4
.
.
.
Pada awalnya Mark benar-benar merasa tidak yakin akan apa yang baru saja ia dengar saat ini, kata-kata yang terucap dari bibir Donghyuck bagaikan air segar yang menyiram tanah di hati nya yang sudah lama mengering
Jika Mark boleh jujur entah dimulai sejak kapan Mark menjadi begitu bergantung pada Donghyuck. Setiap hari, setiap saat hanya namja ini saja yang selalu berkeliaran di dalam pikirannya
Ketika Mark tengah emosi, emosi itu akan mereda begitu saja kala ia mengingat senyum manis namja ini, ketika hatinya sedang gelisah, ia akan merasa tenang kala mendengar suaranya bahkan hanya dari telepon saja dan ketika hatinya tengah terluka seperti saat ini, tidak ada nama lain yang terpikir oleh Mark selain Donghyuck dan karena itu juga lah Mark ada di sini sekarang.
"Donghyuck-ah, apa kau mengerti dengan benar apa arti dari kata-kata mu itu?"
Namja manis itu mengangguk dengan penuh keyakinan, tentu saja ia yakin bila dibandingkan ia harus melihat Mark terluka lebih lama lagi akan lebih baik jika Donghyuck menyimpan namja itu untuk dirinya sendiri
"Nde hyung, apa pun akan kulakukan agar kau tidak bersedih lagi. Sudah cukup aku melihatmu menderita dan berjuang sendirian"
Ya Donghyuck benar, hubungan rumah tangga yang ia bina dengan istrinya adalah hubungan yang sudah menjadi tidak sehat, ibarat sebuah rumah, rumah yang selama ini ia tinggali itu telah rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi, dan jika ia memutuskan untuk terus bertahan maka rumah itu bisa saja runtuh sewaktu-waktu dan akhirnya akan membunuh dirinya yang berada di dalamnya.
Oh Tuhan, Bolehkah Mark sedikit berharap? Berharap bahwa dia bisa menemukan kebahagiaan yang lain bila bersama dengan namja ini
Mark meraih kedua pipi Donghyuck dan membelainya dengan penuh kehati-hatian
"Apa alasanmu melakukan semua ini Donghyuck-ah, apa kau melakukannya karena kau merasa kasihan kepadaku?"
Mark benar-benar tidak berharap jika namja cantik itu melakukan semua ini hanya atas dasar rasa kasihan kepadanya
Tapi jika itu benar maka bayangan sebuah rasa sakit yang tak terhingga seolah menembus raga hingga ke jiwanya, meski tidak ingin tapi Mark merasa harus menanyakan hal ini. Hatinya butuh kepastian...
Kemudian segalanya terjadi begitu cepat, seolah tidak ingin ada banyak kata yang terucap Donghyuck mengecup dalam bibir Mark dan membuat pria berusia 27 tahun itu terdiam membeku, dari ciuman itu dapat Mark rasakan keseriusan yang ingin Donghyuck sampaikan kepadanya...
Sebuah ciuman yang lembut dan menuntut namun juga tegas di saat yang bersamaan, ciuman itu terasa ingin menyampaikan segalanya, ciuman yang seolah mengatakan bahwa Donghyuck benar-benar ingin bersama pria itu dan bukan dengan alasan yang seperti Mark duga selama ini
"Anniyo, kenapa hyung bisa berpikir seperti itu? terlepas dari semua masalahmu aku memang benar-benar menginginkanmu untuk berada di sisiku bukan karena alasan seperti yang kau pikirkan..." ujar Donghyuck sesaat setelah memutus tautan bibir mereka.
Mark terdiam menatap kelereng cokelat di kedua mata Donghyuck, tatapan mata itu begitu lembut dan hangat menatap matanya dengan penuh keyakinan, dengan ini Donghyuck berharap Mark mengerti.
Dan pesan tersirat itu berhasil tersampaikan dengan baik
"Tapi kau tau dengan jelas bahwa aku adalah seorang pria yang beristri? Dan melihat semua kenyataan itu apa kau akan tetap bersamaku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE LINE [MarkHyuck]
FanfictionJika saja kau seorang wanita aku pasti sudah menyebutmu 'si Jalang sialan' perebut suami orang! -Lim Koeun Sebutan apapun yang kau sematkan padaku tidak akan pernah merubah kenyataan bahwa kau sendiri adalah seorang istri yang terbuang. - Lee Donghy...