Kabur

5K 641 25
                                    


   " Pak Samsul ngapain kesini malam-malam? " tanya Bunga begitu ia membuka pintu.

   Pak Samsul tersenyum malu-malu dan memberikan plastik kepada Bunga. " Ini saya tadi mampir dulu ke tempat nasi goreng dan tiba-tiba keingetan neng Bunga, takut neng Bunga kelaparan."

   Dengan ragu Bunga mengambil plastik yang dibawa pak Samsul. " Makasih Pak."

Pak Samsul cengar cengir menatap Bunga membuat gadis itu meneguk ludah antara risih dan bingung. " Pak Samsul engga nemenin cucunya?" tanya Bunga yang sebenarnya ingin menyuruh Pak Samsul pulang secara halus.

   " Cucu saya lagi liburan ke Bogor sama anak-anak saya, jadi di rumah saya cuma sendiri."

   " Oh."

   " Bunga mau temenin saya jalan-jalan?  Kita lihat pemandangan di jalan."

   Kening Bunga mengerut. Pemandangan?  Malam begini memangnya apa yang bisa dilihat? Hantu maksudnya? 

   Bunga mengambil HPnya di tas dan menempelkan ditelinga. " Assalamualaikum Pak? Oh iya, laporannya saya kirim sekarang, baik Pak.. Baik.. Terimakasih." ucap Bunga lalu menyimpan kembali HPnya dan menatap Pak Samsul dengan wajah memelas. " Kayaknya engga bisa Pak, saya sudah ditunggu sama atasan saya buat laporan."

   Pak Samsul mengangguk.  " Oh baik mungkin lain waktu ya Neng, malam minggu biar kayak anak muda gitu kita jalan-jalannya."

   Bunga menggeram pelan 'gue juga masih muda kali Pak! '. " Malam minggu saya juga sibuk Pak."

   " Sibuk apa neng?  Kok perasaan jadwal neng lebih padat daripada jadwal anak saya yang punya usaha sendiri."

   ' Sibuk ngehindarin lo tau!! Ngeri gue di kejer kakek macam lo. Ya Allah kumaha nyariosna ieu?' keluh Bunga dalam hati. " Sibuk macam-macam Pak. Aduh Pak bukannya saya engga sopan, saya masuk dulu ya Pak, makasih sama nasi gorengnya."

   Pak Samsul masih menatap Bunga bingung namun mengangguk. " I-iya, bobonya jangan terlalu malam ya Neng. Suit drim."

   Bunga menutup pintu dan bergidik pelan. Sepertinya Bunga harus minta izin kepada orangtuanya untuk tinggal sendiri agar bisa terhindar kakek lincah satu itu.

...

   " Mba, nunggu apa? "

   Bunga mendongakkan kepala menatap laki-laki dengan helm full face memarkirkan motornya tepat didepannya. Laki-laki itu membuka helmnya dan nampaklah wajah tampan imut Taufiq yang tersenyum manis padanya. 

   " Hey, aku lagi nunggu konfirmasi ojek online nih. Tadi pas naik ojek diturunin disini soalnya ban motornya kempes." jelas Bunga.

   Taufiq mengambil helm cadangan dan memberikannya pada Bunga. " Bareng saya aja Mba. Yuk!"

   " Ngerepotin engga?"

   Taufiq tersenyum lebar. " Engga kok malah ini rezeki buat saya bisa berangkat bareng Mba. Yuk Mba!"

  Bunga menggigit pipi dalamnya untuk menahan senyumnya biar engga dibilang GR. " Kamu bisa aja, ayo berangkat! "

Setengah jam kemudian Bunga dan Taufiq sampai di  kantor. 

   " Mba, setiap hari berangkat pakai ojek?" tanya Taufiq begitu mereka turun dari motor.

   " Iya."

   " Memangnya engga ada yang nganter jemput gitu Mba?"

   " Ya itu mamang ojek yang tiap hari setia antar jemput saya."

Bunga TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang