#2: TBC

125 23 37
                                    

Catatan: TBC= Turn Back Crime

***

❝Every part of you will turn into white if you always think about black.❞

###

1. Perempuan Stroberi

Tersebutlah suatu pasar tradisional yang menjajakan berbagai barang keperluan. Kebetulan, latar tempat yang diambil adalah blok fesyen dan aksesori. Ramai orang lalu-lalang, penjual pun menawarkan dagangan dengan berspirit.

"Papah, Mamah, dedek mau itu!" Seorang anak perempuan menunjuk kepada paman penjual aksesori wanita. "Dedek mau yang stroberi!"

Pria dan wanita yang bersama perempuan kecil itu hanya bisa sekadar tersenyum simpul. Melihat anaknya yang memohon dengan sangat, mereka tahu apa yang harus dilakukan. Saling angguk, sang pria menggiring si anak berjalan maju.

Ketiganya mendekati paman penjual.

"Iya, iya, Dedek mau yang mana?" tanya si pria dengan ramah, tetapi kedua keningnya agak berkerut.

Si anak mengepalkan tangan di depan dada seraya berseru, "Dedek mau semua yang stroberi!" Setelah mengatakannya, ia mengulurkan lengan ke atas dengan semangat.

Si paman penjual aksesori menjadi kelabakan sekaligus senang ketika dagangannya laris manis dan diborong oleh seorang pria. Namun, entah mengapa, konsumen itu hanya membeli barang-barang yang berhubungan dengan stroberi.

Si anak perempuan dengan bangga memasang berbagai aksesori stroberi, tentu tidak semua, pada tubuh mungilnya, berjalan elok lagi anggun guna memamerkan kepada semua orang.

Perempuan itu, tahun-tahun remajanya ia habiskan bersama obsesi terhadap stroberi. Kamar tidur, perhiasan, pakaian, perlengkapan sekolah, alat makan, dan segalanya. Semua harus ala stroberi, begitulah pikirnya.

Hingga wanita itu telah menginjak dewasa dan menikah. Tentu saja, segala dekorasi pernikahan didominasi oleh ikon stroberi. Begitu pula gaun pengantin dan perhiasan yang ia pakai.

Wanita itu akhirnya telah menjadi ibu, melahirkan seorang anak perempuan yang cantik sekali. Sejak balita, si ibu memperlakukan anaknya dengan pemaksaan. Anak ini harus mengenakan segala hal yang berhubungan stroberi semua! Sesekali saat si anak menolak, sang ibu terus memaksa sampai menerima. Padahal, sang anak hanyalah balita yang tak tahu apa-apa. Ibu yang temperamental itu selalu memakaikan pakaian serbastroberi kepadanya.

Sejak kecil, anak itu selalu menjadi pribadi yang penurut. Sekali ibunya marah, ia menjadi amat ketakutan. Hingga umurnya yang menginjak usia TK ini, dirinya pun tetap begitu.

Anak itu tampak cantik. Berkulit putih. Rambutnya berwarna pirang, sebagian dikepang dua. Ia memakai bando dengan hiasan stroberi yang manis. Si anak memakai baju sweter putih dengan penuh hiasan stroberi.

Pada suatu hari, ibunya pamit untuk pergi. "Ibu pergi ke balai pertanian."

Sementara itu, si anak hanya terdiam duduk di teras, sambil terus mengamati halaman buku bergambar macam-macam stroberi. Setelah ibunya pergi, tiba-tiba ia bergidik. Kedua pupilnya menyempit. Sontak, anak itu menoleh ke halaman lapang di depan rumah. Bukan, visi nan lebih jauh lagi. Iya, belahan dunia jauh di sana. Tanpa sadar, dirinya bangkit dan berjalan sendirian, menuju sesuatu yang selama ini selalu memanggilnya.

***

2. Bocah Mungil

Seorang wanita berpakaian ala pembantu mengawai tangan. Di sampingnya, berdiri anak kecil yang mematung. Tampak pada seberang jalan, pria dan wanita berpakaian formal membalas lambaian si pembantu, kemudian keduanya masuk ke dalam mobil.

Momen berikutnya, si pembantu tengah mengawasi anak kecil yang bermain di ruang tengah nan luas. Beberapa jenak kemudian, ia beranjak pergi sejenang, mungkin membereskan pekerjaan yang sempat tertunda, selagi anak majikannya sibuk bermain-main.

Setelah si pembantu pergi, anak kecil itu menghentikan permainannya. Ia berlari hingga sampai di gudang. Di dalam, terdapat banyak sekali kertas yang berserakan. Karena tidak rapi, ia merapikan kertas tersebut, dan membakarnya di sana.

Tercipta api raksasa di dalam gudang. Asap berkeliaran ke seluruh penjuru rumah.

Pembantu yang lalai pun berlari terkejut, masuk ke dalam sana dan langsung memadamkan api. Anak kecil tahu-tahu telah lari terlebih dahulu.

"Panas," batin si anak. "Kenapa ... ? Padahal aku sudah melakukan hal yang benar ...."

Tak tahu arah, anak kecil itu terus berlari. Ke luar rumah, jalanan, pesawahan, hingga di depan rumah tua. Ya, saat itulah ia tertuju ke sana.

Si anak kecil memasuki rumah tua itu. Sesudah berada di dalam, ia bertemu dengan anak perempuan pirang berbaju motif stroberi.

***

3. Anak Bercadar

Suatu ruangan kecil lagi pengap dipenuhi oleh wanita bercadar. Saat itu, anak-anak perempuan diperintah untuk keluar sebentar karena para orang dewasa mempunyai urusan yang harus didiskusikan.

Salah seorang anak perempuan berdiri sendirian, memisah dari gerombolan teman sebaya yang asyik bermain bersama. Anak itu mengenakan baju muslimah panjang berwarna jambon.

Dalam kesendiriannya, suatu suara datang. Suara ganjil nan belum pernah didengar sebelumnya, tetapi begitu akrab. Anak perempuan tersebut merasa terpanggil, tanpa sadar berjalan terus hingga menuju sebuah rumah tua.

***

4. Tentara Jr.

Anak laki-laki itu adalah keturunan panglima tentara. Ia masih belia, memiliki cita-cita untuk menjadi tentara, sama lir ayahnya.

"Suatu hari nanti aku akan menjadi tentara seperti Papah!" seru si anak lelaki. Kala itu, ayahnya berpakaian rapi, hendak pergi bekerja.

Anak tersebut berlari menuju kamar tidur. Ia membuka rak lemari, terdapat tulisan tangan "favorit" pada daun bagian dalam. Si anak mengambil baju bermotif tentara, lalu memakainya. Setelah itu, ia memasang topi baret tentara kecil. Usai berdandan, si anak pergi ke luar rumah. Ia suka menjelajah. Setiap hari, anak itu hobi bertualang ke tempat nan jauh.

Namun, hari itu sangat berbeda. Tahu-tahu, dirinya telah berada di depan suatu rumah tua. Di dalam, ia menemukan anak laki-laki dan anak perempuan pirang yang tengah berjongkok, memainkan tanah lempung.

***

5. Anak Kusut

Anak perempuan itu misterius. Ia berambut keriting panjang dan mengenakan baju berjahit timbul beruang. Lari keluar dari rumah nan besar, anak tersebut menuju sebuah toko kelontong guna membeli bahan makanan. Setelah itu, ia berlari kembali ke rumah.

Saat perjalanan pulang, si anak misterius bertemu dengan seorang anak perempuan berbaju muslimah di persimpangan. Anak misterius pun memutuskan untuk mengikuti teman yang baru ditemui itu. Mereka berdua berlari bersama menuju suatu rumah tua. Di dalam, terdapat tiga anak yang tengah bermain.

***

6. Kacamata Kecil

Seorang anak kecil berkacamata tengah sibuk berkutat dengan layar komputer di hadapan. Bapaknya berdiri di ambang pintu, memandang dengan prihatin. Beliau membawa sebuah bola, diangkat dengan tangan kanan.

"Sekali-kali pergilah keluar dan bermain." Beliau melempar bola tersebut, yang kemudian ditangkap oleh anaknya. "Bapak pergi dulu." Berikutnya, bapak itu meninggalkan ruangan.

Beberapa jam kemudian, si anak pergi keluar dan membawa bola tadi. Ia bermain di halaman depan rumah. Tak sengaja, kakinya menendang bola terlalu jauh sehingga ia harus berlari mengambil. Saat si anak memungut bola, ia melihat di kejauhan terdapat rumah tua yang kosong dan sudah bobrok. Si anak pun tertarik dan berjalan menuju rumah tersebut.

Saat itulah keenam anak bertemu dan memutuskan untuk bermain di lapangan; untuk selanjutnya memulai sandiwara roda takdir mereka.

Children's SHELTER (2020) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang