Untuk selanjutnya nama Veyrista Na singkat jadi Vey yah, soalnya panjang amat ehehh.
"LEPASIN GARA KAMU BUKAN MAHRAM VEY!!" teriak Vey namun sepertinya tak membuat Gara akan melepaskan pergelangan milik Vey.
Karena kesal, Vey akhirnya menendang tulang kering Gara, membuat Gara meringis dan langsung melepaskan genggamannya.
"Lo apa - apaan sih!" Bentak Gara membuat rasa bersalah di kalbu Vey.
"Astagfirullah maaf Gara, Vey gak sengaja. Lagian Gara ngapain pake narik tangan Vey?!"
"Itu karena lo ikut campur, cewek sok suci." perkataan Gara membuat Vey merasa ciut.
"Kenapa diam lo? Bener gue kan? Jadi lo gausah ikut campur!" Vey berusaha menahan tangisnya. Inilah hal yang paling di benci Vey, ketika dia lemah.
Gara melihat bahwa mata Vey sudah berkaca - kaca, lantas dia semakin menyudutkan Vey ke arah tembok, membuat Vey ketakutan. Vey tidak ingin kesuciannya di hancurkan.
"Kenapa? Lo takut karena gue sudutin? Atau lo ngarep gue cium?"
Perkataan Gara sontak membuat Vey langsung mengadah. Hanya sedikit lagi dia akan nyaris berciuman dengan Gara. Lantas Vey langsung menampar wajah Gara dengan sekuat tenaga.
Gara yang tidak menduga ini akan terjadi seakan marah, wajahnya memerah akibat tamparan Vey juga akibat menahan marah.
"Sungguh, saat ini Vey tengah berdosa karena menyentuh orang yang bukan mahram Vey, demi Allah tidak sedikitpun niat Vey untuk menyentuh Gara. Namun Gara hampir berbuat hal yang paling tidak Allah sukai, maaf atas tamparannya." Vey lantas mendorong Gara dengan sikunya. Lalu pergi ke arah lain.
Gara hanya terdiam melihat bagaimana Vey memperlakukannya, di jaman sekarang? Bahkan gadis yang berjilbab pun masih ingin di pegang, bahkan di cium. Namun Vey, gadis itu sangat luar biasa mempertahankan kesuciannya.
**********
Vey balik ke arah kelas dengan menahan isak tangisnya. Suara bel yang saat ini sudah terdengar, hati Vey terasa teriris melihat bagaimana dirinya yang sudah hina. Apalagi menyentuh orang yang bukan mahramnya, berdekatan dengan Gara. Lantas Vey menutup matanya sambil menghapus air matanya dengan dasi sekolahnya.
Saat masuk Vey berusaha agar tidak terlalu menampakkan bahwa dirinya kini habis menangis, sungguh demi apapun. Gara jahat sekali mengatainya, Vey kembali menutup mata sejenak dan akhirnya duduk di kursinya, yaitu di sebelah Manda.
"Vey lo gak papa?" Vey hanya terdiam, melalamun mengingat kejadian tadi, di lorong dekat gudang yang sepi.
"Vey jawab dong." gocangan yang di lakukan Manda membuatnya tersadar dan tersenyum sejenak.
"Alhamdulillah gakpapa kok Manda, oh iya ini kita lomba tujuh belasan gimana?" Vey berusaha terus tenang agar dirinya tidak terlihat tengah memikirkan sesuatu.
"Oh, lo tadi di panggil Bima, katanya sih pembagian tempat duduk." Vey lantas mengangguk dan pergi ke arah ruang guru karena pasti saat ini Bima ada disana.
Entahlah, Vey semakin memikirkan kejadian tadi, lantas Vey tanpa pikir panjang melakukan sholat Dhuha terlebih dahulu, karena ini sudah hampir jam sebelas siang. Vey hampir lupa melibatkan Allah. Dengan cepat Vey berlari sejenak.
Peluh membahasi keningnya, karena Vey baru saja berlari dari arah gudang ke kelasnya dan sekarang Vey berlari lagi agar sholatnya tidak tinggal, jantungnya berpacu dengan sangat cepat membuat dirinya hampir kehabisan napas.
Vey merunduk dan memegang lututnya sambil mengatur napasnya, saat ini dia sudah berada di musholla, tiba - tiba seseorang menyodorkan air mineral kepadanya, Vey menebak sepertinya ini adalah laki - laki, lantas Vey mundur sesaat dan menyenggol tiang yang ada di belakangnya membuat Vey jatuh dan berusaha menahan sakit yang ada di tulang ekornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garysta
Teen FictionGara Alif Hussein, cowok yang suka buat gara - gara di sekolahnya, cowok garang, cowok yang suka pake topi kemana - mana ini memiliki 2 kembaran yaitu Raga dan Jiwa. masa kecilnya selalu bahagia sampai dia berumur di penghujung 7 tahun, namun kecela...