04

14 1 0
                                    

Benci, aku benci di posisi ini.

Ku benci terhadap sikapku yang tak berbeda dari dia yang telah menyakitiku.

Tanpa kusadari aku menyakiti orang lain.

Dan aku benci akan diriku yang seperti itu.

Aku benci, tolong bantu aku untuk berubah.

Untuk menjadi seseorang yang mampu menjaga perasaan orang lain .

Tak ada niat sama sekali untuk menyakitimu, mungkin itu sudah menjadi natural reaction tubuhku kepada orang yang telah mengungkapkan perasaannya untukku.

Menguji seberapa besar cinta mereka terhadapku, dengan mengetahui ada orang lain yang singgah di hati ini. 

Seberepa kuat perjuangan mereka untuk merebut singgahsananya di hatiku.

Aku tahu itu jahat. Maafkan aku.

Maafkan pula aku, bila membuatmu terluka selama ini, tanpa kusadari. 

Mungkin seharusmya kita tak pernah dekat.

Mungkin peringatan yang kusebutkan kepada kamu tak ada fungsinya.

Maafkan aku, aku memang jahat.

Aku pun membenci diriku yang seperti itu, maka dari itu aku berusaha untuk jadi lebih baik.

Mencoba lebih hati hati atas perilakuku.

Maaf, akan kuucapkan terus menerus mungkin hingga akhirnya kau membenci diriku juga. 

Bukankah itu lebih baik, kau menjadi tidak terluka lagi karena perasaan itu sudah hilang? 

Dan maaf lagi, untuk hatiku yang terlalu sulit melepas dia yang sudah lama singgah. 

Hingga akhirnya kau memutuskan untuk menyerah, tapi jika kau ingin tahu hati ini akan luluh pada mereka yang setia menunggu dan berjuang untuk merebut singgahsananya. 

Walaupun akan sangat lama, ia akan sadar akan usahamu dan mencoba melepas angan tentang masa lalu. Ia akan tersenyum berharap kau bisa singgah menggantikan dia yang telah memberi luka dan kenangan.

Ungkapan RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang