#19 FFTV: Gara-gara Pelakor, Suamiku Menceraikanku

764 100 36
                                    

Rumah tangga Jeon Jiwoo dan Kim Matthew dipenuhi cobaan yang berat. Meskipun sudah 2 tahun menikah, mereka belum juga dikaruniai keturunan. Bukan karena mandul atau semacamnya, tapi gara-gara mereka males bikinnya. Banyak cobaan yang mereka hadapi dalam pernikahan mereka, termasuk adanya orang ketiga.

Kisah ini dimulai ketika Kim Matthew yang merupakan seorang direktur perusahaan lem korea mulai sering pulang malam. Bahkan kadang tidak pulang ke rumah dengan alasan lembur di kantor. Hal ini tentu membuat Jiwoo cemas. Setiap malam Jiwoo menyiapkan makan malam dan menunggu Matthew pulang tapi suami kesayangannya itu justru pulang larut malam.

Suatu hari Matthew pulang cukup awal, Jiwoo sangat senang karena suaminya akhirnya pulang jam enam sore. Tidak lembur seperti sebelumnya. Jiwoo menyambut Matthew dengan wajah ceria.

"Sudah pulang mas?"

Jiwoo bersalamam dengan Matthew dan mencium tangan suaminya yang bau lem itu. Dia melepas jas suaminya dan membantu membawakan tas kerjanya.

"Makan malam udah siap?" Tanya Matthew dengan datar.

"Udah mas, aku udah masak tokek goreng kesukaan kamu"

Mereka pun berjalan ke dapur. Matthew duduk dengan nyaman dimeja makan sedangkan Jiwoo mengambilkan nasi beserta lauk untuk suaminya.

"Silahkan dimakan mas"

Matthew pun memakan makan malamnya dengan lahap.

"Mas uang belanja bulanan udah mau habis" ucap Jiwoo.

Matthew tiba-tiba menggebrak meja dengan kasar.

"Kamu tahu nggak sih aku ini lagi makan. Bisa-bisanya kamu mintain uang belanja. Ngomong nanti aja kan bisa" bentaknya.

"Maaf mas, Jiwoo ngga sengaja"

"Lagian kan aku udah ngasih kamu uang belanja lebih kemaren. Kamu apain uang-uang itu? Kamu gak bisa hemat dikit apa?"

"Tapi uang itu minggu lalu Jiwoo pake buat bayar arisan sama jeng Somin mas"

"Alaah alasan aja kamu, dasar istri gak becus!"

Matthew menghentikan makan malamnya dan langsung naik ke lantai atas. Jiwoo yang diperlakukan kasar oleh suaminya sendiri itu mulai menitihkan air mata.

"Tega sekali kamu mas.. hiks"

.

.

.

Keesokan harinya, Somin datang ke rumah Jiwoo untuk menagih arisan. Somin duduk disofa ruang tamu dan mengobrol ria dengan Jiwoo, teman baiknya.

"Jadi kamu kapan mau bayar arisan Ji? Yang lain udah pada bayar nih tinggal kamu doang"

"Aduh gimana ya Som, suamiku ngga mau ngasih duit buat aku"

"Loh suami kamu kan kaya, direktur lagi, masa duit segitu aja ngga mau ngasih" cibir Somin.

"Ssst.. jangan keras-keras ngomongnya, suamiku lagi dirumah libur kerja"

"Ih sekalian aja kamu minta sama dia sekarang gih capcuss"

"I.. iya deh aku coba"

Jiwoo bangkit dari sofa dan berjalan naik ke lantai atas untuk bertemu suaminya sedangkan Somin yang duduk disofa sibuk merapikan dandannya. Somin menembalkan lipstick di bibirnya dan menyemprotkan parfum ke tubuhnya.

Setelah beberapa menit, Jiwoo akhirnya turun diikuti Matthew suaminya.

"Ini loh mas temen aku, Somin. Dia yang punya arisan dan tadi dia nagih aku. Kamu bayarin yah arisannya?"

"Iya Pak Matthew, saya Somin, ketua arisan sekaligus temennya Jiwoo" Somin berdiri untuk memperkenalkan diri pada Matthew.

Matthew menatap Somin dari ujung kepala sampai ujung kaki. Cukup lama Matthew memperhatikan Somin sampai Somin merasa risih.

"Pak?"

"Ah ya, maaf saya malah melamun"

"Gak papa kok, jadi gimana arisannya?"

Matthew mengambil sebuah dompet dari sakunya dan mengeluarkan beberapa lembar uang. Dia langsung memberikannya pada Somin. Jiwoo terbelalak melihat uang yang dikeluarkan suaminya itu.

"Segini cukup kan?"

"Aduh pak ini mah lebih" jawab Somin.

"Yaudah sisanya buat kamu aja"

"Eh ngga boleh gitu dong pak. Yaudah sisanya sekalian saya catet buat arisan minggu depan ya"

"Terserah kamu aja deh"

"Makasih ya pak, Jiwoo aku pamit dulu yah. Byebye"

Setelah menagih uang arisan, Somin berjalan keluar rumah Jiwoo dengan anggun. Matthew masih memperhatikan Somin saat dia pergi. Jiwoo terlihat geram karena suaminya itu terus melirik wanita lain.

"Kamu ngapain sih mas liatin temen aku terus"

"Eh suka-suka aku dong mau liatin siapa. Lagian kan wajar aku liatin dia orang dia cantik"

"Ya ampun mas, kamu tuh keterlaluan ya. Kamu tuh ngga menghargai aku mas. Aku tuh istri kamu"

Matthew bersikap cuek dan berjalan keluar rumah meninggalkan Jiwoo yang sedang kesal. Matthew masuk ke dalan mobil mewahnya dan hendak pergi. Jiwoo tidak terima dan memanggil Matthew untuk bicara.

"Mas.. mas dengerin aku dulu! Mas kamu mau pergi kemana?"

Matthew tidak peduli.

Jiwoo mengetuk-ngetuk jendela mobil yang tertutup rapat memanggil-manggil Matthew.

"Mas.. kamu budek ya? Dengerin aku dulu aku belum selesai ngomong"

Matthew membuka kaca jendela mobil dan menatap Jiwoo dengan datar.

"Minggir aku mau pergi ketemu klien"

"Tapi ini kan hari libur mas"

"Emangnya meeting sama klien harus pas hari kerja doang?"

"Mas.. aku ikut"

"Ngga usah. Kamu nanti malah ngerepotin aku disana. Udah kamu dirumah aja ngasih makan Phyton yang dibelakang"

"Ih kamu kok jahat banget sih, aku mulu yang disuruh jagain uler peliharaan kamu"



.

.

.

.
.

.

..

.

Tbc

K.A.R.D ChatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang