Part 4

6 3 1
                                    

"Cinta datang bukan tanpa alasan, dan alasan itu adalah KAMU"


* * *

"Dasar mesum," sahut Anelia, dengan wajah cemberut.

Leon terkekeh, karena mendengar ucapan mesum yang keluar dari bibir Anelia.

"Kalau aku mesum, kau akan aku bawa ke kamarku dan melakukan hal itu," ucap Leon membela diri.
"Tapi aku malah membawa mu ketaman kan!" lanjut Leon yang membuat pipi Anelia tak henti-hentinya memerah.

"Terserah, cepat antar aku kerumah!" Ujar Anelia dengan malu-malu.

"Kau siapa huh, berani menyuruhku. Ingat aku bukan supir mu, Nona!" Sahut Leon dengan nakal.

Anelia kembali cemberut dan memasang tampang memelas kearah Leon.

"Ku mohon," ucap Anelia dengan wajah super mengenaskan yang dia miliki.

"Karena aku ini, orang yang paling baik hati, jadi dengan senang hati aku akan mengantar mu, Ane!" Sahut Leon bagaikan seorang pahlawan di negeri dongeng.

"Baguslah," ujar Anelia meremehkan, lalu meninggalkan Leon sendirian.

Merasa sendirian akhirnya Leon bergegas berlari mengejar Anelia dengan kecepatan penuh yang dia punya.

"Hei tunggu aku," teriak Leon ditengah larinya.

"Nah dapatkan," ucap Leon sambil memegang tangan Anelia.

Tetapi tanpa diduga tiba-tiba tubuh Anelia melemah, Leon yang semula bingung akhirnya merasa panik dengan keadaan Anelia yang tiba-tiba tidak sadarkan diri.

Akhirnya Leon mengangkat tubuh Anelia, ke kursi terdekat yang telah dia lihat sebelumnya. Dengan perasaan panik akhirnya Leon berhasil merebahkan tubuh Anelia di kursi taman tersebut.

"Bagaimana ini," gumam Leon di sela-sela kepanikannya.

"Apakah aku harus memberinya napas buatan agar dia siuman?" Tanya Leon kepada dirinya sendiri.

"Akhhh bodoh, aku harus memberinya napas buatan saja!" Gumam Leon kembali.

Dengan hati-hati akhirnya Leon menundukan kepalanya agar sejajar dengan gadis itu. Akhirnya dengan perlahan Leon memejamkan mata dan selanjutnya memulai aksi memberi napas buatan untuk Anelia.

Tetapi tanpa diduga, "Awh, sakit," teriak Leon ketika bokongnya mengenai tanah, akibat tendangan Anelia diperutnya.

"Dasar mesum," teriak Anelia disertai tawa renyah miliknya.

"Kau membohongi ku yah," teriak Leon frustasi. 'Untung kau menendang ku di perut, coba saja sampai di pusaka milikku, kau pasti sudah tak bernyawa,' batin Leon.

"Kau sih, membuat ku kesal," bela Anelia dengan tampang polosnya.

"Terserah, ini tidak lucu Ane!" Sahut Leon tiba-tiba kesal dengan tingkah Anelia.

"Aku sangat takut kau kenapa-napa, dan kau hanya bercanda?" Lanjut Leon menyindir Ane, tanpa disadari Anelia yang sedari tadi diam, tiba-tiba terisak. Mendengar hal itu membuat Leon tersentuh.

"Maafkan aku," ucap Anelia dengan rasa bersalah.

"Berhenti Ane, kau juga membuatku sakit karena mendengar isak tangis darimu, kau kelemahan ku," ucap Leon tanpa sadar dan hal itu membuat Ane, menatap sendu kearah Leon yang sedang tertunduk lesu didepannya.

"Syutt, ayo pulang," bisik Ane ditelinga Leon dengan nada lembut yang membuat Leon tersadar.

Leon yang mendengar biasikan itu akhirnya tersenyum tulus kearah Ane.

"Baiklah, aku akan mengantarkan mu pulang, Ane!" Sahut Leon dengan senyum tulusnya.

Dengan lembut Leon menarik tangan Ane kearah parkir motor yang dikendarainya. Tanpa basa-basi akhirnya mereka melaju dengan kecepatan rata-rata.

"Apakah kau tau dimana rumahku?" Tanya Ane dengan pelan.

"Tau." Satu kata yang membuat Ane tercengang, karena Leon mengetahui dimana rumahnya.

"Mendung," ucap Ane, dengan polosnya.

"Kayanya sebentar lagi hujan," sahut Leon sambil menambah laju motornya dan hal itu membuat Ane memeluk Leon terlalu kencang dari belakang.

Tanpa Ane sadari senyum nakal terpampang jelas dibibir indah Leon.

* * *

Publish 3 hari sekali ya guys

Salam hangat

Tiara

WTF? Sweet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang