[02] Alasan Melakukan

105K 7.3K 1.2K
                                    

PART 01 BAGIAN B AKU PRIVATE! FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA. CERITA INI HANYA DIPERUNTUKKAN BAGI PEMBACA YANG BIJAK ❤
------

"Alasan aku melakukannya? Sederhana. Karena aku mencintaimu."

-Xavira Naraya Rahadi-

__________

Kau, diam-diam aku jatuh cinta...

Kepadamu...

Ku bosan sudah ku menyimpan rasa...

Kepadamu...

Tapi tak mampu...

Ku berkata didepanmu...

Aku tak mudah mencintai...

Tak mudah bilang cinta...

Tapi mengapa kini denganmu...

Aku jatuh cinta...

Tuhan tolong dengarkanku...

Beri aku dia...

Tapi jika belum jodoh...

Aku bisa apa...

Tak bisa ku paksakan dirimu...

Tuk jadi kekasihku...

Bila tak jodoh ku...

Menyimpan Rasa - Devano Danendra

----------

Xabiru mengerjapkan matanya beberapa kali, mencoba memulihkan kembali kesadarannya yang telah hilang akibat pengaruh alkohol. Kepalanya masih terasa berdenyut. Laki-laki itu merasakan hangat napas yang menguar di dalam dekapannya. Sejurus itu, Xabiru pun mengingatnya.

Mengingat kejadian kemarin malam. Ya, laki-laki itu telah menyakiti Xavira. Perempuan yang sudah ia anggap sebagai adik, sahabat, bahkan saudara kembarnya sendiri. Karena selama hidupnya di dunia ini, Xabiru lebih banyak menghabiskan waktu bersama Xavira.

Umpatan-umpatan kasar ia keluarkan berulang kali. Sungguh, Xabiru tidak dapat mengontrol semuanya kemarin malam. Semua terjadi begitu saja, mengalir bagaikan air. Air terjun yang mengalir dari atas ke bawah tanpa bisa ditahan, alirannya semakin deras dan tidak terkendali. Bagaikan ombak yang menerjang karang-karang di pantai.

Xavira bergerak secara lembut dalam keadaan setengah sadar karena kondisi tidurnya tidak nyaman. Tangan Xabiru yang semula menggantung di udara kini mengusap pipi lembut itu. Tanpa Xabiru sadari, ia meneteskan air matanya.

Memang benar ia mengalami patah hati. Bukan berarti ia memiliki hak untuk merusak seseorang, apalagi yang dirusak adalah Xavira. Perempuan paling berharga baginya.

"Maafin aku, Sayang." Bisik Xabiru seduktif lalu mengecup pipi Xavira. Laki-laki itu tahu, pipi lembut itu tadi malam basah oleh air mata yang bercucuran tiada henti. Kecupan Xabiru di pipi Xavira itu membuat si empunya menggeliat.

Xavira pun membuka kelopak matanya secara perlahan lalu kian melebar tatkala melihat bola mata Xabiru memerah. "Bi..."

"Aku bakal tanggung jawab. Aku janji."

"Enggak-enggak," ucapnya seraya menggelengkan kepalanya. "Kamu nggak salah, Bi."

Xabiru menangkup kedua sisi wajah Xavira. "Kenapa kemarin malem kamu nggak nolak aku? Kamu bisa berontak, Xav!"

Count on MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang