Bagian 1 # Weekend gila

234 10 2
                                    

Kring... kring...

Alarm handphone nya berdering sedari tadi, cewek yang bernama Erlin itu tidak merasa terganggu sedikitpun. Karena, ketika malam, dia sehabis nonton film Dear Nathan di laptop nya. Maklum, malming kan, jadi bebas buat tidur sampai siang. Gak ada yang bisa ngeganggu tidur nya, termasuk sekolah. Karena apa? cewek itu selalu merasa di teror oleh hampir semua mata pelajaran. Apalagi mama nya yang super heboh ketika dia akan ulangan. Erlin suka heran, padahal dia yang sekolah, kok jadi mama nya yang repot.

"Berisik banget si..." lirih Erlin, membuka manik matanya, karena mulai terganggu dengan suara alarm yang sedari tadi membisingi telinga nya.
"Lo gak bisa diem napa?" Celetus Erlin, menggerutu pada handphone yang ada di atas laci kecil nya.
"Argghhh" cewek itu menghela napas berat,
Erlin mengacak rambut nya kesal , dan mematikan dering alarm tersebut, yang hampir membunuh gendang telinga nya.

Cewek yang tengah duduk terlungkup menekuk lutut nya itu, dengan rambut yang super acak acakan, piyama kusut, dan selimut tergeletak di bawah kasur, masih terdiam seketika, melihat nuansa kamar putih nya, seperti kapal pecah. Di dinding nya dihiasi lampu lampu kecil yang menyinari tiap sudut kamar Erlin.

"Omg... gue lupa, gue kan ada janji sama Airin... Ya ampun, gue kan belum tua tua banget, masa udah pikun. " Celetus Erlin menggerutu dan memegang kepala nya penuh kekesalan.

Cewek itu bergegas berlari ke sebuah ruangan kecil yang ada di sebelah kamar nya. Ruangan itu menyatu dengan kamar, hanya di batasi oleh sebuah pintu sebagai penghalang. Ruangan itu adalah sebuah kamar mandi kecil namun elegan.

Erlin masih berada di dalam kamar mandi selama 25 menit. Cukup lama. Tapi, bagi nya, ini adalah sebuah rutinitas yang harus di jalani tiap hari nya.

Erlin kembali ke kamar nya, hanya dengan mengenakan handuk yang menutupi dada sampai ke lutut nya. Rambut nya ia sengaja di gelungkan, lalu di balut dengan sebuah handuk kecil sampai menjulang ke atas. Dia menghirup udara segar dan segera mengenakan pakaian untuk sekedar lari pagi atau jogging.

Mata nya perlahan membuka, lalu di tarik lah uluran tangan halus nya, untuk membuka jendela kecil di samping meja belajar. Di tatap nya mentari yang begitu hangat menyinari sampai ke tubuh nya, lewat terobosan jendela yang ada di hadapan Erlin. Matanya mencoba memejam untuk merasakan udara, lewat hidung yang ia hirup.

Waktu terus berputar di arah jarum jam. Tepat nya sekarang sudah menunjukkan pukul 06:50. Cewek itu segera turun dari tangga rumah minimalis nya. Dia begitu cantik meskipun hanya mengenakan sebuah kaos panjang, treaning, dan topi yang ia kenakan di puncak kepalanya. Tak lupa, ia selipkan handuk kecil di bagian pundak kanan nya, untuk sekedar mengusap keringat.

"Ma, pa.. Erlin pergi dulu ya..." seru Erlin, mematung di hadapan orang tua nya.

Disana, ada papa nya yang sedang duduk di sebuah kursi kayu kecil yang sudah agak rapuh, sambil membaca koran, di temani secangkir kopi pahit kesukaan nya. Di samping nya ada mama nya, yang sedang duduk di teras sebuah keramik tanpa alas apapun, sambil mengeringkan rambut nya oleh sentuhan handuk kecil, di bantu sinar matahari yang diam diam menyeludup ke arah mereka. Kaki nya menggeliat di dalam kolam, mencipratkan air sampai atas. Tepat nya di kolam renang.

"Mau kemana, pagi pagi udah keluyuran..." tanya bu Viani, mama Erlin, dan menghempaskan handuk nya ke meja kecil tepat di samping nya.

Gadis itu menghela napas panjang.
"Ya elah... mama gimana si, kan sekarang weekend, jadi Erlin mau pergi lari sama temen..." jelas Erlin memutar bola matanya jengah.
"Terus, gimana sama ulangan kamu, besok ulangan kan? Pasti belum belajar. Mama bener ya..." ucap Viani pada anak nya.
"Nggak ma..."
Erlin mendengus kesal.

GADIS GILA VS PRIA CUEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang