8

178 10 5
                                    

"Assalamualaikum, Nana!"

Ucap Putra berteriak.

"Bun, yah, bang. Aku duluan ya."

"Eh ga sarapan dulu."

"Bekelin aja deh! Cepetan tapi bun."

"Iya sayang."

Bunda mengambil 3 kotak makan.

"Loh kok 3 bun? Kan anak bunda ada 2."

"Satu lagi buat putra."

"Oke bun."

Bunda segera memasukan makanan di kotak bekel.

"Nih, buruan putra udh nungguin."

Nana salim sama ayahnya, bunda, sama abangnya.

"Ayah, baik deh!"

Ayah mengambil uang di dompetnya.

"Asik makasih ayah. Aku berangkat ya, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Nana segera bergegas ke luar rumah.

"Ayo."

Nana naik motor Putra.

"Ini gua masukin ke tas ya?"

"Eh itu apaan?"

"Racun! Ya bekel lah. Bunda nyiapin buat lo."

"Aduh baik banget bunda lo. Ga kayak lo."

"Seenak jidat lu kalo ngomong. Udh ayo jalan."

Mereka jalan menuju sekolah.

💜💜💜

Sampai di parkiran sekolah, Nana turun dengan hati².

"Pelan-pelan amat mbaknya."

"Ntar klo gua jatoh gimana?"

"Gua ketawain. Hehehe."

"Yeuh, emang gee orang."

"Kata sapa gua setan?"

"Bodo ah. Gua mau ke kelas."

"Tungguin! Kan kita sekelas bege."

"Oiya ya. Bodo ah."

Nana jalan duluan. Putra pun mengikuti Nana dan berjalan cepat hingga ada di sampingnya.

"Et.. BARENG!"

"Iyain aja ada."

Akhirnya Nana dan Putra jalan bareng.

'Iseng ah.'

Putra menggandeng tangan Nana. Nana malah merespon menggenggam tangan Putra.

Sampai depan kelas. Lea datang tepat di belakang Nana dan Putra.

"ASTAGFIRULLAH! BELOM MUHRIM UDH PEGANG2AN TANGAN YAAA!!"

Nana dan Putra melepaskan gandengannya dan mengabsen.

"Untung baru 3 orang yg dateng. Coba klo banyak. Udh di gosipin gua." ucap Nana.

"Ya sorry, gua cuman niat iseng. Lagian kita juga sahabat. Jadi wajar dong?."

"Ga gitu juga put, gua sama syahdan aja engga. Tapi calon."

"Bacot! Ayo duduk Le."

Nana sama Lea duduk.

Last Day With You (COMPLETED!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang