Part 3

5 3 0
                                    

"Kau benar, aku sedang putus cinta!" Anelia akhirnya mengaku.

"Ohhh.... jadi kau ingin bunuh diri ceritanya," sindir Leon yang membuat Anelia tersipu malu.

"Kalau begitu ikutlah bersama ku!" Lanjut Leon, menarik lengan Anelia dengan lembut agar Anelia bersedia naik diatas motor sportnya.

Anelia tersenyum hangat, dan dengan sekali sentakan dia sudah berada diatas motor tersebut.

* * *

"Taman," gumam Anelia dengan mata berbinar saat mengetahui dia sedang berada di sebuah taman yang sangat indah.

"Apakah kau menyukai taman ini?" Tanya Leon dengan nada yang berbeda.

"Sangat Maxi, aku baru pertama kali berada disini. Bagaimana kau tahu ada taman seindah ini?" Tanya Anelia dengan rasa keingin tahuanya.

"Dulu aku sering kesini dengan Dad, Mom dan Adik ku," sahut Leon dengan wajah muramnya.

"Stop... aku melihat ada kesedihan di matamu!" Ujar Anelia memahami keadaan Leon.

Leon tersenyum menatap Anelia yang mengerti akan kesedihan yang sedang dia alami.

"Oh iya aku rasa aku pernah melihatmu, tapi aku lupa! Tapi aku rasa aku setiap hari melihatmu?" Ucap Anelia dengan wajah bingung, sambil memikirkan sesuatu.

"Akhh, aku ingat kau teman sekelas ku. Apakah kau mengenaliku?" Anelia bertanya dengan penuh keingin tahuannya.

"Tidak," sahut Leon dengan santainya, yang membuat Anelia merubah ekspresi wajahnya seketika.

"Tentu saja aku mengenalamu Ane," lanjut Leon sambil mengacak rambut Ane.

Ane tersenyum senang, ternyata Leon mengenalinya.

"Benarkah, kalau begitu kita bisa pergi sekolah bareng-bareng dong," usul Anelia dengan senyum yang tidak henti-hentinya dia tampilkan.

"Ummm kalau kau mau, baiklah," sahut Leon dengan senyum yang tak kalah menawan dari sebelumnya, dan hal itu membuat Anelia memerah karena dapat melihat senyum manis yang Leon miliki.

Leon Parker POV

Gadis manis itu terlihat sangat ceria dan itu mengingatkan ku pada adik ku sendiri. Yang sering ku bentak dengan keadaan ketidak sadaran ku. Aku berjanji akan melindungi gadis itu dengan tenaga ku.

Aku tidak ingin menjadi Dad, aku hanya ingin menjadi kebalikan dari sifat Dad yang semena-mena. Aku tidak akan pernah membencinya tapi aku akan selalu mengingat perlakuanya kepada kami bertiga.

Aku terus memandanginya yang tertawa bebas dengan anak kecil yang sedang bermain dengannya.

"Aku lelah," teriaknya yang membuat ku tersenyum.

Akhirnya aku mendekatinya dengan senyum meremehkan.

"Ini sudah hampir malam, dan kau masih bermain. Kau itu sudah SHS, dan hampir Kuliah Ane," ucap ku, yang membuat dia kesel terhadap ku.

"Biarin," ucapnya cemberut.

Hal itu membuat ku semakin gemes dan dengan nakalnya aku mencubit pipi putih dan mulus itu.

"Kau mencubit ku?" Tanyanya tidak percaya dengan apa yang telah aku lakukan kepadanya.

"Apakah kau ingin ku cium juga," goda Leon, yang membuat pipi Anelia kembali merah semerah kepiting rebus.

"Dasar mesum," sahut Anelia, dengan wajah cemberut.

Leon terkekeh, karena mendengar ucapan mesum yang keluar dari bibir Anelia.

"Kalau aku mesum, kau akan aku bawa ke kamarku dan melakukan hal itu," ucap Leon membela diri.
"Tapi aku malah membawa mu ketaman kan!" lanjut Leon yang membuat pipi Anelia tak henti-hentinya memerah.

"Terserah, cepat antar aku kerumah!" Ujar Anelia dengan malu-malu.

"Kau siapa huh, berani menyuruhku. Ingat aku bukan supir mu, Nona!" Sahut Leon dengan nakal.

* * *

Hohoho ceritanya mengantung, seperti hidupku...


Publish 3 hari sekali ya guys

Salam hangat

Tiara

WTF? Sweet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang