Masa lalu

6.6K 830 17
                                    

Bunga tersenyum mengamati paket yang sudah ia tunggu sejak seminggu yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bunga tersenyum mengamati paket yang sudah ia tunggu sejak seminggu yang lalu. berbagai botol di dalam dus terlihat begitu menyenangkan daripada melihat wajah Pak Samsul pagi-pagi yang mengunjunginya sambil membawa nasi kuning untuk sarapan. benar-benar Kakek itu, gencar abis mengejarnya. Boro-boro Bunga demen yang ada Bunga langsung ngacir pagi-pagi ke kantor.

" Apaan itu Mbak?" tanya Sarah anak magang begitu masuk ke dalam pantry.

Bunga tersenyum lebar dan menunjukkan isi dus yang sedari tadi ia amati.

" Wih.. banyak amat Mbak! buka salon dirumah?"

" Enggalah, buat sendiri."

Sarah mengambil salah satu botol dan membacanya satu per satu. " Shampoo, conditioner, vitamin, creambath treatment, hair tonic, hair spray, dan masker. ampun Mbak, niat banget buat perawatan kayak gini!" pekik Farah dan menyentuh rambut Bunga. " Tapi emang deh rambut Mbak bagus banget. kelihatan rajin ngerawatnya, kalau aku kadang malas ke salon, shampooan juga kadang tiga hari sekali."

" Saya juga dulu banget jarang kayak beginian, boro-boro perawatan, ke salon aja bisa deh di itung pakai jari itu juga pas mau potong rambut aja."

" Lah terus sejak kapan Mbak jadi rajin perawatan gini?"

Bunga terdiam dan mengamati berbagai macam botol perawatan mahkotanya di atas meja, pikirannya kembali pada dirinya ketika berusia 16 tahun.

Setelah kegiatan pensi berakhir, ada kebiasaan baru yang disukai Bunga yaitu mengamati laki-laki tampan bernama Aldi yang memiliki hobi membaca di perpustakaan. Aldi... menyebut namanya membuat Bunga merona, Bunga tahu jika ia sudah jatuh cinta pada Aldi.

" Jangan dipandang teruslah Nga, coba dekatin. si Aldi ini kan bukan cowok idola macam captain basket kita si Reza, jadi saingan lo paling anak kutu buku macam cewe eskul KIR (Karya Ilmiah Remaja)." ucap Yuyun sahabat karibnya sejak kelas 1 SMA.

" Kalau ditolak gimana? kan malu."

" Yang penting udah usaha Nga. siapa tahu setelah lo nembak dia, dia jadi mulai ngelihat lo. daripada kayak gini sekalinya papasan cuma senyum basa-basi doang. kalau mau senyum begitu mending lo ke indomaret gih, dapat senyum pepsodent dari mas-masnya."

" Gue tembak pakai surat aja gitu ya?"

" Ya Allah pakai surat? lo hidup jaman kapan sih? agak modernan dikit dong, pakai email kek!" sindir Yuyun sambil memakan sate jebretnya.

" Lo mintain gih alamat emailnya si Aldi, entar malam gue kirim puisi cinta buat dia!"

" Ya Allah Nga, serius lo mau lewat email? macam ngelamar kerja aja lewat gitu. nyatain langsung aja atuh!"

" Malu ah.." elak Bunga.

" Malunya cuma sebentar kok, nantinya justu lo pasti bersyukur ngikutin saran gue."

Bunga TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang