syella yang hanya asyik dengan pekerjaannya sedari tadi,menyadari kedatangan Gibran. Ingin sekali ia menyapa dan menanyai kabar pria yang sudah 2 hari ini tidak mengabarinya,namun ia tahan mengingat kebohongan yang dilakukan Gibran padanya.

********

Ting... Tong... Ting... Tong...

Gibran kembali ke kelas setelah pelajaran terakhir ia berada di ruang kesehatan. Bukan karena sakit, namun hanya malas saja.

Saat ia melangkah menuju pintu kelas, ia tidak sengaja bersenggolan dengan bahu diva yang juga berlawanan dengan Gibran.

Diva menatap kesal ke arah Gibran yang menyenggol bahunya tanpa mengucapkan maaf. Sedangkan Gibram hanya berlalu menuju bangkunya.

Ia kemudian menatap bangku disampingnya yang telah kosong sejak para siswa meninggalkan kelas ini.




"Diva"

Yang dipanggil hanya menoleh ke arah sumber suara.

"Syella kemana? "

Diva hanya melengos mendengar ucapan Gibran, menanyai Syella. Bukankah itu hal yang langka keluar dari mulut Gibran.

"Sejak kapan lo peduli sama dia? "

Bukannya menjawab, Gibran mendekat dan menatap tajam Diva.

Diva menghela nafas dan...














"Dia diruang musik,sudah kan"ucap Diva pergi meninggalkan Gibran.

*********

Ceklek...

Pintu terbuka menampilkan seorang Syella duduk dengan jari berada di senar cello.

"Ngapain kesini? "tanya Syella menyadari kehadiran Gibran

"Emang gk boleh nyamperin pacar sendiri" canda Gibran

Syella tertawa geli mendengar ucapam Gibran, ia kemudian bangkit dan membereskan peralatan musiknya.

"Syell"panggil Gibran
"kenapa?" syella masih membelakanginya.

"Kamu gk mau tau,kemana aku kemaren"

Syella tertegun dengan ucapan Gibran tiba tiba.

"Aku mau tapi.... "

"Gk, aku gk mau tau. Itu kan kemaren jadi gk penting lagi kalo dibahas sekarang"ucap Syella membalikkan badannya menghadapa Gibran langsung.

"Aku gk salah kan?"tanya Syella memberikan cellonya pada Gibran untuk membawanya.

Gibran menggeleng sebentar.

"Yuk kita makan, aku laper"ajak Syella menarik tangan Gibran.

*****

"Cocok banget sih mereka"Gumam Syella pada ponselnya.
"Jerry sama Luna"kata Gibran, Syella mengangguk.

"Kita bisa kayak gitu kok"kata Gibran membuat Syella menatap sepenuhnya kearahnya

"Eh.. "

Gibran langsung mengambil ponsel Syella dan membuka aplikasi kamera.
Ia kemudian menarik Syella mendekat dan berpose cis.

De FactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang