1.2

58.5K 5.9K 241
                                        

Senyuman puas muncul di bibir merahnya kala mendengar lolongan kesakitan penyusup yang masuk ke dalam istananya.

Tanpa ampun, pisau kecil nan tajamnya mengoyak tubuh si penyusup. Meski penyusup tersebut wanita, tidak ada rasa kasihan sedikit pun di dalam dirinya.

Ya, tentu saja. Dia seorang demon yang kejam. Tidak memiliki hati nurani sedikit pun.

Masih dengan sisa senyumnya, ia mencongkel bola mata penyusup tersebut dengan ujung pisau.

Lolongan kesakitan korbannya semakin menjadi. "Menyusup ke dalam istanaku sama saja dengan mengantarkan nyawa." bisiknya dengan nada mengerikan dan menggores leher penyusup tersebut dengan pelan. Kemudian, tanpa basa basi langsung menarik jantung penyusup dengan tangan kosong.

Tubuh tak bernyawa korbannya jatuh lunglai ke lantai yang berceceran darah hitam.

Kekacauan yang terjadi di dalam ruangan dibersihkannya dalam sekejap mata sehingga tidak tersisa jejak sedikit pun.

Sayap besarnya perlahan membentang dengan gagah. Selanjutnya, ia tak lagi menapak di lantai. Menembus jendela besar ruangan dan terbang bebas di udara.

Mata tajamnya mengamati dari atas tanpa terlewatkan satu titik pun.

Pria keturunan demon murni tersebut bernama Arthur. Pemimpin dunia immortal. Kekuatannya mematikan. Bahkan pria itu bisa mengendalikan darah yang mengalir di dalam tubuh makhluk lain. Sangat mengerikan, bukan?

Selama ini belum ada yang berhasil menandingi kekuatannya. Semua makhluk berusaha menghindari terlibat masalah dengannya.

Wajah tampannya berhasil membuat wanita manapun terpikat. Namun, ingat lah satu hal. Ketampanannya mematikan.

Ia terlalu anti dengan sosok wanita. Tanpa segan kadang dia membunuh wanita yang berani merayunya dengan sadis. Arthur memang memiliki sifat kejam yang tidak main-main. Membunuh adalah hal biasa baginya. Keluarga besarnya saja mati mengenaskan di tangannya.

Sudah ratusan tahun dia hidup tapi tidak pernah ada wanita yang berhasil memikat hatinya.

Cantik? Jangan ditanyakan bagaimana cantiknya wanita yang sering ditemuinya. Seksi? Semuanya seksi dan menggoda.

Wanita-wanita yang sudah tahu seluk beluknya tentu saja tidak akan berani bertingkah tidak sopan dan berlebihan, kecuali kalau mereka benar-benar sudah mabuk cinta sehingga melupakan fakta yang mengerikan.

Arthur, tampan, mengerikan, mematikan, namun menggoda meski hanya dengan melihatnya sekilas.

Sayap pria itu berhenti mengepak kala mencium aroma vanila yang sangat memabukkan meski tercium samar. Ini bukan aroma biasa. Aroma ini membuatnya merasakan perasaan asing yang belum pernah dirasakannya. Senang, berdebar, dan bergairah.

Menajamkan indra penciumannya seraya mendekati asal aroma vanila tersebut tidak sabaran.

Kakinya menapak di atas air, menunduk melihat air jernih yang dipijaknya. Asal aroma tersebut ternyata dari dalam air.

"Mungkinkah dia putri duyung?" gumamnya.

Tanpa pikir panjang lagi dia langsung masuk ke dalam air. Sayapnya menghilang. Kakinya berganti dengan ekor.

Kelebihannya sejak lahir, bisa menyesuaikan diri dimana pun dan berubah menjadi apa pun yang diinginkannya.

Pria itu bergerak cepat, menyelami lautan sambil terus mengandalkan indra penciumannya dan penglihatan tajamnya.

Aroma itu masih tercium samar tapi tidak membuatnya berhenti mencari. Perasaan aneh itu mendorongnya untuk terus mencari sumber aroma tersebut.

Tubuhnya mematung kala melihat putri duyung cantik berenang sendirian. Meski gadis itu masih jauh dari tempatnya berada, tapi ia tetap bisa melihat dengan jelas berkat indra penglihatannya yang tajam.

Tubuh indah itu membuatnya merasa bergairah, perasaan yang belum pernah dirasakannya selama ini. Ekor cantik itu membuatnya ingin membelai lembut. Rambut pirang yang berkilauan membuatnya semakin terpesona akan sosok tersebut.

Debaran aneh itu kembali terasa. Kali ini lebih cepat dan keras hingga ia mampu mendengar detak jantungnya sendiri.

Mate. Kata yang terlintas di otaknya.

Ya, dapat dipastikan. Putri duyung cantik itu matenya.

"Mine!" klaimnya dan langsung mendekati sosok matenya tersebut.

Namun, ia tidak langsung menghampiri matenya. Ia ingin bermain sejenak. Melihat wajah ketakutan matenya yang imut memberikan sensasi tersendiri baginya.

Ia berenang tanpa menimbulkan suara meski dengan kecepatan kilat. Bibirnya menyeringai kesenangan kala melihat matenya dari bawah.

Hap!

Ekor cantik matenya tertangkap oleh tangan besarnya. Ekor yang terasa begitu halus dan lembut di kulit, tidak terlalu berlendir seperti ekor putri duyung lainnya yang pernah dia potong dan berikan ke makhluk peliharannya.

Tubuh gemetar sang mate membuatnya terkekeh geli. Kala matenya menggerakkan ekornya dengan brutal, ia semakin mengeratkan pegangannya dan berenang dengan cepat ke atas.

Gadis itu menatapnya dengan tatapan takut. Ekspresi imut itu, membuatnya semakin gemas sehingga berakhir memeluk pinggang gadis tersebut dan melumat bibirnya dengan ganas. Dalam ciuman tersebut, ia membuat matenya pingsan agar tidak kesusahan membawanya ke istana.

Bersambung...


Semoga terhibur😍

The Demon's MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang