Telat.
Gadis berjilbab putih itu berlari sesekali dia mempercepat larinya ke arah gerbang sekolah agar gerbang sekolah tidak di tutup, sambil memegang tempat bolu kukus yang akan dia titipkan di kantin sekolah.
"Veyrista!"
Teriakan sang super duper keras berasal dari belakangnya, namun Veyrista hanya menoleh sekilas dan berlari ke arah kantin.
"Eh Veyrista, bawa bolunya?" tanya ibu kantin sementara Veysta tersenyum.
"Iya buk, bawa ini ada 30 puluh." ucapnya sambil memberi tempat bolunya.
"Yaudah kamu masuk gih ini udah jam berapa." kata ibu kantin sambil meletakkan bolu Veysta.
"Iya makasih ibu Lisna."
Tiba - tiba ada yang menarik tas Veysta sehingga mendadak tertarik ke belakang dan ternyata itu adalah ketua kelasnya.
"Bim, astagfirullah bikin kaget aja." ucap Veysta sambil mengelus dadanya.
"Yailah gue panggilin gak denger lo.'' kesel Bima sambil memutar kedua bola matanya.
"Maaf Bim Vey gak tau, sebenernya Vey denger tapi Vey gak lihat Bima."
"Iya - iya kagak ngapa Vey, oh iya hari ini ada rapat buat di adakannya acara 17 Agustus, ada tarik tambang, futsal, tangkap belut, lomba mading, baca puisi. Nah puncaknya pas tanggal 17 Agustus ada ambil koin dari semangka, lomba masukin paku dalam botol terus lomba makan kerupuk." jelas Bima sambil berjalan menuju kelas.
"Terus?" tanya Vey dengan polos.
"Allahu akbar Vey, ya kan lo sekretaris kelas Vey, lo catet sambil promosiin sama temen - temen kita di kelas, supaya pada mau ikutan dan ini wajib bayar dua puluh lima ribu." kesal Bima.
"Oh oke - oke sip."
Veyrista berjalan beriringan dengan Bima hendak masuk kelas, namun saat di depan ruang guru Bima di panggil lalu menyisakan Veyrista yang berjalan sendiria ke arah kelasnya.
******
Veyrista mendudukan dirinya di kursinya, Veyrista melihat teman sebelahnya mendadak murung dan nampak lesu.
"Manda? Manda gak papa?" tanya nya, Manda terkejut melihat ada Veyrista di sampingnya.
"Lah lo kapan datang Vey?" tanya Manda bingung.
"Manda banyak ngelamun sih, Vey baru datang." jelasnya, sambil mengeluarkan buku mata pelajaran.
"Si Manda lagi galau dia karena Raiz." tiba - tiba Resha, temannya yang di depan berbalik.
"Iya noh dia lagi galau." kini giliran Julva yang berbalik sehingga mereka ber empat berhadapan.
"Emang Raiz kenapa?" tanya Vey dengan hati - hati namun sepertinya Manda langsung menangis di pelukan Veyrista.
"Dia bilang ke gue kalo dia pengen break dia lagi capek gak mau di ganggu, dia - dia..." Manda terhisak sementara Vey mengelus punggung Manda.
"Cowok bukan dia doang Man, mana nih Manda cewek paling sinis temen kita, udah kali biarin aja ntar juga dia nyesel." ucap Julva sambil ikut mengelus punggung Manda.
Tiba - tiba ke empat teman mereka yang lain ikut bergabung dan segera mencari posisi masing - masing.
"Allahu akbar, kaget nih gue!" ucap Resha sambil mengelus dadanya.
"Yailah Sha, santai dong baru juga gue dateng." ucap Bintang sambil membetulkan seragamnya.
"Yain dah rempong bener lo berempat, napa lo pada gabung - gabung?" ucap Resha sinis sementara keempatnya memandang tak suka.
"Lah ngaca keknya lo murid baru dah perasaan." kesal Jeje.
"Kalo lo lupa kita ini temen lo yah," balas Andini tak kalah sinis dari Resha.
"Berisik lo pada, diem deh gue lagi gak pengen teriak." Kata Dara nyaris seperti berteriak.
"Katanya gak mau teriak, tapi suara kayak toa musholla sehat lo?" kesal Julva.
"Ya ampun udah dong, ini Manda lagi sedih astaga, kalian malah ribut - ribut." lerai Vey.
"Kok gue makin lama, makin gak suka liat lo Sha, pen gue gampol." balas Bintang.
Sementara mereka berenam berdebat. Manda yang berusaha menetralkan dirinya kini, melepas pelukan dan mengusap air mata nya. Berusaha untuk tidak terlihat cengeng dan menatap teman - temannya.
"Makannya jangan pacaran, udah tau itu zina masih aja pacaran dasar oon." ucap Resha membuat Bintang dan Andini melotot.
"Apaan sih Zina, gue gak ngelakuin hubungan suami - istri padahal, kok zina!" jawab Andini kesal sambil mencubit pinggang Resha.
"Ini nih, nyolot! Gue gak bilangin lo padahal, zina itu bermacam. Heran gue lo itu islam beneran atau cuma ngaku - ngaku islam?" Balas Resha sambil mendecih.
"Nah gue tanya lo nih, islam kok gak pake hijab hah!" balas Andini
"Udah - udah kok malah ribut, kalo masalah zina emang pacaran itu zina. Kalo dibahas gak bakal habis jadi, sebagai teman yang baik kita sudah memperingatkan bahwa pacaran itu zina." lerai Veyrista yang membuat mereka semua mengangguk.
Mereka memang bersekolah yang berbasis umum, namun untuk teman dekat seperti ini mereka semua seiman, Veyrista selalu mengingatkan mereka agar tidak lupa menjalankan syariat dari agamannya.
Memang Veyrista bukan seorang muslim yang taat, karena sholat pun kadang Veyrista lewat, namun hanya sesekali. Karena Veyrista mengusahakan sholat dahulu baru pergi ke tempat les atau ke tempat latihan silatnya.
Veyrista juga bukan anak hits seperti Bintang, Andini, Julva, Dara dan Manda, karena Veyrista memang tidak menginginkan followers banyak di instagram, Veyrista terkenal karena ramah, murah senyum dan selalu sopan.
Walaupun dahulu sifat Veyrista sangat bertolak belakang dengan sifatnya yang sekarang, namun setelah Veyrista melihat bagaimana video ustad Hanan Attaki membuatnya menangis.
"Kita kalo dekat sama Allah itu kalo lagi kena ujian aja, gak pernah niat. Dan pas kena ujian selalu bilang Allah itu gak adil, padahal Allah itu lagi kangen sama kita, Allah rindu kita curhat sama dia bukan sama orang lain."
Veyrista akhirnya mendekatkan diri kepada Allah, walaupun memakai hijab dari kelas VII SMP, namun dia kerap kali memperlihatkan auratnya. Mengingat itu Veyrista semakin merasa bahwa dia orang berdosa. Dia terus berdzikir dan beristigfar.
Veyrista masuk ke dalam SMA Gardika bukan semata - mata mengincar kepopuleran. SMA Gardika memang terkenal pintar dan tak kalah dengan SMA Negeri, SMA ini juga umum seperti Negeri, namun SMA ini masih memproritaskan agamanya.
Teman - teman Veyrista juga ada yang tidak memakai hijab seperti Andini, Resha, Dara, Julva, dan Manda. Mereka memang seiman namun belum memakai Hijab berbeda dengan Dirinya, Jeje dan Bintang, yah meskipun begitu Bintang juga berpacaran.
Terkadang Veyrista bingung dengan cara berfikir mereka, namun dia bisa apa? bukannya sudah di nasehati yah yasudahlah. Walaupun Veyrista pernah menatap kagum lawan jenisnya, gini - gini Veyrista juga masih normal kalau melihat lawan jenis yang menurutnya menarik. Namun dia tidak ingin berlama - lama karena itu dosa lantas Veyrista beristigfar sambil mengusap wajahnya tidak ingin hanya karena menatap lawan jenis sebentar, setan jadi memanfaatkannya.
"Uhm gue ke kamar mandi bentar mau cuci muka." ucap Manda membuat lamunan Veyrista terbuyarkan.
"Eh? Mau Vey temenin Man?" Manda menggeleng pelan lalu pergi keluar kelas.
Veyrista hanya bisa melihat teman baiknya itu keluar dengan perasaan cemas dan takut, bagaimanapun Veyrista lah yang paling dekat dengan Manda, dia bisa merasakan bagaimana sakitnya Manda.
"Eh gue lupa, tagihan harian!" teriak Andini membuat semua siswa di kelas terdiam.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Mulmed : Veyrista Fatimah Umar
Assalamualaikum semua, maaf bila ada kesalahan Na masih belajar, di ambil yang baiknya ya. di buang yang buruk😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Garysta
Teen FictionGara Alif Hussein, cowok yang suka buat gara - gara di sekolahnya, cowok garang, cowok yang suka pake topi kemana - mana ini memiliki 2 kembaran yaitu Raga dan Jiwa. masa kecilnya selalu bahagia sampai dia berumur di penghujung 7 tahun, namun kecela...