Ritual "Purnama", Sebab-sebab Terpecahnya Bumi

76 18 17
                                    

Hari sudah mulai pagi. Rombongan dari desa di balik lubang hitam itu tiba di rumah Pak Zakaria. Seperti biasa, keluarga Pak Zakaria yang paling disegani oleh masyarakat karena hartanya yang melimpah ruah. Selalu saja membesar-besarkan segala sesuatunya. Kali ini secara dadakan sebagian orang berkumpul untuk menyambut para tamu Pak Zakaria. Bagi kaum hawa menyediakan makanan mewah sedangkan kaum adam menyiapkan dekorasi yang meriah. Padahal itu bukan penyambutan untuk seorang pejabat besar atau presiden. Tamu yang datang adalah dari desa asing dan belum ada yang bisa memastikan bahwa mereka teman atau musuh.

Tahun lalu juga begitu. Pak Zakaria membagikan perlengkapan sekolah, seragam, sembako, dan beasiswa khusus untuk orang yang kurang mampu. Itu dilakukan hanya untuk merayakan hari ulang tahun anak pembantu Pak Zakaria. Acaranya dibuat semeriah mungkin. Bahkan ada beberapa stasiun televisi lokal yang meliput. Di sela-sela pidato pembukaan acara pasti Pak Zakaria selalu menyempatkan untuk memamerkan kekayaannya. Pak Zakaria pernah bilang bahwa segala acara yang diadakannya masih belum seberapa. Masih ada hadiah lain yang ingin Pak Zakaria berikan. Namun waktunya kurang tepat. Pak Zakaria selalu bilang bahwa rakyat tidak seharusnya miskin tapi jangan terlalu kaya melebihi dirinya. Itu karena nanti tidak ada yang akan memberikan hadiah lagi pada kaum miskin kecuali Pak Zakaria.

Keadaan seperti itu memang sedikitnya membuat orang sangat kecewa. Karena meskipun nitanya baik, tetap saja tujuannya kurang baik. Sayangnya, karena sifat sering memberinya itu membuat Pak Zakaria justru tidak pernah berada di bawah. Banyak yang ingin menjatuhkannya. Terutama dari kalangan elit. Namun hal itu percuma saja. Rakyat yang membenci pun tetap menyimpan rasa hormat dan segan pada Pak Zakaria. Itulah mengapa tetap saja Omongan Pak Zakaria selalu didengarkan. Termasuk keinginan Pak Zakaria yang ingin cepat mati.

Mengenai keinginan Pak Zakaria untuk cepat mati sebetulnya sudah sejak lama. Rakyat sebenarnya sedih bila harus kehilangan sosok yang dihormati. Namun, mau bagaimana lagi. Pak Zakaria sudah sering sakit-sakitan. Keluarganya juga tidak tega apabila Pak Zakaria merasakan rasa sakit menahun. Lebih baik diakhiri dengan lebih cepat. Apalagi bila mengingat hartanya yang tidak ada habisnya. Sepertinya memang Pak Zakaria sudah tidak punya alasan lagi untuk hidup. Kematian adalah satu-satunya cara paling cepat untuk mengakhiri penderitaan yang berkepanjangan. Pak Zakaria juga ingin menghidari rasa bosannya berada di dunia. Pak Zakaria merasa tugasnya sudah selesai dan tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Harapannya agar dia bisa diterima oleh dunia lain setelah dia mati.

Santoso begitu terkejut melihat penyambutan dirinya dan rombongannya. Kedatangan mereka memang sangat mendadak. Tapi persiapan acara sungguh tidak biasa. Entah seberapa besar pengaruh Pak Zakaria sampai bisa menggerakan rakyat dean begitu cepat.

Suara musik mulai bergemuruh saat Santoso mulai menginjak karpet merah menuju rumah Pak Zakaria. Lebih tepatnya mungkin bisa disebut istana bukan rumah. Ini sudah tengah malam tapi rakyat justru malah asik dalam merayakan kehadiran orang baru. Bisa dibilang wajar karena desa keabadian ini belum pernah didatangi oleh orang luar desa. Paling terhormat adalah presiden atau ketua di desa ini. Selain itu menteri-menteri di bawahnya. Maka dari itu rakyat desa keabadian begitu antusias.

"Belum pernah disambut begitu meriah seperti ini?" tanya Ben. Wajahnya agak meremehkan Santoso.  Ben meneguk segelas anggur. Saat itu Ben dan Santoso berada di meja yang sama. Sebelumnya ada Lily. Tapi Lily mendadak pergi tergesa-gesa.

"Sama seperti di desa kami. Kami jarang kedatangan tamu. Jadi saat ada tamu datang, itu merupakan suatu kehormatan bagi kami. Aku salah satu yang bersedia menyiapkan segala sesuatunya,"

"Oh semacam bernostalgia kah?" tanya Ben

"Tidak juga. Hanya saja bukan hanya desamu saja yang seperti ini. Desaku dan beberapa desa yang lainnya mungkin memiliki perasaan yang sama."

TerbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang