1. hinaan?

31 10 11
                                    

"Eh gue lupa, tagihan harian!" teriak Andini membuat semua siswa di kelas terdiam. Namun sebelum itu Bima masuk ke dalam kelas memberi pengumuman.

"Perhatian diam bentar woi! Hari ini Bu Dilla gak datang, dia sedang sakit. Jadi kelas bebas, gak boleh ijin ke kamar mandi lebih dari 5 menit, kalo lebih denda lima ribu rupiah. Oh iya ini juga tempat duduk di ganti, jadi besok tempat duduk lo pada di ganti yah." pernyataan itu membuat semuanya bahagia dan sedih. namun mendadak terhenti karena Andini malah berbicara.

"Ets! Harian kelas, tunggakan lo pada banyak banget ini. Bayar - bayar." Andini sudah membawa buku catatan kas agar semua siswa di kelas membayar uang kas.

"Oi Maba, bayar udah 80 rebu gila aja lo bayar woi." Andini menggebrak meja pojok kanan paling depan membuat si empunya kaget setengah mati.

"Astagfirullah Din, mintanya baik - baik dong. lagian beneran lo ini tunggakan gue?" tanya Reza - yang sering di panggil Maba.

"Oh iya - iya assalamualaikum Reza. Bayar dong kasnya ntar saya tampar kamu yahh, bayar - bayar!" kata Andini yang tadinya manis berubah menjadi Galak.

"Banyak amat gue bayar goceng dulu dah." kata Maba sambil memberikan uang lima ribu. Dan Andini segera merampasnya.

"Ye ngeselin lo." balas Dini.

Lalu Andini berjalan ke arah sebelahnya hendak meminta uang kas dan orang yang di sebelahnya pura - pura tidur.

"Boy bayar, utang lo dua puluh ribu, bayar." galak Andini namun Boy yang memiliki nama asli Farhan itu segera mengeluarkan uang dua puluh ribu.

"Nah gitu tong, duh lempeng banget sih lo gemes tau gak." ucap Andini sambil menceklis nama Farhan.

*******

Manda berlari kecil sambil menahan isak tangisnya, cewek yang berambut Hitam sepunggung itu menunduk sambil menyelipkan uraian rambutnya yang jatuh saat dia merunduk. Air mata Manda sudah jatuh karena sudah tidak sanggup di bendung, dia mengusapnya dengan kasar. Manda membenarkan cardigan hitamnya dan menyelonong masuk ke dalam kelas tanpa menghiraukan tatapan bertanya - tanya dari sekitarnya, Manda membenamkan wajahnya di meja.

"Manda? Lo kenapa?" tanya Resha

Melihat itu. Julva, Bintang, Dara, Jeje Veyrista, dan Andini langsung buru - buru mendekat dengan Manda, Resha mengelus - elus pundak Manda agar tangisnya segera berhenti, namun Manda masih sesegukan. Pemikiran Veyrista benar pasti ada yang tidak beres dengan Manda.

"Manda jawab Vey, Manda kenapa?" ujar Veyrista serius, lalu menarik kursinya sehingga dia bersebelahan dengan Manda. "Man? Jawab Vey jangan buat kita bertujuh khawatir."

"Salah gue apa?" kata Manda lirih. "Gue udah ngalah supaya bisa baik kan kenapa dia balas gue dengan kayak gini."

"Ini ada hubungannya karena lo lagi marahan sama Faiz?" tebak Andini yang kini sudah ada di meja Manda dan Veyrista

Manda tidak menjawab dan hanya diam, dan sepertinya dugaan Andini benar. Terbukti Manda tidak membantah dan hal itu membuat Veyrista ingin menghajar cowok yang berbadan besar itu karena telah menyakiti perasaan temannya.

"Niat gue tadi udah mau minta maaf, tapi yaudahlah gue rasa dia udah bosen sama gue."

"Lo serius Man?"

"Menurut lo Bin? Gue tadi lewat ke kelas dia, pas gue masuk dia Video call sama cewek lain yang waktu itu gue lihat di hp nya, yang salah dia yang minta maaf gue, serasa gue yang pengen dia dan dia gak pengen gue."

Veyrista segera bangkit dari tempat duduk nya dan berniat untuk ngasih pelajaran kepada Faiz, namun tangannya di tarik oleh Jeje

"Mending jangan deh Vey, lo tau kan? Takutnya entar lo di kira ikut campur sama urusan orang." Kata Jeje.

GarystaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang